eQuator.co.id – Sanggau-RK. Para pemilik perkebunan, siaga dan waspadalah. Setelah petani dan pekebun di beberapa daerah di Kalbar, giliran korporasi bakal diburu Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Sanggau, H. Syafriansah.
Empat perusahaan dimintanya mengklarifikasi atas dugaan terlibat dalam pembakaran lahan. Apalagi Gubernur Sutarmidji sudah mengancam korporasi, giliran Syafriansah garang terhadap perusahaan perkebunan di wilayahnya.
“Siapapun pelakunya harus ditindak,” kata Syafriansah, yang sangat mendukung upaya penegakan hukum yang terbukti secara sengaja membakar lahan lahan, khususnya korporasi.
Untuk kasus temuan titik panas (hotspot) di Kabupaten Sanggau, menurutnya, sudah diinvestigasi oleh tim lintas sektoral yang ada. “Ternyata kebakaran disebabkan oknum yang masih didalami petugas di lapangan,” beber dia.
Syafriansah membenarkan titik munculnya hotspot berada di wilayah konsesi perusahaan. Saat ini sedang diupayakan data yang lengkap untuk mengetahui secara lengkap kronologi kejadiannya. “Data di lapangan sedang dikumpulkan petugas,” ujarnya.
Seperti diberitakan, Dinas Perkebunan Kalbar merilis hotspot di lahan konsesi milik 10 perusahan perkebunan sawit di empat kabupaten. Titik panas itu diperoleh dari citra satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) yang di-overlay dengan peta Izin Usaha Perkebunan (IUP).
Dari sepuluh perusahaan, empat di antaranya di Kabupaten Sanggau yang banyak menyerap tenaga kerja yakni PT Mitra Austral Sejahtera, PT Sumatera Jaya Agro Lestari, PT Global Kalimantan Makmur dan PT Bumi Tata Lestari.
Tanpa Aturan Khusus
Di Kota Singkawang, Kapolres AKBP Raymond M Masengi bukan saja melarang dan mengawasi lahan pertanian. Di udara panas dan kering ini, Raymond mengingatkan warga agar awasi ritus sembahyang kubur (cengbeng).
“Saya menugaskan personil polisi mengawasi ritual sembahyang kubur. Agar jangan meninggalkan lokasi sembahyang sebelum api benar-benar dipadamkan,” kata Kapolres.
Raymond wanti-wanti kepada warga bahwa membakar sesuai Maklumat Kapolda ada konsekuensi hukum bila sengaja membakar lahan termasuk untuk pertanian dan perkebunan.
“Kami berupaya bersama Manggala Agni, BPBD, dan Pemkot Singkawang melakukan upaya preemtif dan preventif bahwa perilaku membakar lahan tidak boleh,” ujarnya, Jumat (9/8).
Menurutnya, aturan khusus terkait pembakaran lahan paling luas dua hektar pada kondisi kemarau seperti ini tentu tidak bisa dilaksanakan. Karena curah hujan diprakirakan BMKG tidak memungkinkan untuk melaksanakan aturan khusus itu.
“Kami melakukan imbauan agar tidak melakukan pembakaran lahan. Kami tegas pada penegakan hukum, untuk melakukan pemanggilan oknum setiap lahan yang terbakar. Dan kami akan lakukan tindakan tegas,” kata Raymond.
Karena itu, perwira menengah itu mengingatkan para pemilik lahan untuk menjaga lahannya jangan sampai terjadi kebakaran. “Untuk hotspot di Singkawang cukup rendah dan memang tidak ada perusahaan besar. Jangan sampai terjadi kebakaran lahan dan semoga Singkawang menjadi contoh di Kalbar,” tekatnya.
Raymond yakin enam titik Karhutla di Singkawang masih dapat ditanggulangi yang luasannya sekitar dua hektar di wilayah Singkawang Utara dan Singkawang Selatan. ”Kita sudah perintahkan Reskrim untuk melakukan pemanggilan warga terkait kebakaran hutan dan lahan,” tegasnya.
Melihat kondisi kekeringan yang panjang, akan melakukan rapat koordinasi terkait penanggulangan Karhutla. “Kita dibantu TNI, Babinsa, BPKS dan BPBD dalam waktu dekat ini untuk melakukan Rakor dalam menyamakan persepsi terkait Karhutla,” katanya.
MEMOHON BANTUAN TUHAN
Tak ingin melupakan pertolongan Allah, Kepolisian Resor Bengkayang menggelar salat Istisqa’ untuk memohon turunnya hujan. Sebab, kian tebalnya kabut asap kebakaran lahan di Kabupaten Bengkayang.
Salat dilaksanakan di Masjid An Nur diikuti oleh seluruh personil Polres Bengkayang yang beragama Islam, bersama masyarakat. Dilaksanakan seusai salat Jumat, (09/08). Bertindak sebagai imam, Ketua MUI Kabupaten Bengkayang H. Maulidin dan dilanjutkan doa bersama.
Kapolres Bengkayang AKBP Yos Guntur Yudi Fauris Susanto, melalui Kabag Ops Kompol Suanto, mengatakan kabut asap akibat dari kebakaran lahan semakin parah. Ditambah dengan minimnya curah hujan asap pun tebal.
Selain berupaya waspada dan melakukan penanggulangan Karhutla, kata Suanto, juga dengan melaksanakan salat Istisqa’ dan zikir bersama memohon kepada Allah SWT agar segera menurunkan hujan. “Sehingga kabut asap yang sangat mengganggu kesehatan bisa segera hilang,” ucapnya.
Ia merasa bahwa kemarau yang berkepanjangan disertai kabut asap merupakan ujian yang diberikan Allah Swt sehingga kita selalu mendekatkan diri kepada-Nya untuk
memohon ampunan dari segala dosa-dosa yang pernah kita lakukan. “Pada hari ini juga telah diperintahkan kepada para Kapolsek untuk melakukan salat Istisqa’ di wilayahnya masing-masing, dengan mengajak serta seluruh masyarakat untuk bersama-sama memanjatkan doa semoga diberikan hujan,” ucapnya.
Tidak hanya personil Polres Bengkayang yang beragama Islam, personil beragama lain juga melaksanakan kegiatan permohonan doa sesuai dengan keyakinan masing-masing.
Laporan: Kiram Akbar, Suhendra, Kurnadi
Editor: Mohamad iQbaL