eQuator.co.id – SUNGAI RAYA. Kodam XII Tanjungpura terus memantapkan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang kerap terjadi setiap tahunnya di Kalimantan Barat. Rabu (4/12/2019) digelar apel gelar pasukan di lapangan Makodam XII/Tpr, Jalan Arteri Alianyang, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya.
Apel tersebut diikuti 500 pasukan yang terdiri dari berbagai lembaga. Yakni TNI, Polri, Manggala Agni, Basarnas, Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kalbar, Manggala Agni dan Dinas Kesehatan Kalbar.
“Apel ini dilakukan untuk melatih kemampuan dan kekuatan semua unsur yang terlibat dalam mengantisipasi dan penggulangan Karhutla,” ungkap Pangdam XII/Tpr, Mayjen TNI Muhammad Nur Rahmad kepada awak media.
Pangdam mengatakan, apel gelar pasukan ini merupakan rangkaian kegiatan latihan kesiapsiagaan operasional, penanggulan Karhutla di wilayah Kodam XII/Tpr.
“Latihan kesiapsiagaan operasional, penanggulangan Karhutla ini telah dilakukan Kodam XII Tanjungpura sejak dua hari terakhir. Kegiatan tersebut nantinya akan berakahir pada Jumat (6/12/2019),” jelasnya.
Apel gelar pasukan ini bersifat uji rencana operasi penanggulangan Karhutla. Personil telah dibekali alat-alat sesuai dengan kompetensi masing-masing unsur yang bersangkutan.
“Semua alat juga sudah disiapkan, mulai dari mesin pompa air hingga perlengkapan medis yang akan digunakan untuk mendukung personel ketika bertugas di lapangan,” tuturnya.
Dia berharap dengan diadakannya uji rencana operasi yang diikuti berbagai unsur ini ke depan dapat mematangkan koordinasi antar komponen untuk memberantas Karhutla yang kerap meneror Kalbar. Selain itu tentunya diharap mampu mencapai sasaran menyoal penanggulangan bencana untuk ke depannya. Kemudian mampu mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Ditegaskan Pangdam, pencegahan Karhutla menjadi hal utama yang akan dilakukan. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat di berbagai elemen.
“Tentunya ini dilakukan sebagai langkah untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dengan cara penyuluhan yang bersifat edukatif,” paparnya.
Sosialisasi tersebut juga telah dimulai dan sudah dilakukan terus menerus secara simultan.
“Selain itu untuk masalah sosialisasi kita juga sudah saling koordinasi dengan instansi dan departemen yang ada di wilayah Kalbar ini,” tukasnya.
Di samping itu, uji rencana operasi ini merupakan salah satu wujud untuk mencapai target melakukan pencegahan tersebut.
Misalnya kondisi sedang tidak ada api (Karhutla), maka itu menjadi kesempatan untuk dilakukan pencegahan.
“Baik itu preventif maupun preemtif menjadi hal wajib yang harus dilaksanakan,” demikian Pangdam. (and)