Oleh: Joko Intarto
Bu Imas tak kuasa menahan haru. Air mata tak henti-hentinya mengalir di pipi ketika melihat tayangan video kegembiraan anak-anak yatim di pesantren yang dibangun dari dana wakafnya.
Bu Imas dalam video siaran langsung itu menyampaikan rasa bahagianya, karena pada usianya yang sudah 62 tahun masih bisa mewakafkan sebagian hartanya untuk membangun pesantren yatim. Apalagi dia bertemu nadzir yang amanah sehingga pesantren yang didanai dari wakafnya berhasil dibangun.
Semangat berwakaf belakangan ini terus tumbuh di kalangan umat Islam, khususnya di kalangan orang-orang kaya yang sudah memasuki usia lanjut. Dana wakaf itu kemudian digunakan untuk membangun berbagai sarana keagamaan. Selain pesantren yatim, juga pesantren para senior.
Senior Living Pesantren Husnul Khotimah Cisarua adalah salah satunya. Launching acara peresmian pesantren ini memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pesantren virtual pertama di dunia.
Launching dilakukan secara live menggunakan aplikasi video conference melibatkan para peserta dari lima benua. Beberapa tokoh yang hadir sebagai pemnicara secara virtual antara lain: Prof Dr KH Din Syamsuddin (Jakarta), Prof Dr KH Didin Hafidhuddin (Bogor) dan Prof Dr KH Shamsi Ali (New York). Ada pun Ustadz Bobby Herwibowo menjadi moderator acara.
Launching pesantren khusus lanjut usia yang dimotori Yayasan Gelora Wakaf dari berbagai belahan dunia itu dikelola dan disiarkan secara jarak jauh dari studio Jagaters di Tebet, Jakarta Selatan. (jto)
Penulis adalah Founder Jagaters.id dan praktisi senior webinar Indonesia