Mimpi Ramadan Djunaidi, S.Kom, MM, pria kelahiran Sambas, 28 Juli 1980 silam ini ingin memudahkan masyarakat supaya bisa berwisata serta memiliki tempat tinggal yang murah. Mimpi itu sudah dibangunnya sejak beberapa tahun terakhir.
Berbekal niatannya itu, sedikit demi sedikit, Ketua DPD Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (APERSI) Kalbar ini sedikit demi sedikit mencoba mewujudkan mimpi orang lain. Di mulai dari kemampuannya untuk membeli rumah dan tanah dengan cara menyicil,
Menurut Ketua DPD Asosiasi Tata Lingkungan Indonesia (Aktali) Kalbar ini, rumah merupakan salah satu kebutuhan yang penting dan relatif mendesak saat ini. Begitu pula dengan bisnis travel yang digelutinya, dirinya ingin membantu memperlancar kepentingan masyarakat dalam hal bertransportasi.
Seperti apa bisnis yang digeluti Ramadan Djunaidi. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Bisa Anda ceritakan seperti apa awal mulanya terjun ke dunia usaha?
-Usaha properti, saya mulai tahun 2009. Dengan membeli rumah kakak ipar di Jalan Ampera. Yang kemudian saya bangun kembali dengan 19 kamar yang saya peruntukan kos-kosan mahasiswa STKIP.
Pada tahun 2010, saya mencoba bangun perumahan di Jalan Karet. Dengan membeli tanah mertua yang mau dibayar dengan cara dicicil dari hasil penjualan rumah. Sekarang beberapa project perumahan sedang berjalan.
Sementara untuk usaha travel baru dimulai tahun 2014. Dengan nama Ridha Tour n Travel yang juga melayani umroh dan haji plus.
+Secara umum, apa motivasi awal Anda terjun ke dunia usaha?
-Motivasi awal saya hanya ingin menjadi lebih baik saja. Kejadian secara spesifik tidak ada. Cuman, saya lihat kebutuhan rumah di Pontianak sebagai kebutuhan papan sangat tinggi. Prinsip saya jika ingin memulai sesuatu wajib mencari guru atau mentor untuk mengarahkan.
+Apakah dua usaha ini merupakan usaha pertama yang Anda lakukan?
-Usaha sebelumnya saya distribusi pompa.
+Secara khusus lagi, kenapa Anda memilih dua bisnis ini?
-Bagi saya kebutuhan akan rumah merupakan kebutuhan primer. Jadi akan selalu dibutuhkan orang. Usaha travel karena akses transportasi dari Kalbar ke daerah lain juga semakin mudah serta Kalbar juga menjadi tujuan para traveler.
+Untuk usaha properti, bisa Anda jelaskan ke mana sasaran dari penjualan properti Anda ini?
-Saya pribadi dan teman-teman di asosiasi lebih mengutamakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Karena kita ingin membantu MBR agar mudah mendapatkan rumah.
+Apa yang menurut Anda bahwa properti yang Anda tawarkan ini berbeda dengan beberapa pengembang lainnya?
-Saya selalu ingin membantu MBR mudah mendapatkan rumah. Walaupun rumah sederhana yang kita bangunkan, tapi ke depannya lingkungan perumahannya akan kita ciptakan menjadi perumahan seperti menengah ke atas.
+Sejauh ini, apa kira-kira yang menjadi hambatan dalam menjalani usaha properti?
-Tentu untuk rumah MBR supaya harganya terjangkau, kita mendapatkan tanah yang jauh dari fasilitas yang sudah disediakan pemerintah. Seperti jalan poros, listrik dan air sehingga kita harus melakukan pembebasan jalan. Penyediaan fasilitas ini menjadi beban konsumen yang masuk ke harga jual. Berbeda dengan rumah menengah dan mewah yang tidak jauh dari fasilitas yang ada.
+Bagaimana Anda melihat proses regulasi yang ada?
-Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk rumah MBR seharusnya jangan disamakan dengan persyaratan teknis dengan rumah mewah dan ruko. Bila perlu kita cukup mendaftarkan saja rumah MBR dan pemerintah langsung mengeluarkan IMB.
Begitu juga pemecahan sertifikat, jika untuk rumah MBR BPN harus segera memproses. Karena untuk penyedian rumah MBR adalah tugas dan kewajiban pemerintah. Kebetulan saja pihak swasta ada yang mau mengerjakannya. Jika dirasakan urusan birokrasi sulit tentu kita akan melirik usaha lain, yang menjadi korban adalah MBR. Sudah banyak juga developer yang melakukan usaha lain.
+Beralih ke usaha travel, bagaimana pandangan Anda dengan prospeknya saat ini?
-Prospek travel masih seputar tiketing, wisata domestik di Kalbar serta daerah lain maupun perjalanan wisata keluar negeri.
+Usaha travel relatif marak saat ini. Bagaimana Anda melihat persaingan yang terjadi dalam usaha ini serta seperti apa strategi Anda?
-Persaingan sudah pasti. Dengan semakin banyak pengusaha travel yang bermunculan. Yang diutamakan adalah costumer excellent. Dibutuhkan regulasi agar para agen travel mempunyai sertifikasi kompetensi pemandu wisata. Sehingga ada standarisasi sehingga tidak sembarangan orang, khususnya luar Kalbar yang salah memberikan informasi wisata dan budaya di Kalbar.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe