eQuator – Mempawah. Meningkatkan kerukunan hidup umat beragama, Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Mempawah menggelar Pertemuan Tokoh Lintas Agama di Sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mempawah.
Bupati Mempawah, Ria Norsan memimpin langsung pertemuan yang dihadiri 30 tokoh lintas agama dan masyarakat Kabupaten Mempawah. “Pertemuan ini diharapkan semakin membangun suasana yang damai, dan saling memahami perbedaan antarumat yang heterogen di masyarakat,” terang Kepala Kantor Kemenag Mempawah, Kasiman, Sabtu (5/12) lalu.
Kasiman mengungkapkan, kenyataan di lapangan menunjukkan perbedaan keimanan dan keyakinan sering dijadikan sebagai pemicu konflik oleh sejumlah oknum tidak bertanggungjawab. Akibatnya, terjadi konflik agama yang menelan korban harta, benda, bahkan jiwa. “Perbedaan itu tidak perlu menjadi bahan pertentangan umat. Melainkan menjadi suatu pembanding dan pendorong, agar masyarakat bisa saling menjaga kerukunan, kedamaian, bersatu padu, serta saling membantu dan mengasihi,” imbaunya.
Dalam konsep pemahaman teoretis, Kasiman menerangkan, agama tidak dipandang sebagai pemicu terjadinya suatu konflik. Melainkan menunjang terciptanya perdamaian dan pemersatu masyarakat atau kaum. Namun pada kenyataannya, masih ada oknum yang menggunakan agama sebagai ‘kendaraan’ untuk memicu terjadinya konflik dan perpecahan. “Mudah-mudahan melalui pertemuan tokoh lintas agama ini akan melahirkan suatu kebijakan, yang nantinya menjadi pedoman dalam mengatur harmonisasi kehidupan umat beragama di Kabupaten Mempawah. Sehingga masyarakat senantiasa hidup dengan rukun, damai, dan bersatu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Mempawah, Ria Norsan menyambut baik pertemuan tokoh lintas agama yang diinisiasi Kemenag Kabupaten Mempawah. Menurutnya, pertemuan tersebut berdampak positif dalam upaya menjaga kerukunan, dan keharmonisan hidup umat beragama di Kabupaten Mempawah. “Dialog-dialog lintas agama seperti ini sangat penting, mengingat kemajuan teknologi saat ini membuat masyarakat dengan mudahnya mengakses beragam informasi. Salah satunya melalui media sosial, seperti Facebook yang memuat beragam kabar dan berita,” ujarnya.
Celakanya, Norsan melanjutkan, terdapat pula sejumlah informasi yang bersifat provokatif dengan mengatasnamakan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Jika informasi tersebut tidak difilter dan diantisipasi dengan baik, dikhawatirkan bakal memicu terjadinya pertikaian dan perpecahan umat. “Melalui pertemuan ini para tokoh agama dan unsur pimpinan daerah bisa saling berdialog, dan berdiskusi membahas isu-isu yang berkembang di masyarakat. Dengan saling bertukar pendapat, masukan, dan informasi, maka kita bisa menata kehidupan dan kerukunan umat beragama di Kabupaten Mempawah,” tuturnya.
Ria Norsan menegaskan, sebagai umat beragama sudah seharusnya setiap ucapan dan perbuatan manusia didasarkan pada aturan agama. Dengan berpegang teguh pada ajaran agama, maka setiap potensi negative menyangkut relasi antarmanusia dapat direduksi. “Kalau kita selalu berpegang pada agama, insya Allah semuanya akan baik-baik saja,” ujarnya.
Dia menegaskan, tidak ada satu agama pun yang mengajarkan keburukan. Semua agama mengajak ke arah yang baik. Tergantung pada manusianya, mau atau tidak menjalankan ajaran agamanya. “Mudah-mudahan kegiatan ini semakin mempererat persaudaraan antarumat beragama di Kabupaten Mempawah khususnya, dan Kalimantan Barat pada umumnya,” pungkasnya. (sky)