eQuator.co.id – Sekadau-RK. Indonesia sudah terbebas dari kategori Negara Buta Aksara. Sudah masuk kategori Negera Melek Huruf dan Angka. Tetapi, minat bacanya, terutama di kalangan peserta didik di Kabupaten Sekadau, sangat rendah. Sehingga harus diperangi bersama.
“Launching Gerakan Literasi Sekolah ini sebagai upaya kita mengatasinya rendahnya minat baca itu,” kata Empani SPd, Ketua Panitia Gerakan Literasi Sekolah ketika launching program literasi tersebut di Aula Lantai II, Kantor Bupati Sekadau, Kamis (2/5).
Di hadapan ratusan guru, jajaran pemerintahan, serta perwakilan Bank Kalbar Sekadau, Empani menegaskan, perlunya program Literasi Sekolah ini, sebab saat ini minat membaca dan belajar para peserta didik sangat rendah.
Padahal, menurut Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Menengah, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dsdikpora) Sekadau ini, di era teknologi sekarang, peserta didik mesti rajin membaca serta kritis dalam menyerap dan memahami informasi.
Di tempat yang sama, Asisten I Bidang Administrasi dan Pemerintahan, Drs Adrianto Gondo Kesumo memaparkan, literasi merupakan gerakan yang menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
“Literasi berarti mampu mengartikan, memahami dan mengunakan informasi secara cerdas. Sehingga Literat dapat diartikan sebagai sikap di mana sesorang memiliki kebiasaan gemar membaca,” jelas Adrianto.
Untuk mewujudkan hal tersebut, tambah dia, harus melibatkan berbagai pihak, terutama warga sekolah, akademisi, dunia usaha dan industri serta pemerintah. “Guru merupakan subyek pertama dalam menumbuhkembangkan kegemaran membaca pada anak,” kata Adrianto yang mewakil Bupati Sekadau tersebut.
Sementara itu, Kepala Disdikpora Sekadau, Drs Djemain Burhan MM menjelaskan, program Literasi Sekolah tersebut merupakan program yang sudah di atur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 21 Tahun 2015. “Tujuan gerakan ini, membiasakan dan memotivasi siswa agar mau membaca dan menulis guna menumbuhkan budi pekerti yang baik,” katanya.
Djemain mengungkapkan, aplikasi dari program ini, mewajibkan guru dan murid membaca buku nonpelajaran minimal 15 menit sebelum memulai pelajaran di Sekolah. Sedangkan hilir dari kegiatan tersebut, menumbuhkan budi pekerti di dalam diri pelajar.
Dia berharap, melalui Gerakan Literasi Sekolah ini, dapat menghasilkan anak-anak yang memiliki kemampuan literasi tinggi dari hasil membaca. “Kegiatan literasi ini tidak hanya membaca. Tetapi juga dilengkapi dengan kegiatan menulis yang harus dilandasi dengan keterampilan atau kiat untuk mengubah, meringkas, memodifikasi, menceritakan kembali, dan seterusnya,” tutup Djemain.
Laporan: Abdu Syukri
Editor: Mordiadi