-ads-
Home Nasional Pengangguran Turun di Daerah Wisata

Pengangguran Turun di Daerah Wisata

ilustrasi - net

eQuator.co.id – Industri pariwisata memberikan efek domino terhadap penyerapan tenaga kerja. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), wilayah yang berhasil mengembangkan potensi wisata memiliki kecenderungan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang rendah dibanding daerah lain.

Bangka Belitung (Babel), misalnya. Tingkat pengangguran per Agustus 2016 tercatat hanya 2,6 persen. Angka tersebut mengalami penurunan signifikan dari periode Februari di tahun yang sama, yakni 6,17 persen. ”Wajar kalau ke depan pariwisata menjadi andalan pemerintah untuk menjadi alternatif menekan angka pengangguran,” ujar kepala BPS Kecuk Suharyanto, kemarin (12/11).

Selain Babel, tingkat pengangguran terbuka di Bali juga relatif rendah dibanding provinsi-provinsi lain. Data BPS menyebutkan, Bali menjadi wilayah dengan tingkat pengangguran terendah per Agustus tahun ini, yakni 1,89 persen. Sama dengan Babel, rendahnya pengangguran di Bali juga merupakan imbas positif pesatnya kemajuan industri pariwisata wilayah setempat.

-ads-

Kecuk mengatakan, industr pariwisata memberikan efek kuat terhadap sektor-sektor lain. Sejumlah lapangan pekerjaan pun menjadi terbuka seiring kemajuan sektor pariwisata suatu daerah. Pekerjaan di sektor perdagangan, misalnya, ikut terdongkrak ketika banyak wisatawan yang datang ke daerah wisata. Begitu pula sektor pekerjaan di bidang jasa kemasyarakatan dan industri konstruksi.

Di tempat terpisah, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing SDM tenaga kerja di sektor pariwisata. Peningkatan itu terkait dengan pelayanan untuk wisatawan. Dengan begitu, turis lokal dan mancanegara tertarik melancong. ”Peningkatan harus terintegrasi dengan infrastruktur, branding, serta aparat terkait,” ungkapnya.

Peningkatan SDM akan diberikan di balai latihan kerja (BLK) setiap daerah yang tengah getol mengembangkan potensi pariwisatanya. Di balai tersebut akan diajarkan beberapa keahlian. Antara lain mengenai industri pariwisata dan industri kreatif. “Tahun ini jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia meningkat hingga 9 persen lebih,” ucapnya.

Menurutnya, sektor pariwisata memang erat kaitannya dengan pengembangan industri kreatif. Kondisi tersebut membuka peluang perluasan lapangan kerja serta perekonomian bagi masyarakat. Dalam konteks persaingan masyarakat ekonomi Asean (MEA), industri pariwisata menjadi sektor paling siap bagi Indonesia. (tyo)

Exit mobile version