-ads-
Home Rakyat Kalbar Pontianak Pengangguran di Pontianak Masih Tinggi

Pengangguran di Pontianak Masih Tinggi

275 Ribu Pencari Kerja, 25 Ribu Belum Bekerja

ilustrasi - net

eQuator.co.idPONTIANAK-RK. Angka pengangguran di Kota Pontianak masih terbilang tinggi. Berdasarkan data BPS Kota Pontianak, angka pengangguran di Bumi Khatulistiwa 9,33 persen.

“275 ribu orang pencari kerja. Kemudian masih menyisakan 25 ribu orang yang belum bekerja,” ujar Kepala Dinas Penanaman Modal, Tenaga Kerja dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Pontianak, Junaidi, Selasa (28/8).
Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, Job Fair yang dilakasanakan banyak diikuti perusahaan. Sehingga membuka peluang masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan.

Sayangnya peluang itu belum dimanfaatkan warga secara optimal. Warga masih pilih-pilih jenis pekerjaan yang cocok di bidangnya. “Di samping juga ini sebagai dampak dari bonus demografi,” tukasnya.

-ads-

Maka tahun ini pihaknya kembali menyelenggarakan Job Fair. Lowongan pekerjaan di sektor jasa masih mendominasi kegiatan yang rencananya diselenggarakan pada 29-31 Agustus 2018 di Pontianak Conference Center (PCC) itu. Job Fair ini dilaksanakan lantaran DPMPTSP Kota Pontianak ingin

menjembatani pencari kerja mendapatkan pekerjaan.

Junaidi mengaku masih belum mengetahui data rinci lowongan kerja tersebut. Dia hanya bisa memprediksi mencapai 3 ribu lowongan pekerjaan. “Mengenai strata pendidikan lowongan bervariasi. Mulai dari tingkat SMA, D3 sampai S1,” jelasnya.
Tidak hanya itu, pihaknya akan langsung menyediakan pelayanan kepengurusan surat menyurat di lokasi Job Fair. Bahkan tanpa dipungut biaya. “Dengan begitu pencari kerja bisa langsung melamar di perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya,” tutup Junaidi.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi D DPRD Pontianak, Anwar Ali mengatakan, persaingan memperoleh pekerjaan semakin makin ketat. Pencari kerja diharapkan tidak hanya mengandalkan ijazahnya. Tapi mesti dibarengi keahlian sesuai bidang kerja yang akan dituju.

“Kalau soal pilih-pilih pekerjaan bisa terjadi mungkin dikarenakan si pencari kerja tak mengerti bidang yang akan dilakoni ketika diterima kerja di perusahaan tersebut,” katanya.
Belum lagi jumlah sarjana yang diwisuda setiap tahunnya semakin banyak. Sementara lapangan pekerjaan sesuai jurusan masing-masing sarjana minim. “Akhirnya mau tidak mau harus bekerja yang bukan bidangnya,” sebutnya.

Dia memberi saran agar pencari kerja mencoba membangun usaha sendiri. Apalagi kata dia, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Pontianak terus tumbuh. Pemkot dapat mengarahkan ini kepada para pencari kerja. Tidak hanya meminimalisir pengangguran, malah membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

“Jika usahanya makin maju, maka bisa merekrut lebih banyak karyawan. Sehingga dampak positifnya selain mengurangi pengangguran, secara tak langsung mereka membuka lowongan kerja bagi pencari kerja lainnya,” lugasnya.

 

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi

Exit mobile version