eQuator.co.id – Melawi-RK. Pemerintah Melawi melalui Dinas Kesehatan melaksanakan kegiatan Pencanangan Kampanye Imunisasi Measles dan Rubella (MR) Kabupaten Melawi 2018 di SD Negeri 6 Nanga Pinoh, Rabu (8/8).
Kegiatan tersebut dibuka Bupati Melawi, Panji serta dihadiri Wakil Bupati Melawi, Dadi Sunarya, Forkopimda, kepala SKPD, Ketua TP PKK Melawi, Ketua GOW Melawi, Camat Nanga Pinoh, para kepala sekolah dalam kota Nanga Pinoh serta ratusan siswa-siswi.
Kepala Dinas Kesehatan Melawi, dr Ahmat Jawahir mengatakan, kampanye imunisasi MR yang dilaksanakan dalam rangka melaksanakan program nasional. Penyakit measles (campak) dan rubella adalah penyakit infeksi menular melalui saluran napas yang disebabkan oleh virus campak dan rubella.
“Penyakit campak dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Seperti diare, radang paru-paru, radang otak, gizi buruk serta lainnya, bahkan kematian. Penyakit rubella merupakan penyakit ringan pada anak. Akan tetapi bila menulari ibu hamil pada tri semeter pertama atau awal kehamilan dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan,” terangnya.
Menurutnya, kampanye imunisasi MR supaya mencegah penularan penyakit campak dan rubella di masyarakat. Dengan cara memberikan vaksin MR secara massal pada anak usia 9 bulan sampai dengan usia kurang lebih 15 tahun.
“Vaksin MR adalah kombinasi vaksin campak atau measles dan rubella yang disingkat MR. Untuk melindungi terhadap penyakit campak dan rubella,” terangnya.
Ahmad menjelaskan, kampanye imunisasi MR dilakukan dalam dua tahap. Yaitu tahap pertama pada Agustus 2018 dilaksanakan di sekolah. Seperti Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), SD atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), MTs. Kemudian, tahap kedua pada September 2018 yang dilakukan serta difasilitaskan dinas kesehatan dan posyandu.
Sementara itu, Bupati Melawi, Panji mengatakan, setiap insan
negara bertugas untuk menjaga kesehatan seluruh anak Indonesia. “Anak-anak adalah titipan Tuhan dan kita semua berkewajiban untuk mendidik, menjaga dan mengayomi. Terutama menjaga mereka dari berbagai penyakit yang berbahaya dan mematikan. Penyakit seperti measles atau campak dan rubella yang sudah terbukti diketahui di seluruh dunia. Sangat berbahaya jika dibiarkan menjangkiti anak-anak kita,” ujar Panji.
Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi penyakit campak dan pengendalian penyakit rubella/kecacatan yang disebabkan oleh infeksi rubella saat kehamilan (congenital rubella syndrome) pada 2020.
“Salah satu upaya yang perlu dilakukan untuk mempercepat pencapaian tujuan tersebut dengan melaksanakan kampanye imunisasi massal dan introduksi imunisasi MR. Imunisasi massal MR kedua ini bertujuan untuk memutus transmisi penularan virus campak dan rubella yang ada di masyarakat di Melawi,” ungkapnya
Panji mengatakan, sebagaimana telah dilaporkan kepala dinas kesehatan, imunisasi MR pada Agustus 2018 akan dilaksanakan di sekolah-sekolah. Seperti sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak, SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat. Kemudian pada September 2018 akan dilaksanakan di posyandu-posyandu, polindes, poskesdes, puskesmas pembantu, puskesmas dan pos imunisasi lainnya. Dengan sasaran bayi usia 9 bulan sampai dengan anak usia kurang dari 15 tahun. Dengan jumlah sasaran keseluruhan di Kabupaten Melawi sebanyak 58.691 anak.
“Imunisasi MR diberikan tanpa mempertimbangkan status imunisasi sebelumnya. Imunisasi MR ini bersifat wajib dan tidak memerlukan izin tertulis dari orangtua. Imunisasi MR tidak akan bisa berjalan dengan baik apabila tidak didukung oleh seluruh lintas sektor. Saya mengharapkan ketua Tim Penggerak PKK Melawi, Ketua GOW, Ketua Dharma Wanita Persatuan serta para ketua organisasi profesi dapat mendukung pelaksanaan kampanye imunisasi measles rubella di Kabupaten Melawi, sehingga cakupan imunisasi MR pada akhir September 2018 dapat tercapai minimal 95 persen,” harapnya.
Dalam kesempatan ini, Panji mendorong seluruh sekolah yang ada dibawah jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Kantor Kementerian Agama untuk dapat pro aktif mengikuti imunisasi MR.
Bupati menegaskan, jangan meremehkan measless rubella. Karena keduanya ini bisa berbahaya bagi anak-anak. Dan untuk jangka panjang akibat tanpa imunisasi MR untuk bayi ini bisa lahir dengan cacat bawaan.
“Kita harus hati-hati sekali. Saya tegaskan bahwa usia 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun untuk mendapatkan imunisasi MR. Semua jajaran pemerintah terkait saya minta semuanya turun ke masyarakat dan jelaskan ke seluruh orangtua, di sekolah-sekolah, di pesantren-pesantren, di madrasah-madrasah. Bahwa imunisasi ini baik dan sangat diperlukan untuk kesehatan anak-anak kita. Jangan ada seorang anak pun yang tertinggal. Kita juga jangan melupakan anak-anak usia di atas 9 bulan sampai kurang dari 15 tahun yang saat ini masih berada di institusi-institusi sosial. Anak-anak Indonesia adalah penentu arah masa depan Indonesia. Bila kita tidak menjaga kesehatan mereka, maka nasib masa depan bangsa kita bisa terancam,” ulas Bupati Panji.
Reporter: Dedi Irawan
Redaktur: Andry Soe