Pemerintah Cek Keberadaan Vaksin Palsu di Ketapang

Dibeli dari Bio Farma atau Bukan!

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – KetapangRK. Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang bakal melakukan pengecekan ke lapangan terkait ada tidaknya peredaran vaksin palsu di seantero Kabupaten Ketapang.

Pengecekan dilakukan sesuai surat tugas dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar pasca terungkapnya pembuatan vaksin palsu oleh Bareskrim Polri di Kota Bekasi, beberapa hari lalu.
“Kita sudah dapat surat tugas dari provinsi meminta kita melakukan pengecekan. Makanya hari ini (Senin, red) kami melakukan rapat dengan pihak terkait. Seperti bagian Yankes yang memang bertugas mengurus obat-obatan, vaksin serta distribusinya,” ucap Kepala Bidang (Kabid) Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang, Rustami, Senin (27/6).
Menurutnya, usai melakukan rapat terhadap pihak terkait, pihaknya akan segera mengecek ke lapangan dan melihat vaksin-vaksin yang ada apakah asli atau palsu.

Rustami menambahkan, vaksin-vaksin yang ada di Kabupaten Ketapang tidak hanya vaksin yang beredar di Puskesmas yang didistribusikan pemerintah, melainkan ada pula vaksin yang beredar di rumah sakit swasta.
“Untuk memastikannya kita akan cek dulu ke lapangan. Kita lihat asal vaksinnya dari mana. Apakah dibeli dari Bio Farma atau bukan. Kalau ada vaksin yang dibeli bukan dari Bio Farma maka akan kita telusuri dan stop dulu penjualannya untuk memastikan apakah vaksin tersebut benar atau palsu,” lugasnya.
Rustami menyebut, untuk vaksin-vaksin yang diperoleh serta didistribusikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang dijamin bahwa semua vaksin tersebut asli. Karena dibeli melalui e-katalog resmi dan melalui Bio Farma.
“Yang jelas kalau vaksin palsu tidak diproduksi dari Bio Farma. Makanya untuk mengecek keasliannya kita akan cek ke lapangan serta mengecek asal-usul vaksin yang ada. Kalau untuk vaksin dari kita semua asli, karena dari Bio Farma. Yang kita khawatirkan di luar dinas, seperti rumah sakit swasta atau dokter praktek swasta yang beli vaksin sendiri,” ingatnya.
Dia pun mengaku, sampai saat ini belum ada laporan mengenai vaksin palsu di Kabupaten Ketapang. Namun jika nanti dalam pengecekan ke lapangan ditemukan adanya vaksin yang disinyalir palsu maka akan diamankan sebelum dikirim ke Provinsi untuk memastikannya.

Vaksin palsu efeknya tentu berbahaya karena takaran yang tidak sesuai dan tentu bisa menimbulkan efek negatif bagi tubuh termasuk yang paling parah hingga kematian kepada anak-anak atau bayi.

“Yang berbahaya ketika kita melakukan vaksin misalnya hepatitis dan ternyata vaksin yang diberikan palsu. Otomatis kita masih beresiko terkena hepatitis karena vaksin yang kita terima palsu,” ulasnya.

Reporter: Jaidi Chandra

Redaktur: Andry Soe