eQuator – Ngabang-RK. Bupati Kabupaten Landak Adrianus Asia Sidot mengaku prihatin atas meninggalnya salah satu bidan desa, Almarhumah Anik Setya Indah yang bertugas di desa Darit Kecamatan Menyuke. Satu sisi, orang nomor satu di Landak itu mengaku bangga dengan almarhumah.
“Saya sangat-sangat prihatin atas meninggalnya salah satu bidan di desa Darit. Tapi sekaligus juga bangga dengan yang bersangkutan. Saya menghargai betul Almarhumah karena dedikasinya dalam melaksanakan tugas sangat tinggi,” ujar bupati, Rabu (25/11) usai membuka Bimtek di aula Dinas Kesehatan Landak.
Bupati menganggap almarhumah Anik telah melaksanakan tugasnya sebagai bidan desa tanpa memperhatikan kondisi pribadinya. “Ini sangat saya hargai. Sesama manusia, saya berdoa semoga arwah bersangkutan mendapat tempat yang layak disisi Tuhan,” ucapnya.
Sebagai bupati, ia sudah memerintahkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Landak dan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Landak untuk memberikan penghargaan kepada Almarhumah.
“Sebab yang bersangkutan meninggal saat melaksanakan tugas. Yang bersangkutan patut menjadi contoh teladan dan panutan bagi yang lain, yang melaksanakan tugas meskipun dalam kondisi yang sulit dan kondisi pribadi fisiknya tidak memungkinkan, tapi tetap melaksanakan tugasnya,” pinta bupati.
Di singgung soal keberadaan Palang Merah Indonesia (PMI) Landak, ia mengaku PMI Landak memang sudah mempunyai bank darah berikut peralatannya.
“Hanya saja personilnya yang belum. Tapi sekarang ini ada satu orang tenaga perawat di RSUD Landak yang kita didik di Solo D1 transfusi darah selama setahun. Yang bersangkutan nantinya akan menangani transfusi darah di RSUD Landak,” jelasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Almh Anik Setya Indah mengalami pendarahan hebat, Sabtu (20/11) malam. Dari diagnosa petugas medis di RSUD Landak, meninggalnya Anik disebabkan oleh plasenta atau tembuni bayi yang dikandungnya lepas (solutio placenta). Sang bayi merupakan buah hati kedua bersama sang suami, Mulyoto yang merupakan anggota Polsek Menyuke Polres Landak. Sang suami sendiri sudah mencari darah kemana-mana karena pada saat itu stok darah di Ngabang kosong.
Reporter: Antonius
Editor: Kiram Akbar