Pejabat Kampus Membusuk di Pohon

Terduduk, Leher Terjerat Tali

Jasad Gimin yang tewas dengan posisi duduk dan bersandar di pohon, lehernya terikat tali rapia.

eQuator.co.id – SAMARINDA. Dua pemburu dengan nafas terengal-sengal baru keluar dari hutan di Jalan Batu Cermin, RT 07, Kelurahan Sempaja Utara, Samarinda Utara, Kamis (31/3) lalu pukul 17.00 Wita.

Dengan wajah pucat, kedua pemburu yang ternyata seorang mahasiswa itu memberi tahu warga di luar hutan, ada sesosok mayat dengan kondisi mengenaskan tersandar di pohon.

Kabar temuan mayat itu menyebar dengan cepat. Tak lama berselang relawan datang beserta anggota Polsekta Samarinda Utara dengan maksud hendak mengevakuasi jasad pria itu. Belakangan mayat itu teridentifikasi bernama M Gimin. Mayatnya ditemukan pukul 20.00 Wita Kamis malam lalu.

Mayat ditemukan 7 kilometer dari pinggir jalan utama. Kondisi hutan gelap serta berbukit. Jasad Gimin baru bisa dievakuasi pulul 00.30 Wita.

Saat ditemukan, kondisi jasad pria berusia 40 tahun itu tampak sudah membusuk. Wajahnya bahkan sulit dikenali. Tubuhnya tersandar di pohon dengan posisi duduk. Sedangkan di bagian leher terikat tali rafia merah yang terlilit. Tali itu juta terikat pada dahan pohon.

Gimin tinggal di Jalan HAMM Rifadin, Samarinda Seberang. Diduga dia tewas lantaran gantung diri. Namun untuk lebih memastikannya, polisi langsung mengevakuasi jasad Gimin ke kamar mayat RSUD AW Sjahranie.

Status Gimin pun terungkap. Ia ternyata seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) aktif di lingkungan Politenik Kesehatan (Poltekkes) Kaltim. Kampus Poltekes berada di Jalan Anggur, Samarinda Ulu. Bahkan Gimin menduduki jabatan strategis. Yakni Kepala Bagian (Kabag) Keuangan Poltekkes Kaltim.

Terungkapnya identitas Gimin itu setelah Pembantu Direktur (Pudir) Bagian Kemahasiswaan Poltekkes, Edi Sukamto, menyatakan motor Honda Blade plat merah dengan nomor KT 5489 M yang ditemukan 100 meter dari lokasi penemuan jasad. Dia membenarkan bahwa motor tersebut adalah kendaraan inventaris Poltekkes yang sehari-hari dibawa Gimin.

Gimin rupanya sudah 10 hari tak terlihat batang hidungnya di kampus. Selama tak diketahui keberadaannya. Pihak kampus mencoba mencari tahu dimana Gimin berada.

Sementara polisi belum bisa memastikan apa yang memicu Gimin melakukan aksi bunuh diri.

“Itupun jika benar bunuh diri. Kami masih merasa ragu, karena itu untuk memastikannya perlu dilakukan autopsi pada jasad korban (Gimin, Red),” kata Kapolsekta Samarinda Utara Kompol Erick Budi Santoso, kepada sejumlah awak media. (oke/nha)