eQuator.co.id-PONTIANAK-RK. Sambut Imlek 2570, warga Tionghoa memenuhi vihara di Kota Pontianak untuk bersembahyang, Senin (5/2). Walau hujan sempat mengguyur Bumi Khatulistiwa dari sore hingga malam.
Salah satu pusat tempat sembahyang yaitu Vihara Kwan Tie Bio di Jalan Diponegoro. Sejak dibuka siang, warga Tionghoa silih berganti memenuhi Pekong tersebut untuk berdoa.
“Kita buka dari jam 12.00, sampai besok (kemarin, Red). Tengah malam pun umat yang datang, kita persilahkan,” kata salah seorang pengurus Vihara Kwan Tie Bio, Hermawan, Senin (4/1).
Vihara ini merupakan yang tertua di Kalbar. Dibangun sejak sekitar 200 tahun lalu. Menyambut Imlek, pengurus Vihara sudah melakukan persiapan sejak seminggu sebelumnya. Terutama bersih-bersih dan melengkapi peralatan sembahyang. “Alat-alat sembahyang itu ada lilin, kertas sembahyang, dupa (hio) aneka bentuk dan ukuran,” jelasnya.
Berapa jumlah umat yang datang, pihaknya tak pernah mendata. Namun dipastikannya, semua yang datang memanjatkan syukur atas apa didapati dari tahun sebelumnya. “Lalu kita memberikan persembahan berharap lebih baik lagi,” ujarnya. Vihara Kwan Tie Bio, kata dia, terbuka untuk umum. Menurutnya, ada umat yang pernah sembahyang di Vihara itu dan merasa diberkati akhirnya kembali lagi untuk memanjatkan doa.
Vihara Kwan Tie Bio didominasi warna merah. Lilin raksasa dan berbagai ukuran tersusun rapi menyambut umat sembahyang di Vihara tersebut. Lilin-lilin itu merupakan persembahan dari umat. “Di lilin itu ada nama mereka, jumlahnya kurang lebih lebih 50,” tukas Hermawan.
Salah seorang umat Tionghoa yang sembahyang di Vihara Kwan Tie Bio, yaitu Amin. Warga Pal 3 ini datang bersama kakak dan ponakannya. “Kita minta rezeki, umur panjang dan aman,” singkat pria 54 tahun ini.
Dalam rangka pengamanan Imlek 2570 dan Capgome 2019, Polda Kalbar menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Liong Kapuas di Alun Kapuas, Jalan Rahadi Usman, Pontianak, Senin (4/2) pagi. Polda Kalbar melibatkan kurang lebih 36 instansi terkait untuk membantu kelancaran kegiatan Imlek dan Capgome. Operasi Liong ini akan berlangsung selama 17 hari melibatkan 1.700 personel gabungan Polri, TNI dan lainnya.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono yang turut hadir saat apel mengungkapkan, penyelenggaraan Capgome berpusat di Kota Singkawang. Namun tamu-tamu atau wisatawan yang ingin menyaksikan event tersebut pastinya melintas Kota Pontianak. Sebab Bandara Internasional Supadio berada di Kabupaten Kubu Raya yang berbatasan dengan Kota Pontianak. “Tak hanya Singkawang, Kota Pontianak juga menggelar Capgome,” ujarnya.
Menurut Edi, Operasi Liong Kapuas salah satu upaya pemerintah memberi rasa aman dan nyaman bagi siapapun. Baik umat yang merayakan Imlek dan Capgome maupun masyarakat yang ingin menyaksikan kegiatan tersebut. Bagi warga yang merayakan Imlek, diharapkan pada malam penyambutannya supaya tidak bermain kembang api secara berlebihan. “Kita harapkan tetap menjaga lingkungan, jangan sampai menimbulkan korban kebakaran,” pesannya.
Khusus penyelenggaraan Capgome nanti, yang biasanya ada iring-iringan naga buka mata maupun barongsai, diminta supaya tetap memperhatikan norma-norma dan etika. Saat adzan berkumandang di masjid-masjid yang dilalui arak-arakan agar tidak membunyikan gendang dan alat musik hingga. Bagi warga Kota Pontianak yang hendak beraktivitas, diimbau tidak melewati jalan-jalan pusat pelaksanaan Capgome. Seperti Jalan Diponegoro, Gajahmada, Pahlawan dan Tanjungpura.
“Jadi, kalau memang ingin melakukan aktivitas, bisa menghindari jalan-jalan tersebut pada jam-jam tertentu,” imbuhnya.
Edi berharap pelaksanaan Capgome berdampak pada perekonomian masyarakat. Peningkatan jumlah kunjungan tamu-tamu ke Kota Pontianak, maka hunian di hotel-hotel Kota Pontianak turut meningkat. “Dengan demikian akan berdampak pada lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha,” pungkas Edi.
Sementara Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono mengatakan, Operasi Liong Kapuas dimaksudkan untuk membantu umat yang melaksanakan ibadah Imlek dan Capgome agar berjalan lancer serta aman. Tanpa adanya gangguan sekecil apapun. Pihaknya akan lebih mengedepankan sisi kemanusiaan, yaitu upaya-upaya preventif dan preemtif. Kepada yang terlibat operasi kemanusiaan ini agar melaksanakannya secara profesional dengan mengacu kepada undang-undang dan ketentuan yang berlaku.
“Dengarkan keluhan-keluhan masyarakat untuk dijadikan masukan dalam operasi kewilayahan Liong Kapuas ini,” imbuhnya.
Bila menemukan tindakan kejahatan dia meminta dilakukan langkah-langkah penegakan hukum. Kapolda juga mengingatkan kepada seluruh personel tetap menjaga norma-norma, etika dan perilaku. Harus mencerminkan sosok petugas yang humanis, profesional dan proporsional.
Sementara itu, saat perayaan Imlek, Wali Kota Singkawang Tjhai Chui Mie beserta suami, anak-anak dan keluarga sembahyang di Kelenteng Kon Shin Thi Kiung, Jalan Pertanian, Singkawang, Selasa (5/2) dini hari. Tjhai Chui Mie yang mengenakan gaun merah maron dan suami pakaian merah khas Tionghoa bersama anak-anaknya khidmat bersembahyang. Orang nomor satu di Pemkot Singkawang ini membakar hio untuk digunakan bersembahyang.
Tjhai Chui Mie menyempatkan diri bersalaman dengan umat Tionghoa lainnya warga yang sembahyang di tempat itu.Tidak berapa lama Tjhai Chui Mie bersama keluarga menuju kawasan Pecinan Jamthang untuk menyapa masyarakat. Tak sedikit warga yang meminta berfoto dengan dirinya.
“Harapan kita agar ebih aman, nyaman dan lebih baik lagi untuk Kota Singkawang kedepan,” ujar Tjhai Chui Mie.
Imlek tahun ini, Tjhai Chui Mie menggelar Open House di kediaman jabatan Wali Kota Singkawang, Jalan Kridasana. Open House ini lah yang menurutnya paling membahagiakan dan menyenangkan bagi dirinya dan keluarga. Karena semua bisa hadir di pendopo Wali Kota. Tak hanya Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkumpinda), semua lapisan masyarakat turut hadiri.
“Baik dari Singkawang maupun Pontianak. Di momen indah ini, saya mengucapkan terima kasih atas kehadirannya,” katanya.
Dia menjelaskan, masyarakat yang menghadiri Open House bukan hanya dari kalangan Tionghoa. Namun juga dari berbagai etnis dan agama. “Di sinilah salah satu bentuk kalau Singkawang ini memang Kota Tertoleran di Indonesia,” katanya. Menurutnya, bersama-sama merayakan Imlek di rumah dinas Wali Kota Singkawang merupakan action, bahwa masyarakat di Kota Amoy ini berbeda-beda tetapi tetap satu atau Bhinneka Tunggal Ika.
Wakil Wali Kota Singkawang, Irwan menyampaikan selamat tahun baru Imlek 2570 khususnya kepada umat Tionghoa. Semoga semua selalu dalam keadaan bahagia dan menjalin hubungan satu sama lain.
“Harapan kita singkawang tetap menjadi kota yang nyaman, aman, dan tertib. Paling penting menjadi kota yang benar toleran dan harmonis dalam kehidupan,” tuturnya.
Dia menjelaskan bahwa semua pihak harus menjaga Singkawang menjadi kota yang indah, toleran dan harmonis.
“Hal ini sesuai dengan tekad kita, komitmen kita yang dituangkan dalam visi dan misi,” tutup Irwan.
Sementara itu, Polres Singkawang mengerahkan 200 personel dalam Operasi Liong 2019. Namun, beberapa momen tertentu menerjunkan sekitar 400 personel. “Bahkan pada hari pawai Tatung Capgome diturunkan 800 personel,” ujar Kapolres Singkawang AKBP Raymond M Masengi, Selasa (5/2).
Diantaranya personel merupakan bantuan dari Brimob, BKO Polda dan TNI. Beberapa personel telah diturunkan. Ada yang bersifat statis dan dinamis.
“Polres juga memiliki lima Pos Pam dan Pos Pelayanan yang tersebar di Kota Singkawang,” ungkapnya.
Aparat telah melakukan kesiapan pengamanan dimana sebelumnya diawali apel gelar pasukan kepolisian dan TNI di halaman Polres Singkawang. Apel gelar pasukan dipimpin langsung oleh Wali Kota Singkawang. Menandakan adanya sinergitas antara aparat keamanan dan Pemkot Singkawang.
“Polri dan TNI siap mengamankan seluruh rangkaian kegiatan Imlek dan Capgome,” demikian Kapolres.
laporan: Maulidi Murni, Suhendra
Editor: Arman Hariadi