Pabrik Kue Keranjang Kebanjiran Pesanan

KUE KERANJANG. Seorang pekerja di Pabrik Sau Chong Moon Coke Jalan Pastoran, Singkawang Barat memperlihatkan kue keranjang yang sudah dipesan konsumen untuk memeriahkan Imlek, Senin (1/2). SUHENDRA
LAMPION IMLEK. Deretan lampion dipasang warga kawasan Terminal Lawang Kuari Sekadau, Senin (1/2) siang. Lampion tersebut untuk memeriahkan peryaaan Imlek 2567 dan Capgome di Bumi Lawang Kuari. ABDU SYUKRI
LAMPION IMLEK. Deretan lampion dipasang warga kawasan Terminal Lawang Kuari Sekadau, Senin (1/2) siang. Lampion tersebut untuk memeriahkan peryaaan Imlek 2567 dan Capgome di Bumi Lawang Kuari. ABDU SYUKRI

eQuator – Singkawang-RK. Pabrik kue keranjang Sau Chong Moon Cake Jalan Pastoran, Kelurahan Pasiran, Singkawang Barat kebanjiran pemesan jelang tahun baru Imlek.
“Kue yang dipesan pun beratnya beraneka ragam. Dari setengah kilogram hingga 10 kilogram,” ujar Kenny alias Apin, owner Sau Chong Moon Cake, Senin (1/2).
Menurut pria 45 tahun itu, kenaikan jumlah produksi jelang Imlek sangat signifikan. “Pada hari biasa, produksi yang matang sekitar 1 ton, jelang Imlek, produksi lebih dari 1 ton. Atas kondisi ini, belasan karyawan pun terpaksa kerja lembur,” kata Apin.
Pabrik kue keranjang yang dipimpin Apin ini merupakan warisan keluarganya. Pabrik ini berdiri sejak 1952. Produksinya sudah dikenal luas, bukan hanya warga Singkawang dan Kalbar umumnya, tetapi juga warga dari provinsi lainnya. Tak heran pabrik kue keranjang Apin ini pernah dikunjungi pejabat-pejabat tinggi, seperti Wakil Gubernur Kalbar, Kapolda Kalbar dan pejabat lainnya. “Banyak yang berkunjung ke sini Bang. Cuma saya kurang kenal, yang pasti pejabat dari Pontianak,” papar Apin.
Dia mengatakan, nama Sau Chong tidak akan pernah berubah, meskipun kepemilikan pabrik sudah diwariskan ke tangannya.
“Akan saya pertahankan terus nama ini. Jadi, untuk merk Sau Chong, cuma ada satu-satunya di Singkawang,” ujarnya.
Sejak pabrik ini diwariskan ke Apin pada 25 tahun silam, tentunya banyak perubahan-perubahan positip yang sudah dilewatinya. Diantaranya, dari segi peralatan sudah modern. Dulunya hanya sebatas pasar lokal, sekarang sudah merambah ke Jakarta, Bandung, Surabaya dan Semarang. “Pengirimannya pun setiap hari, ada sekitar ratusan kilo. Kirimnya lewat ekspedisi pesawat,” ujar Apin.
Meski dari peralatan sudah modern, namun sentuhan-sentuhan tradisionalnya masih ada. Seperti bungkusan daun pisang, cita rasa dan lainnya.
Sedangkan bahan baku untuk membuat kue keranjang, hanyalah tepung ketan dan gula pasir. “Untuk ketan, kita selalu memilih kualitas terbaik,  kue keranjang adalah simbol Imlek keharmonisan,” jelas Apin.

Perkilonya kue keranjang dijual seharga Rp25 ribu hingga Rp26 ribu. Disamping rutin membuat kue keranjang, Apin sekarang sedang mendalami pembuatan dodol. Jumlah pegawai Apin berjumlah 25 pekerja.

“Beraneka ragam dodol yang siap dijual. Antara lain, dodol kribang, kacang hijau, pepaya, labu, ketan hitam dan durian, jika ada musimnya. Ini pesanan untuk lokal semua,” beber Apin.

Laporan: Suhendra

Editor: Hamka Saptono