Norsan: Rasa Malu Anak Bangsa Mulai Terkikis

Bupati Mempawah, Ria Norsan menyuapi istrinya dalam acara Ramah Tamah Penutupan Rakorda MUI se-Kalimantan di Rumah Dinas Bupati Mempawah, Kamis (17/12). Ari Sandy.

eQuator – Mempawah. Perilaku negatif masyarakat Indonesia saat ini kian memprihatinkan dan tidak diduga. Bupati Mempawah, Ria Norsan menilai rasa malu sebagian anak bangsa saat ini semakin terkikis.

Menyikapi dekadensi moral yang terjadi, Ria Norsan meminta para ulama tidak tinggal diam. Ulama, menurutnya, harus berdiri paling depan dalam menyuarakan kebenaran dan mencegah kerusakan di masyarakat. “Ulama punya tanggung jawab moral yang tidak hanya mencakup masalah ibadah, tapi juga kemaslahatan di dunia, yaitu menyangkut muamalah (hubungan sosial) yang lebih luas,” tegas Bupati dihadapan peserta Rapat Koordinasi Daerah Majelis Ulama Indonesia (Rakorda MUI) se-Kalimantan, Rabu (16/12) lalu.

Norsan menegaskan, fungsi dan peran ulama harus diperkuat. Fungsi sentral ulama di tengah masyarakat perlu terus dikembangkan seiring kemajuan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tema rakorda, yaitu Memantapkan Peran Ulama Membangun Peradaban yang Damai dan Berkemajuan. “Dalam praktiknya, hal itu tidak bisa dilakukan sendirian. Menurut Nabi Muhammad, baik atau buruknya kehidupan umat ditentukan dua golongan, yaitu ulama dan umara. Untuk itulah, pentingnya kesamaan pandangan dan persepsi antara ulama dan umara dalam menyikapi permasalahan umat dan bangsa saat ini,” papar Bupati.

Sementara itu, Ketua MUI Kalimantan Barat, KH Hasyim Dahlan menjelaskan, Rakorda merupakan agenda rutin organisasi MUI setiap tahun. Untuk wilayah MUI se-Kalimantan, Dewan Pimpinan MUI Kalimantan Barat telah ditetapkan sebagai tuan rumah pelaksanaan rakorda tahun 2015. Keputusan itu didasari amanah pedoman dasar dan pedoman rumah tangga MUI. Hasyim menjelaskan, rakorda bertujuan merumuskan ikhtiar bersama untuk meningkatkan peran ulama dalam berbagai kegiatan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. “Melalui rakorda setiap tahun ini, kita sesungguhnya diingatkan akan tanggung jawab kita semua dalam mengelola, memimpin sebagian, berhijrah, dan mengabdi melalui wadah MUI,” ujarnya di hari terakhir Rakor MUI se-Kalimantan, Kamis (17/12).

Menurut Hasyim, rakorda juga berfungsi sebagai forum konsultasi dalam rangka konsolidasi, agar MUI benar-benar dapat berperan lebih optimal bagi kepentingan bangsa dan umat manusia pada umumnya. “Melalui rakorda seluruh pengurus komit membenahi MUI secara komprehensif dan terpola secara baik. Adapun agenda rakorda, terdiri atas hal-hal praktis pembinaan umat seperti organisasi, program kerja, perumusan fatwa, dan rekomendasi-rekomendasi positif kepada pemerintah,” paparnya.

Rakorda yang digelar di ibukota Kabupaten Mempawah ini juga menghadirkan sejumlah pakar dalam bidangnya masing-masing. “Para pakar memberikan pembekalan terkait materi kepada peserta rakor,” pungkasnya.

Reporter: Ari Sandy

Redaktur: Yuni Kurniyanto

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.