eQuator.co.id – WARGA yang tinggal Rusia mendapatkan perlakuan spesial dari FIFA agar bisa menonton Piala Dunia 2018. Mereka bisa datang ke stadion dengan menyetorkan uang yang jauh lebih sedikit ketimbang para fans internasional.
FIFA memberikan kebijakan berbeda antara warga Rusia dan fans asing dalam kategorisasi tiket. Untuk fans negara lain, FIFA membagi harga tiket dalam tiga kelompok. Untuk laga-laga fase grup, harga termurah bagi penonton luar negeri adalah RUB 6.300 atau sekitar Rp 1,5 juta.
Kategori dua dibanderol dengan nilai RUB 9.900 (kurang lebih Rp 2,3 juta). Sedangkan yang termahal yaitu kategori satu, hanya bisa ditebus dengan membayar RUB 12.600 (Rp 2,8 juta).
Harga-harga ini akan merangkak naik saat babak 16 besar, perempat final, semifinal, perebutan peringkat ketiga, dan terakhir partai final. FIFA sudah menetapkan harga tiket final yakni menembus RUB 66.000 (lebih kurang Rp 15 juta) untuk kategori satu.
Nah, jika fans negara asing hanya diberikan pilihan tiga kategori, warga yang tinggal di Rusia punya opsi dalam empat golongan. Harga kategori empat juga jauh lebih miring, yakni RUB 1.280 (sekitar Rp 286 ribu).
Saat loket pembelian tahap pertama dibuka pada 14 September sampai 12 Oktober 2018, warga yang tinggal di Rusia antusias menyerbu. Kategori empat bisa dikatakan langsung ludes.
FIFA sendiri membuka lima tahapan dalam penjualan tiket. Untuk penggila bola internasional, tahap yang paling ganas adalah periode first come, first serve babak kedua yang berlangsung antara 13 Maret sampai 3 April 2018. Ini adalah fase terberat dan gila karena fans dari seluruh dunia saling sikut untuk mendapatkan tiket pertandingan secara online melaui situs resmi FIFA.
Di Indonesia, butuh sekitar 8 sampai 12 jam hanya untuk login dan memesan tiket. Saya juga mencoba membeli pada fase ini dan hampir semua tiket pertandingan ludes terjual.
Pada awal April, saya hanya mendapatkan dua pilihan pertandingan yang tidak terlampau menarik. Yakni Arab Saudi melawan Mesir Senin (25/6) dan Tunisia vs Panama pada Kamis nanti (28/6). Dan belakangan memang benar, dua laga itu ternyata tidak asyik bagi fans netral seperti saya. Game tidak lagi menentukan. Soalnya, empat tim tersebut sudah tersingkir dari Piala Dunia 2018 setelah dua pertandingan.
Saat ini, FIFA membuka periode terakhir pembelian tiket bernama last minute sell. Berlangsung antara 18 April sampai 15 Juli, rasanya sudah hampir mustahil membeli tiket. Sebab pada fase ini, FIFA juga menunggu fans menjual tiket yang sudah dibeli untuk kemudian didistribusikan lagi.
Karena tiket sangat langka, harga menjadi terus meroket setiap harinya. Permintaan menjadi gila-gilaan. Apalagi, calo juga amat sulit ditemui. Guedo Ajis Kristiadi menceritakan kepada saya bahwa banyak sekali orang yang rela membeli tiket dengan harga berkali-kali lipat.
Guedo adalah pemuda asal Kalimantan Timur yang berkuliah di Russian University of Transport. Dia membeli satu tiket saja, yakni Prancis melawan Australia kategori empat. Ditebus dengan harga total plus pajak senilai RUB 1.600 (hampir Rp 358 ribu). Edo, panggilannya mengaku ada orang yang mau membeli tiketnya dengan harga RUB 30.000 (setara dengan Rp 6,8 juta).
”Tetapi tidak saya berikan,” katanya. ”Kadang momen menonton Piala Dunia tidak bisa digantikan dengan uang. Sekarang ini, warga yang tinggal di Rusia mendapatkan keistimewaan besar karena didatangi Piala Dunia. Kami tidak perlu membeli tiket pesawat, menyewa hotel, dan lain-lain,” imbuhya.
Edo sudah sering menonton laga-laga Liga Champions dan Europa League jika tim-tim besar Eropa daratan bertandang ke Moskow. Namun baginya, menonton Piala Dunia adalah pengalaman yang berbeda.
Dia punya teman yang memegang tiket kategori empat pertandingan pertama Grup B antara Portugal versus Spanyol. Dibeli dengan harga sekitar RUB 1.600, ada orang yang menawar sampai RUB 39.000 (Rp 8,8 juta).
“Tetapi ya tidak diberikan. Alasannya sama dengan saya. Portugal melawan Spanyol itu gila sih, loket tiket online baru dibuka lima menit langsung ludes saja,” tandasnya.
Sampai Minggu (24/6), masih banyak pemburu-pemburu tiket yang berkeliaran. Antara lain di area stadion dan juga di luar loket tiket resmi FIFA di Zhitnaya Street, Moskow. Tetapi, tampaknya mereka juga kesulitan untuk mendapatkan tiket. Itu tampak dari wajah mereka yang lelah dan terlihat putus asa.
*Wartawan Jawa Pos