eQuator.co.id – COBA cek aplikasi chatting Anda. Kebanjiran joke tentang sosok Mukidi? Ya, nama yang menjadi viral itu ternyata diambil dari salah satu adegan dalam film Warkop DKI (Dono, Kasino, Indro). Penciptanya adalah seorang pensiunan product manager perusahaan farmasi bernama Soetantyo Moechlas.
“Iseng saja pakai nama itu. Saya inget kata-kata yang diucapkan Dono (Warkop), Mukidi,” kata Soetantyo saat dihubungi Jawa Pos, Jumat (26/8).
Penciptaan karakter Mukidi sebenarnya sudah lama, sekitar ’90-an. Saat itu Pak Yoyo -sapaan Soetantyo- sering mengirim cerita lucu ke program Ida Krisna Show di Radio Prambors. Nah, Mukidi adalah karakter dalam banyolan tersebut.
Mukidi dikisahkan berasal dari Cilacap. Dia orang biasa dan mudah akrab dengan siapa saja. Mukidi punya karir biasa-biasa saja. Dia punya istri bernama Markonah serta dua anak, Mukirin dan Mukiran. Juga sahabat bernama Wakijan.
Kisah Mukidi telah dibukukan Pak Yoyo pada 2010. Dia menerbitkan secara independen 40-50 ribu eksemplar.
“Sekarang sudah habis, belum cetak ulang. Takitung-itung, mahal e,” ujarnya dengan logat Jawa yang kental.
Pak Yoyo sebenarnya tak berniat mengomersialkan banyolannya. Dia rutin membuat cerita lucu sebagai pemanis saat presentasi.
“Saat menjadi product manager, saya banyak mempresentasikan obat. Sebagai ice breaker, saya selipkan banyolan,” jelasnya.
Kisah-kisah Mukidi rutin dibagi ke media internal di perusahaan tempat Pak Yoyo bekerja. Selama ini orang banyak mengenal Pak Yoyo sebagai Mukidi.
“Kalau di kantor, masjid, atau pertemuan keluarga, saya ya dipanggilnya Pak Mukidi,” ujar pria kelahiran 7 Februari 1954 itu.
Produktivitas Pak Yoyo membuat banyolan tak berhenti meskipun dirinya belum berniat membuat buku lagi. Sebagai gantinya, dia kerap membagi karya-karyanya lewat media sosial.
“Saya lebih sering update di Facebook. Soalnya lupa password blog itu,” kelakarnya. Blog itu pun dibuatkan temannya yang bernama Ria Indah Sari.
Pak Yoyo memang lihai membuat banyolan. Ketika diminta Jawa Pos membuat cerita Mukidi versi koran, dia langsung tanggap. Dalam hitungan detik, Pak Yoyo sudah bisa membuat rangkaian cerita kocaknya. Begini hasilnya…
Markonah pulang ke rumah melihat Mukidi, suaminya, serius membaca koran. Markonah pun merasa cemburu.
Markonah: Mas, andaikata aku sebagai istri seperti koran yang kamu pegang.
Mukidi: Iya, Dik. Aku juga berharap begitu. Tiap hari ganti yang baru.
Markonah: $&@!@!! (Jawa Pos/JPG)