Memastikan ASN Pemkot Bebas Narkoba

165 Kepala Sekolah Dites Urine

TES URINE. Salah seorang kepala sekolah menjalani tes urine di aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Wali Kota Pontianak, Rabu (27/2). Maulidi Murni-RL

eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sebanyak 165 kepala sekolah mulai tingkat PAUD, TK, SD dan SMP Negeri se Kota Pontianak dites urine, Rabu (27/2). Tes urine yang dilakukan di aula Sultan Syarif Abdurrahman Kantor Wali Kota Pontianak ini guna menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika.
“Tujuannya untuk memberikan kepastian bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemkot Pontianak bebas dari penyalahgunaan narkoba,” ujar Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono.
Menurut Edi, idealnya tes urine dilakukan terhadap seluruh ASN di lingkungan Pemkot Pontianak. Lantaran keterbatasan anggaran, waktu dan tempat, sehingga dilakukan secara bertahap. Tahun ini, pihaknya menargetkan sebanyak 1.000 ASN yang akan dites urine.
“Sejatinya, muatan dari tes urine ini bukan hanya sekedar tes lalu selesai. Tetapi kita harapkan kepada mereka-mereka ini menyadari bahwa narkoba itu membahayakan bagi siapa saja yang menggunakannya,” ucapnya.
Apabila hasil tes urine ditemukan ASN positif menggunakan narkoba, maka pihaknya akan melihat dulu apakah yang bersangkutan pengguna baru atau sudah kecanduan. Terhadap mereka ini, pihaknya akan melakukan pembinaan. Sebab bagaimana pun juga mereka adalah orang-orang yang harus diselamatkan dari penyalahgunaan narkoba.
“Untuk menjatuhkan sanksi, dilihat dari tingkatan penyalahgunaan narkoba. Apabila itu sudah masuk kategori berat, bisa sanksi sampai pemecatan,” tegasnya.
Edi mengatakan sejauh ini sudah ada beberapa ASN yang positif menggunakan narkoba. Mereka diberikan pembinaan dan terus dipantau. Pada waktu tertentu, mereka kembali menjalani tes urine.
“Yang terpenting kita sudah punya catatan-catatan, kenapa mereka menggunakan narkoba, dari mana mereka peroleh, dengan siapa dan motivasinya apa, itu perlu digali lebih dalam,” tuturnya.
Pesan Edi kepada para pendidik untuk bisa mencegah penggunaan narkoba dan mengawasi siswa-siswanya. Pengguna narkotika sangat dekat dengan kriminalitas dan kekerasan. Karena zat yang terkandung di dalamnya dapat menimbulkan efek sangat luar.
“Mereka mampu mencuri untuk memenuhi keinginannya dalam penggunaan narkoba,” ujar Edi. Para guru juga harus tanggap dan peduli melihat siswa-siswanya. Seperti gejala-gejala perubahan kelakuan dan fisiknya.
Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Pontianak, AKBP Agus Sadiman menerangkan, tes urine yang dilakukan terhadap kepala sekolah ini bertujuan menekan angka pengguna narkoba. “Jangan sampai kalangan ASN ini ada yang menjadi pengguna narkoba,” imbuhnya.
Tes urine sengaja dilakukan secara mendadak supaya lebih efektif. Para ASN yang dites urine mau tidak mau harus siap. Meskipun tidak ada persiapan sebelumnya.
“Kalau ditemukan ada ASN positif sebagai pengguna, kita akan koordinasikan ke pihak BKPSDM apakah dibina atau diberi sanksi,” pungkas Agus.

 

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi