Atbah: ASN Harus Rajin, Taat, Patuh dan Loyal

SAMBUTAN. Bupati Sambas H Atbah Romin Suhaili Lc MH ketika memberikan sambutan dalam acara Diklatsar CPNS Angkatan 56 Prop Kalbar di Gedung Diklat BKPSDMAD Kabupaten Sambas, Senin (26/8). (HUMAS For RK)

eQuator.co.id – SAMBAS-RK. Bupati Sambas H Atbah Romin Suhaili Lc MH mengingatkan, sebagai calon Pegawai Negeri Sipil, harus membuktikan diri sebagai Aparatur Sipil Negara yang rajin, taat, patuh dan loyalitas. Jika hal itu mampu menjadi karakter ASN, Korps PNS bisa menjadi organisasi dengan manajemen yang hebat.

“ASN atau PNS bisa mencontoh manajemen organisasi TNI Polri. Loyalitas, kepatuhan dan ketaatan sangat diterapkan dalam institusi tersebut,”Katanya saat membuka Diklatsar CPNS Angkatan 56 Prop Kalbar di Gedung Diklat BKPSDMAD Kabupaten Sambas, Senin (26/8).

Kiat sukses menjadi PNS atau ASN kata bupati dengan menjadi pribadi yang rajin, taat, patuh dan loyalitas. Sebab, sebagai bawahan dapat menerima dengan ikhlas dan senang semua amanah yang diembankan.

“Dalam ajaran agama, dalam konsep islam sudah sangat jelas. Cukup menggunakan konsep, kami mendengarkan, kami menaati,” ungkapnya.

Bupati mengingatkan peserta diklat yang semuanya adalah profesi Guru, benar-benar menjadi teladan bagi peserta didik dan di masyarakat. Dan jangan sampai berulang kasus Asusila dikalangan dunia pendidikan.

“Jadilah aparatur yang mengayomi, berikan teladan yang baik dimasyarakat,” tegasnya.

Menjalankan fungsi sebagai ASN, Atbah menggaris bawahi fungsi perekat persatuan dan kesatuan. Maka dalam hal ini PNS harus kompak.

“PNS jangan terkotak-kotak. Itu tidak baik, karena fungsi ASN adalah pemersatu, bukan malah sebaliknya. Terutama dalam konteks berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI, kiblatnya adalah negara,” tuturnya.

Untuk menjadi ASN yang sukses maka  kode etik sebagai ASN dijalankan dengan baik. Bupati juga sempat menyinggung seringnya dokumen dinas bertebaran di dunia internet.

“Jangan bocorkan rahasia negara, jangan sembarangan mengupload atau mengunggah dokumen dinas di jejaring sosial atau internet. Kondisi tersebut tidak sehat,” pungkasnya. (Sai)