eQuator.co.id – Softlens kini menjadi sebuah item yang menjadi kebutuhan beberapa kalangan. Khususnya untuk para cewek-cewek. Softlens sebagai penambah kecantikan. Namun, ada pula yang memakainya sebagai pengganti kacamata.
LENSA kontak atau yang lebih dikenal dengan softlens adalah suatu alat kedokteran yang bertujuan sebagai pengganti kacamata bagi penderita yang memiliki penglihatan kurang. Softlens terbuat dari plastik yang mengandung air. Hingga kini muncul softlens dengan berbagai macam warna sesuai minat pemakainya.
Nah, ini ada Selvi Pratama, mahasiswi yang berkuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Mulawarman (Unmul). Selvi, panggilan akrabnya, memakai softlens setiap hari ketika ia bepergian keluar. Seperti ke kampus atau jalan bersama teman-temannya. Akibat matanya yang minus, mengharuskan Selvi untuk secara rutin memakainya.
“Aku pakai lensa kontak (softlens, Red) ini pertama kali waktu SMA. Aku ikut ekskul basket. Kalau main basket kan enggak mungkin pakai kaca mata. Jadi aku coba pakai lensa kontak ini,” katanya.
Kemudian, kata Selvi, ia lebih merasa nyaman memakai lensa kontak ketimbang memakai kaca mata yang kurang ia sukai. Dengan memakai lensa kontak, Selvi terlihat normal meski matanya menderita penglihatan yang kurang.
Ternyata, ia menderita penglihatan yang kurang sejak kecil. “Mataku minus sejak SD. Aku pakai kaca mata dari kelas 4 SD. Kalau sekarang, kaca mata cuma aku pakai kalau di rumah. Kalau pergi keluar baru pakai lensa kontak,” ujar Selvi.
Penggunaan lensa kontak yang lebih praktis dan enggak ribet, itulah yang menjadi alasannya untuk secara rutin memakai lensa kontak atau softlens. Dengan keadaan saat ia SMA juga, dimana Selvi harus aktif dalam kegiatan ekskul basket. Mau tidak mau dia berubah haluan memakai softlens untuk membantu penglihatannya meski tanpa kaca mata.
Kini, Selvi menyebut matanya minus 4,5. Dengan memakai softlens, kemungkinan bisa bertambah. “Namun, pemakaian kaca mata pun juga membuat mata bertambah minus pula,” katanya. Selvi juga kurang setuju dengan anggapan pemakaian lensa kontak bisa menimbulkan efek yang kurang baik.
“Sebenarnya itu tergantung orangnya. Jadi, harus pintar pilih lensa kontak yang cocok sama matamu. Maksudnya kadar air yang cocok kan beda-beda setiap orang. Terus juga kamu harus bersih sewaktu pemakaian atau melepas lensa kontak, dengan cuci tangan dulu. Pokoknya harus bersih tangannya. Jadi enggak mungkin iritasi dan sebagainya,” katanya.
Untuk pembelian lensa kontak, Selvi selalu membeli di tempat yang terpercaya dan aman, yakni di optik-optik terdekat. Ia mengaku tidak berani untuk membelinya di sebuah online shop. “Untuk berjaga-jaga juga,” lanjutnya. Meski ia membeli lensa kontak yang berjangka 6 bulan, ia hanya akan memakainya selama 3 bulan. Setelah itu langsung mengganti dengan yang baru.
“Kalau aku kan pakainya tiap hari. Beda sama yang pakai jarang-jarang. Karena pakai setiap hari itu, lemak mata bisa menumpuk di lensa kontak. Makanya kalau 6 bulan, aku cuma pakai 3 bulan aja,” sebut cewek yang beumur 21 tahun ini.
Ia menyarankan bagi yang ingin mencoba memakai lensa kontak, harus pintar memilih mana yang cocok. Entah bertanya pada penjual lensa kontak atau pada dokter yang lebih berpengalaman. Bagi pribadi yang aktif dan banyak beraktivitas di luar, kata Selvi, sangat cocok untuk menggunakan lensa kontak daripada kaca mata yang justru membuat lelah dalam penggunaanya. (rm-1/nha)