Limbah Ayam Dadakan Meluber, Timbulkan Bau Tak Sedap

Tak Direspon Lurah dan Camat, Warga Lapor Wali Kota

LIMBAH. Usmiyati menunjukkan genangan limbah yang berada di dekat rumahnya di Jalan Ya' M Sabran, Tanjung Hulu, Pontianak Timur, Jumat (6/10). Maulidi Murni-RK

eQuator.co.id –PONTIANAK-RK. Merasa tak direspon Lurah dan Camat, akhirnya Dewi Puspawati mengadukan Rumah Makan ‘Ayam Dadakan’ di Jalan Ya’ M Sabran, Kelurahan Tanjung Hulu, Pontianak Timur kepada Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH MHum, Jumat (6/10). Pasalnya, limbah rumah makan tersebut mengakibatkan kediaman neneknya Hj. Karsiah yang berusia 86 tahun kebanjiran dan menimbulkan bau tidak sedap.

Diceritakan Dewi, banjir limbah dari rumah makan Ayam Dadakan membuat lantai papan kediamannya sampai jebol. Kondisi ini sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir. Bahkan saluran air yang ada juga mampet, akibatnya limbah rumah makan Ayam Dadakan yang bersebelahan dengan rumah Hj Karsiah meluber serta menimbulkan aroma yang tak sedap menghambur ke mana-mana.

“Bangunan Ayam Dadakan lebih tinggi dari rumah kami. Jadi limbahnya mengalir ke parit, kemudian dari parit ke halaman rumah kami. Limbahnya juga penuh dengan lemak, bekas cucian, jadi menimbulkan bau busuk,” terangnya saat ditemui di Kantor Wali Kota Pontianak.

Langkah terakhir ini diambil lantaran pihaknya merasa tidak ada respon dari Lurah dan Camat. Keluarganya juga sudah melakukan komunikasi dengan pihak Ayam Dadakan, tapi sayang tak ada jawaban yang memuaskan. Bahkan ditambah lagi toko bangunan yang juga jadi tetangganya itu menambah masalah. Pagar yang tinggi membuat saluran tertutup.

Dari kejadian itu, dia berharap mendapatkan solusi, arena sudah seminggu ini tergenang.
“Apa lagi kalau hujan, Mamak saya turun dari tempat tidur itu langsung ada air semata kaki. Penuh sampah dengan pasir. Lebih parahnya lagi lantai rumah sampai lepas, takut jatuh, jadi nenek saya diungsikan,” kata Dewi.

Saat ini di rumah tersebut hanya ada sang anak, Usmiyati (62). Pada bagian dapur rumahnya tergenang. Sebagian rumah lain masih ada bercak air.

Bau tak sedap menyengat hidung. Bau semakin kuat dirasa pada di bagian rumah yang bersebelahan dengan Ayam Dadakan. Dan memang ada saluran pembuangan rumah makan yang menghadap kediamannya.
Seperti yang sudah-sudah, apabila banjir, rumah itu akan surut setelah beberapa saat. Kali ini, intensitas hujan lebih tinggi dan ditambah limbah rumah makan keadaannya pun makin parah. Hal ini tak pernah terjadi sebelum ada rumah makan itu.
Ketika diminta tanggapannya, Manager Lapangan Ayam Dadakan, Dibyo mengungkapkan agar lebih bijak untuk melihat secara keseluruhan drainase di kawasan itu. Menurutnya, mampetnya aliran air disebabkan pelaku usaha lain. Sebab dirinya mengaku sudah mengantongi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah).

“Surat izinkan juga ada dan pengecekan dari Dinas Lingkungan Hidup juga ada. Lebih baik kita cek dulu sejauh mana drainasenya dari ujung ke ujung,” pungkasnya.

“Kami sebagai pelaku kuliner juga merasa seakan-akan Ayam Dadakan yang kena terus. Padahal pelaku kuliner di sini kan banyak,” timpal Dibyo.
Mengenai aroma bau yang tak sedap, dia mengira itu disebabkan oleh genangan di saluran pembuangan. Sehingga tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jika drainasenya tidak tersumbat, pembuangan limbah akan berjalan lancar. Kalaupun ada lemak, dia memastikan itu sudah dilakukan pengecekan rutin setiap bulan dan dibuat laporannya untuk diserahkan ke pemerintah.

Dia mengklaim, selama ini belum pernah mendapatkan keluhan dari warga setempat.
“Pastikan kanan dan kiri ada tidak yang tersumbat. Bisa dilihat punya kami ini di depan paritnya kami perbesar. Sebelah-sebelah ini ada pelaku kuliner, yakin nggak kalau itu tidak tersumbat? Harusnya ini dibongkar biar dilihat bersama-sama,” tutur Dibyo.

Laporan: Maulidi Murni

Editor: Arman Hairiadi