
eQuator – Belitang Hilir-RK. Warga Desa Kumpang Bis, Kecamatan Belitang Hilir dihebohkan penemuan mayat yang sudah menjadi kerangka, Selasa (1/12). Mayat tersebut tergeletak di dalam hutan dan diperkirakan sudah meninggal selama 40 hari.
Penemuan mayat ini dibenarkan Kapolres Sekadau, AKBP Muslikhun SIK. Saat bertatap muka dengan wartawan di Sekadau, kemarin, Muslikhun menceritakan kronologis penemuan mayat itu. “Ditemukan di Dusun Balai Lungak, sekitar tepat pukul 14.00,” ucapnya.
Mayat ditemukan dua warga, Hermanto, 19, dan Rano, 25, masih bersaudara. Mereka berasal dari daerah yang sama dengan mayat tersebut. Waktu itu, kedua saksi tengah menebas di kebun durian milik mereka.
Saat menebas itu, kedua saksi mencium aroma bau busuk. Setelah diperika, ternyata bau itu berasal dari mayat tersebut.
Melihat hal itu, Hermanto dan Rano menemui kakeknya bernama Basirun, di pondok tidak jauh dari TKP. Mereka meminta kakeknya memberitahu warga dusun lainnya. Sekitar pukul 16.00, beberapa warga mendatangani TKP, termasuk istri korban sendiri, yaitu Sopiyah.
Dari data yang ada di KTP, korban bernama Muhammad Syarifudin, 38, warga Dusun Balai Lungak, Desa Kumpang Bis, Belitang Hilir.
Istri korban membenarkan, kerangka itu adalah suaminya, dari ciri-ciri pakaian yang digunakan. Suaminya telah menghilang sejak 2 Agustus lalu.
Dari keterangan warga, korban diketahui mengalami gangguan jiwa. “Korban menderita gangguan jiwa sejak tiga tahun terakhir. Pada tahun 2013 dan 2014 pernah dibawa berobat ke RSJ Singkawang,” beber Muslikhun.
Kapolsek Belitang Hilir, Ipda Teguh beserta anggota dan dokter Puskesmas Belitang Hilir, dr Vita Herawaty mendatangi TKP, memeriksa kondisi kerangka Syarifudin. Hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Saat hidup, Syarifudin memiliki perilaku sedikit aneh.“Apabila gangguan jiwa kambuh, dia sering menjauhi atau menghindar bertemu dengan orang banyak, bahkan sanak keluarganya,” ungkap Muslikhun. (bdu)