eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kini jelas sudah, tak mungkin mencegah narkotika dari Malaysia masuk ke Kalbar. Selain petugas di perbatasan tak memadai, peralatan pun kurang sip. Belakangan, bayaran untuk kurir narkotika juga semakin tinggi.
Akhirnya, alih-alih mencegah, otoritas terkait hanya bisa menangkap barang haram tersebut ketika sudah hinggap di wilayah Kalbar. Buktinya, pada Selasa (17/7) pagi, pelaku penyelundupan 5 Kg sabu-sabu kembali dibekuk oleh petugas Badan Nasional Narkotika Provinsi (BNNP) Kalbar di Pontianak.
Hingga kini, tak diketahui dari mana barang haram tersebut terus menerus masuk hingga bisa menyentuh ibukota provinsi. Apakah lewat border darat, atau lewat laut (menilik penangkapan sabu satu ton di Anyer, Serang, Banten), belum bisa dipastikan.
”Kita tidak tau lewat mana, apakah lewat Aruk (border Sambas) seperti minggu lalu atau lewat Jagoi (Jagoi Babang, border Bengkayang), kita masih belum tau,” tutur Kepala Kepala BNNP Kalbar, Nasrullah, dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Parit H. Husein II, Selasa (18/7) siang.
Pengungkapan yang bekerja sama dengan Polda Kalbar dan TNI ini sukses membekuk dua tersangka, selain barang bukti 5 Kg sabu-sabu dari Malaysia.
Kronologis penangkapan dipaparkan Nasrullah. Pada Minggu (16/7) sekitar pukul 10.35, berlokasi di depan Masjid Nursalim, Jalan Gusti Hamzah, Kecamatan Sungai Bangkong, Pontianak, tersangka Iwan Pemda (IW) mengendarai mobil Daihatsu Ayla warna Putih KB 1660 CH menepikan mobilnya di pinggir jalan. Tidak lama, tersangka Mahdi (HM) menaiki Yamaha Mio KB 6149 HN datang dan mendekati IW.
“Dari dalam mobil tersebut, IW langsung menyerahkan paket narkotika jenis sabu yang dibungkus dengan menggunakan kantong plastik warna hitam,” terang Nasrullah.
Cukup lama mengintai, petugas BNNP Kalbar bergerak. Langsung menangkap HM yang saat menerima paket narkotika masih berada di atas motornya. Petugas lain menghadang IW, namun tersangka malah menabrakkan mobilnya ke kendaraan petugas.
Nasrulah menyebut, IW melakukan perlawanan terhadap petugas. Berupaya melarikan diri, sehingga tembakan peringatan dilontarkan, tapi tidak digubris. Mau tak mau, tindakan tegas diambil, kaki IW ditembak.
“Tersangka saat ini hanya satu yang bisa kita bawa, karena yang satunya sedang dirawat di rumah sakit,” tuturnya.
Di motornya HM ditemukan paket sabu-sabu yang digantung. Jumlahnya sepuluh paket yang dikemas dalam klip plastik transparan, masing-masing seberat 50 gram dengan total bruto 500 gram. Penggeledahan kemudian dilakukan dalam mobil IW. Ditemukan delapan paket sabu-sabu yang juga dikemas dalam klip plastik transparan, masing-masing seberat 100 gram dengan total bruto 800 gram.
Tak cukup sampai disitu, BNNP Kalbar melakukan pengembangan terhadap IW hingga ke kediamannya. Petugas melakukan penggeledahan di rumah IW dengan disaksikan oleh Ketua RT setempat. Di dalam salah satu kamar ditemukan paket Narkotika yang disimpan di dalam tas.
“Yang dimasukkan ke dalam kardus air mineral dan disimpan di samping lemari pakaian sebanyak tiga paket dengan berat masing-masing 1.000 gram dan empat klip plastik transparan yang berisi narkotika jenis sabu dengan total berat bruto 700 gram,” papar Nasrullah.
Jadi, lanjut dia, total paket barang bukti Narkotika jenis sabu yang berhasil diamankan oleh petugas seberat 5 Kg. Barang tersebut, dipastikan Nasrullah, berasal dari Malaysia. Dan, diduga berkaitan dengan kasus pengungkapan narkotika pada tanggal 2 dan 11 Juli lalu di Pontianak.
“Untuk jaringan ini diduga berkaitan dengan jaringan yang sebelumnya, datang dari Malaysia langsung dibawa ke wilayah kita, namun tersangka dan yang bersangkutan (kurir dari Malaysia) memang tidak bertemu langsung,” bebernya.
Masuknya narkotika dari Malaysia ke wilayah Kalbar ini, ia mengakui, semakin marak. “Sering kami sampaikan juga, aparat terbatas dengan jumlah peralatan dan pantauan cukup panjang,” ucap Nasrullah.
Keterbatasan jumlah petugas dan peralatan ini diperparah imbalan untuk jasa kurir yang meningkat cukup drastis. Contohnya, Nasrullah menyatakan, saat penangkapan Narkoba 20 Kg beberapa waktu lalu dengan biaya jasa sebesar Rp10 juta. Kemudian pada tanggal 11 Juli, sabu seberat 2 Kg pengantarnya dapat bayaran Rp80 juta. Dan yang 5 Kg tangkapan terakhir ini jasa kurirnya sebesar Rp20 juta.
Di sisi lain, Kasi Intelijen Kanwil Ditjen Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Barat, Abu Sufyan mengatakan, pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan pengawasan di border-border perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalbar. Memang diakuinya banyak kendala dalam pengawasan itu.
Misalnya saja di PLBN Entikong, Sanggau. Setiap harinya, border itu dilalui kendaraan masuk mencapai 200 unit. Sementara petugas yang mengawasi dan memeriksa barang bawaan sangat terbatas jumlahnya.
“Intinya kita terus berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan pengawasan kita. Selalu koordinasi dengan BNN maupun TNI dan Polri,” ujarnya dalam konferensi pers di kantor BNNP Kalbar.
Minimnya petugas dan kurang canggihnya alat selalu menjadi alasan klasik ketika kebobolan barang selundupan seperti narkotika maupun barang ilegal lainnya. Lagi-lagi, pengungkapan dan penangkapan terjadi ketika barang terlarang itu sudah berada di pusat kota. Adakah solusinya?
“Ingin mendatangkan tim anjing pelacak dari jakarta dan sekarang akan ditempatkan khusus di wilayah Kalimantan Bagian Barat,” pungkas Abu.
Sementara itu, Perwira Pembantu Pamgal Sintel Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XII Pontianak, Letkol Budiyanto, yang juga hadir di konferensi pers di kantor BNNP Kalbar menyatakan, pihaknya akan aktif melakukan pengawasan ketat di laut maupun di darat. Masyarakat pun akan digalang dan dilibatkan untuk berperan lebih aktif memberantas kejahatan narkotika.
Karena, kata dia, Bumi Khatulistiwa memiliki banyak jalur laut. Begitu juga daratannya yang berbatasan langsung dengan Malaysia, sehingga akan kerap dilalui penyelundupan narkotika. Terbukti, beberapa bulan ini, sekitar 50 kilogram sabu berhasil diamankan di Kalbar.
Untuk mengawasi perairan Kalbar, Lantamal XII Pontianak menyatakan penyelundupan narkotika menjadi perhatian serius. “Ini atensi khusus karena wilayah kita berbatasan dengan negara lain, otomatis pengawasan sehari-hari akan kita tingkatkan,” terang Budiyanto.
Saat ini, lanjut dia, Lantamal XII Pontianak sudah menggalakkan pengawasan dalam bentuk patroli rutin di perairan laut Kalbar. Kapal-kapal berteknologi canggih yang berawak profesional diturunkan. Di samping itu, ada speedboat Sea Rider yang beroperasi setiap harinya.
“Kami juga ada unit khusus dalam upaya pemberantasan kejahatan narkoba ini, namanya unit Western Fleet Quick Response (WFQR) TNI AL,” bebernya.
Sejauh ini, ia mengakui, pihaknya memang belum pernah mengungkap upaya penyelundupan narkotika melalui perairan laut. Meski demikian, tingkat kewaspadaan prajurit TNI AL tak diturunkan.
“Kita juga melakukan penggalangan dengan masyarakat maritim, seperti para nelayan atau pekerja-pekerja di pelabuhan diperdayakan untuk lebih aktif memberantas kejahatan narkotika ini,” tegas Budiyanto.
Di darat pun, ia menjelaskan, pihaknya melakukan operasi khusus mendeteksi narkotika. “Kita berbaur dan selalu koordinasi dan bersinergi dengan aparat terkait, ada informasi apapun kita konek (terhubung/connect),” pungkasnya.
Laporan: Riko Saputra
Editor: Ocsya Ade CP