eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Meski jumlah wisatawan mancanagera yang berkunjung ke Kalimantan Barat terus bertambah setiap tahunnya, namun jumlah tersebut masih perlu dimaksimalkan.
Hal tersebut diutarakan Kepala Badan Promosi Pariwisata Kota Pontianak (BP2KP), M Rizal Razikan. Dia menuturkan, Kalbar khususnya Kota Pontianak masih perlu berbenah apabila ingin menambah jumlah pelancong dari luar negeri ini.
“Memang kunjungan wisman terus bertambah, tapi penambahan itu belum begitu maksimal. Kalbar dengan segala potensinya masih bisa menambah jumlah wisatawan,” ungkap General Manager Hotel Grand Mahkota Pontianak tersebut, kemarin.
Tercatat jumlah kunjungan wisman ke Kalimantan Barat dalam kurun waktu lima tahun terkahir memang menunjukan tren peningkatan.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kalbar mencatat pada tahun 2018 jumlah kunjungan wisman mencapai 70.578, 2017 mencapai 58.492, 2016 sebesar 37.125, 2015 sebanyak 28.789, serta 2014 mencapai 31.021 kunjungan.
Sementara di tahun 2019, kunjungan wisman pada Januari-Maret dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, naik 25,66 persen.
Bertambahnya jumlah wisman yang berkunjung ke Kalbar itu, dikatakan dia, dapat terlihat dari kunjungan hotel yang tidak pernah sepi dari para warga asing ini.
Di Hotel Grand Mahkota misalnya. Pihaknya kerap melayani para peloncong dari luar negeri ini. Kota Pontianak pun menjadi tempat mereka untuk bersinggah, sementara kebanyakan dari mereka bermaksud berkunjung ke daerah perhuluan untuk kepentingan tertentu.
“Di Kota Pontianak, mereka (wisman) biasa minta antar ke Tugu Khatulistiwa, Keraton Kadariah, hingga area water front,” sebutnya.
Kota Pontianak, sebagai ibukota sekaligus sebagai pusat perekonomian, diakuinya belum memiliki destinasi wisata unggulan yang mampu menarik wisatawan asing ini. Tugu khatulistiwa, yang kini masih menjadi destinasi andalan perlu diberikan suntikan kreativitas.
“Kawasan Tugu Khatulistiwa belum digarap secara serius. Di Tugu Khatulistiwa itu, jika tidak ada event maka turis yang datang itu hanya melihat tugu, dan ketika berjalan ke arah sungai Kapuas, tidak ada apa-apa yang ditampilkan,” terangnya.
Maka dari itu, pihaknya berharap ada penataan yang lebih serius terhadap kawasan yang terletak di Kecamatan Pontianak Utara itu.
Kawasan tersebut disarankannya agar menjadi pusat edukasi berkaitan dengan fenomena alam. Sekaligus menjadi kawasan hiburan yang menarik, baik bagi pengunjung lokal maupun mancanegara.
Sementara itu, kunjungan wisman pada Maret 2019 mencapai 8.164 kunjungan atau naik 7,04 persen dibandingkan kunjungan wisman Februari 2019, sebesar 7.627 kunjungan.
Peningkatan kunjungan wisman terjadi di tiga pintu masuk, yakni Entikong, Aruk dan Nanga Badau masing-masing naik 31,44 persen, 9,15 persen, dan 5,05 persen. Sementara kunjungan wisman melalui pintu masuk Supadio turun sebesar 10,88 persen.
Sebelumnya, Kepala BPS Kalbar, Pitono menyebutkan, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang sedang digalakkan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan pemasukan devisa negara.
Khusus di Kalbar, sektor ini sangat berarti dalam memacu perkembangan sektor-sektor ekonomi lainnya.
“Pesona alam yang indah, warisan budaya dan kesenian yang tinggi dan menarik, aneka ragam adat istiadat, peninggalan masa lampau yang bernilai, serta keramahan masyarakatnya merupakan daya tarik yang besar dan tidak akan ada habis-habisnya bagi wisatawan mancanegara,” terangnya.
Akan tetapi dia memandang hal ini tentu diperlukan dana yang tidak sedikit dalam meningkatkan pembangunan kepariwisataan yang selama ini telah dilaksanakan di provinsi ini. Oleh sebab itu, peran serta masyarakat di dalam menggarap obyek-obyek wisata sangat diperlukan.
Dalam berbagai hal menurutnya juga perlu ditingkatkan sarana dan pasarananya. Baik penyediaan hotel atau akomodasi yang memadai maupun penambahan fasilitas-fasilitas lain seperti restoran, jasa boga, serta biro-biro perjalanan.
“Ini tentunya didukung pula dengan upaya promosi kepariwisataan dengan memperkenalkan objek-objek wisata diharapkan akan mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kalbar,” tandasnya.
Laporan : Nova Sari
Editor : Andriadi Perdana Putra