Kuli Bangunan Mencopet

DIGELANDANG. Hen digelandang ke Mapolsekta Pontianak Selatan, Senin (4/1). OCSYA ADE CP

eQuator – Pontianak-RK. Kuli bangunan, Hen, 24, berkelit tak memiliki uang untuk biaya kelahiran anak pertamanya. Warga Jalan Karet, Pontianak Barat itu menjambret.

Selama istrinya mengandung, Hen sudah lebih sebelas kali menjambret. Minggu (3/1) sekitar pukul 07.00, menjadi hari nahasnya. Pemuda ini ketahuan mencuri handphone dari saku jaket siswi SMP yang berusia 14 tahun, di lorong pintu Stadion Sultan Syarif Abdurrahman (SSA). Handphone pun terjatuh. Walau sempat melarikan diri, Hen ditangkap penjaga keamanan SSA.

“Ketahuan, kemudian dikejar oleh security di SSA. Kemudian dibawa ke Mapolsekta Pontianak Selatan beserta barang buktinya,” jelas AKP Kartyana, Kapolsekta Pontianak Selatan, Senin (4/1).

Hen merupakan spesialis copet atau jambret. “Kita jerat dengan pasal 362 KUHP, ancaman diatas lima tahun penjara,” tegas Kartyana.

Hen yang digiring keluar dari jeruji besi Polsekta Pontianak Selatan terlihat pasrah. Wajahnya lebam biru seperti habis dihajar massa.

Walaupun demikian dia tak mengaku dihajar massa. “Bukan. Saya tidak dihajar massa,” jelas Hen kepada wartawan.

Hen nekat menjadi pencopet, karena ingin mempersiapkan biaya kelahiran anaknya. “Saya butuh uang untuk biaya kelahiran anak pertama saya. Akhirnya saya nekat menjadi pencopet,” kelitnya.

Penghasilannya bekerja menjadi kuli bangunan tidak cukup untuk biaya persalinan istrinya. Apalagi usia kandungannya sudah sembilan bulan dua minggu.

“Saya hanya beraksi di Stadion SSA setiap hari minggu. Saya dapat 11 handphone. Kemudian saya jual. Kalau Blackberry itu saya jual Rp150 ribu saja. Sedangkan android paling tinggi Rp450 ribu,” katanya. (zrn/oxa)