Kolaborasi TNI dan Tentara Diraja Malaysia, Jaga Kedaulatan Kedua Negara

FOTO BARENG. Para peserta upacara pembukaan Patroli Terkoordinasi gabungan antara Satgas Pamtas TNI Yonif 123/Rajawali dengan TDM REJ 4 KAD Siri 2/2017 berfoto bersama usai upacata--Pendam XII/Tpr for RK

eQuator.co.id–Pontianak-RK. Tentara Nasional Indonesia (TNI) berkolaborasi dengan Tentara Diraja Malaysia (TDM) dalam melaksanakan tugas patroli pengamanan perbatasan darat negara RI-Malaysia. Patroli untuk mencegah terjadinya transnational crime (kejahatan transnasional) dan menjaga kedaulatan kedua negara ini akan gencar dilaksanakan mulai tanggal 10 hingga 19 Oktober 2017.

Sebagai tanda dimulainya Patroli Terkoordinasi ini, Kodam XII/Tanjungpura melalui Korem 121/Alambhana Wanawai (Abw) menggelar upacara di Pos Kotis Satgas Pamtas (Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan) Yonif 123/Rajawali di Dusun Berangan, Desa Janting, Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa (10/10) sekitar pukul 08.00.

“Bertindak sebagai Inspektur upacara adalah Wadan Komando Pelaksana Operasi Korem (Kolakopsrem) 121/Abw, Kolonel Czi Arnold AP Ritiauw,” ucap Kolonel Inf Tri Rana Subekti, Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XII/Tanjungpura kepada Rakyat Kalbar, Rabu (11/10).

Kapendam Tri mengatakan, dalam amanat Komandan Kolakopsrem 121/Abw, Brigjen TNI Bambang Ismawan yang dibacakan Kolonel Czi Arnold, bahwa patroli perbatasan yang dilaksanakan bersama antara Satgas Pamtas TNI Yonif 123/Rajawali dengan TDM REJ 4 KAD Siri 2/2017 ini merupakan salah satu wujud hasil kesepakatan bersama dalam kegiatan Unit Commander Meeting Siri I/2017 yang lalu.

“Selain sebagai simbol kebersamaan, kegiatan ini juga merupakan bentuk aplikasi eratnya persahabatan antara kedua institusi yakni TNI dengan TDM dalam saling menjaga kedaulatan negaranya yang berbatasan darat,” kata Kapendam Tri.

Tak hanya itu, lanjut dia, patroli ini juga berdampak positif untuk mengontrol aktifitas pelintas batas dan dapat mencegah terjadinya kejahatan terorganisasi yang terjadi di lintas perbatasan negara, kejahatan yang melibatkan kelompok atau jaringan yang bekerja di lebih dari satu negara untuk merencanakan dan melaksanakan bisnis ilegal.

“Seperti illegal logging, illegal mining, trafficking, dan termasuk kriminalitas seperti kejahatan narkoba, yang kerap memanfaatkan celah yang ada di wilayah perbatasan kedua negara. Patroli ini diyakini banyak memberikan berbagai dampak lain yang timbul di perbatasan,” ucapnya.

Lebih lanjut Kapendam Tri mengatakan, masalah kawasan perbatasan merupakan fenomena yang senantiasa menjadi fokus perhatian dari semua negara di dunia.

Hal tersebut semakin mengemuka ketika dunia saat ini disibukkan oleh perdagangan global, fungsionalisasi hukum bagi penyelesaian sengketa, melemahnya ratifikasi hukum, meningkatnya intensitas konflik di daerah sebagai akibat berkurangnya sumber daya alam kawasan.

Menyikapi permasalahan tersebut, kata Tri, setiap negara berupaya mengadakan kerjasama regional untuk menentukan batas-batas wilayah teritorialnya. Suatu pengkajian sosiokultural maupun historis dan yuridis telah dilakukan. Demikian juga kegiatan perundingan-perundingan untuk menetapkan perjanjian tapal batas bagi negara.

“Maka setiap prajurit Yonif 123/Rajawali yang bertugas di perbatasan ditekankan agar senantiasa menjalin hubungan yang harmonis dengan prajurit Tentara Diraja Malaysia. Laksanakan tugas dengan dasar kehormatan agar kegiatan patroli ini senantiasa dapat dicapai sebagaimana mestinya. Laksanakan dengan sungguh-sungguh namun tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan baik personil maupun materiil,” ujarnya.

Sedianya, upacara pembukan Patroli Terkoordinasi ini turut dihadiri Dandim 1206/Psb, unsur Muspika Kecamatan Badau, Kepala Imigrasi serta Bea Cukai Badau, Kepala Desa se Kecamatan Badau, tamu undangan dari TDM yakni Ketua Staf Brigif 3 Infantry Malaysia, Letkol Ilyas bin Hanafi, Penolong Pegawai Memerintah 4 KAD Major Rusli bin Madlela beserta rombongan. (oxa)