Ketapang-RK. Besok (9/3) pagi, mungkin ribuan wisatawan yang mengunjungi Kendawangan dan Manis Mata, Ketapang, untuk menikmati Gerhana Matahari Total (GMT) bakal sedikit sulit melihatnya. Sebab, diprediksi titik-titik air halus berdiameter 0,02-0,06 milimeter akan menutupi separuh langit di sana saat fenomena super langka itu terjadi.
“Jadi kemungkinan 50 banding 50 masyarakat dapat melihat GMT secara jelas. Karena cuaca pada saat GMT diperkirakan separuh langit tertutup awan,” jelas Kepala Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) Kelas III Ketapang, Nur Alim, kepada Rakyat Kalbar, di kantornya, kemarin (7/3).
Padahal, penampakan gerhana di kawasan itu diramalkan benar-benar bulat. “GMT hingga 100 persen memang terjadi di Kecamatan Manis Mata dengan titik koordinat Lat. 2,4343 ºS Long. 111,0182 ºE dan di Kecamatan Kendawangan dengan titik koordinat Lat. 2,4961 ºS Long. 110,1977 ºE,” paparnya.
Ia menjelaskan, GMT di Ketapang memiliki perbedaan tingkat ketotalan. Di Kota Ketapang sendiri, GMT diperkirakan hanya berbentuk 80 persen saja, ketika matahari masih dalam keadaan condong.
“Untuk tahun ini, GMT hanya terjadi sekitar 2 menit, tidak seperti GMT beberapa puluh tahun lalu yang terjadi hingga 5 menit lamanya,” jelas Nur Alim.
Ia menyebut, GMT paling awal terjadi di Kota Agung, Lampung, pada pukul 06:19:41,0 WIB. Sedangkan yang paling akhir di Waris, Papua, pada pukul 08:53:44,1 WIT.
“Kalau di Kabupaten Ketapang pada pagi hari,” tegasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora), Yulianus mengatakan, belum mendapat data lengkap terkait wisatawan asing yang akan datang ke Ketapang. Namun, menurut Disbudparpora Kalbar, di Kendawangan akan ada 14 warga Singapura yang terdiri dari peneliti dan wisatawan.
“Tapi apakah pasti akan datang ke Kendawangan atau tidak, sampai saat ini kita belum mendapat konfirmasi lebih lanjut dari Provinsi terkait kedatangan mereka,’’ terang Yulianus.
Awalnya, Yulianus tidak menargetkan jumlah pengunjung yang akan menyaksikan GMT. Namun, melihat euforia masyarakat Ketapang untuk melihat fenomena alam tersebut, ia berpikiran lain.
“Kita targetkan pengujung ke Kecamatan Kendawangan melihat GMT ini sekitar 1000 sampai 2000 orang. Kita pusatkan di Pelabuhan Kendawangan. Durasi GMT mulai pukul 06.19 WIB hingga 08.31 dan puncak gerhananya pukul 07.21. Total durasi GMT bulat penuh sekitar 2 menit lebih,” papar dia.
Malam ini (8/3), akan ada pentas seni budaya menampilkan tarian Melayu dan Dayak. Kemudian untuk menantikan detik-detik munculnya GMT, pada pagi harinya akan ada senam massal bersama masyarakat. Pihaknya menyediakan doorprize kepada peserta, diantaranya sepeda, kompor gas, setrika listrik, dan lain-lain.
“Anggaran doorprize patungan sumbangan pegawai kita dan donatur. Jadi tak pakai APBD. Tujuan kita untuk memeriahkan acara saat gerhana di Kendawangan nanti,” beber Yulianus.
Kasi Promosi dan Pemasaran Pariwisata Disbudparpora Ketapang, Dicky Anthony menambahkan, pihaknya menyiapkan 650 kacamata khusus, 50 topi, serta 50 baju kaos promosi pariwisata. Kacamata tersebut akan dibagikan secara gratis di Pelabuhan Kendawangan.
“Bantuan ini dari Kementerian Pariwisata melalui Disparpora Provinsi, ” ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Ketapang, Junaidi sudah mengingatkan kepada yang ingin mengamati GMT untuk mengenakan kacamata. “Momen alam ini dapat dijadikan momen spiritual khususnya masyarakat muslim di Ketapang untuk salat berjamaah saat berlangsungnya GMT nanti,” tutur dia.
Laporan: Jaidi Chandra
Editor: Mohamad iQBaL