eQuator.co.id – Sintang. Saat ini ada sekitar Lima hingga 10 ribuan penderitaan HIV/AIDS yang tidak diketahui siapa dan dimana. Dari angka itu, 35 persen penderita merupakan kaum milenial.
Dari kasus tersebut, Bupati Sintang, Jarot Winarno meminta agar anak-anak milenial penting untuk peduli dengan penyakit menular tersebut. Hal itu disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari HIV/AIDS se-Dunia Tahun 2018, di Taman Bungur Depan Rumah Jabatan Bupati Sintang, Sabtu (1/12).
“Terima kasih kepada semua komunitas di Sintang yang selama ini sudah peduli pada kasus HIV/AIDS. Ke depan komunitas bisa semakin rajin menggelar aksi,” katanya.
“Saya juga bahagia bisa bertemu dengan kaum milenial yang peduli pada penyakit ini. HIV juga masalah bagi milenial, kaum mileniallah yang juga mesti mengurus kaum milenial,” lanjutnya.
Di Sintang ini kata Jarot, sudah dilakukan pendataan sejak tahun 2000. Saat itu kasusnya mencapai 399. Kasus HIV/AIDS ini diibaratkannya seperti fenomena gunung es, yakni masih banyak orang yang tidak terdeteksi. Banyak orang yang tidak mau tes HIV/AIDS, padahal kalau mau dan ternyata positif, akan bantu.
“Dulu kalau diperiksa positif HIV/AIDS pasti diramal hidup tidak lama. Dengan teknologi kita bisa tambah usia penderita. Yang parah itu sebenarnya ada stigma negatif di masyarakat yang melihat penderita HIV/AIDS sangat buruk. Padahal penyakit hepatitis lebih parah, mudah menular dibandingkan HIV/AIDS,” kata Jarot.
Sementara itu, Duta HIV/AIDS Kabupaten Sintang, Petrus Munung Lupang, mengajak semua masyarakat untuk memahami dulu tentang HIV/AIDS, agar tak salah persepsi dengan penyakit tersebut.
“Virus HIV ini tidak menular dengan mudah,” singkatnya. (Pul)