eQuator.co.id – Landak-RK. Ngetop di era Orde Baru, swasembada beras kembali menjadi inspirasi pemerintahan terkini menjaga kemandirian pangan setiap provinsi. Termasuk Kalbar, tentunya.
“Jangan heran Bapak Gubernur, Bapak Tentara, menanam padi, pangan merupakan hal yang sangat vital. Ketika Presiden Joko Widodo menjadi presiden, Beliau mengatakan bahwa kenyang dulu baru memikirkan yang lain. Seluruh tingkatan instansi harus mendukung program yang dibuat presiden,” ujar anggota DPR RI, Karolin Margret Natasa, di sela-sela tanam perdana cetak sawah di Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak, Sabtu (27/5).
Hal ini, lanjut dia, juga simbol bagi para pemimpin untuk memperkuat perekonomian masyarakat petani. Di Kabupaten Landak, cetak sawah direncanakan seluas 4000 hektar. Pemerintah Provinsi Kalbar melakukannya bekerja sama dengan Zeni Kodam XII tanjungpura.
Target cetak sawah sejuta hektar pun dicanangkan hingga 2019. “Yang paling berperan adalah kelompok tani yang menyediakan fasilitas pertanian, termasuk jadwal tanam. Mari bertani menggunakan teknologi pertanian. Pabrik pupuk tahun ini sudah ada di Siantan (Pontianak,red),” ungkap Gubernur Kalbar, Cornelis.
Untuk tahun 2015, dipaparkannya, perluasan sawah satu-satunya di Sanggau 1000 hektar bekerja sama dengan Direktorat Zeni Angkatan Darat. Pada tahun ini, perluasan tersebar di delapan Kabupaten dengan luas 19.300 hektar.
Mantan Bupati Landak dua periode ini meminta petani kompak dan proaktif kepada pemerintah. Sehingga, yang menjadi permasalahan petani bisa segera diatasi.
Cornelis menyebut, untuk dapat menjual gabah, kepentingan dalam satu keluarga harus dipenuhi dulu. Artinya, betul-betul menjadi petani yang bisa memenuhi keperluan hidup petani itu sendiri. Kekurangan pangan bukan problem sepele. Dunia pun sudah mengakui hal itu menjadi ancaman dunia karena penduduk yang semakin bertambah.
“Siapa Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)-nya betul-betul dibina. Tanah luas di tempat kita, kenapa beli beras dari Thailand, Laos? Lebih baik kita tanam padi sendiri, kita mendapat hasilnya, kita panen, kita yang makan, sisanya kita jual,” terangnya.
Ia berharap masyarakat tidak menjual tanahnya. Apalagi dengan harga murah. Tanah yang kosong lebih baik ditanami. Hijaunya Indonesia dapat mengurangi efek rumah kaca.
“Perubahan iklim juga menjadi ancaman karena negara maju mengeluarkan efek rumah kaca,” ujar Cornelis.
Sementara itu, Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot memaparkan bahwa produktivitas lahan di kabupaten yang dia pimpin mencapai 3,5 ton perhektar. Hanya saja, kelangkaan pupuk dan benih membuat petani menanam apa adanya. Memilih benih dengan intuisi mereka.
“Penangkar benih kesulitan memproduksi karena harus sertifikasi,” bebernya. Untuk penanganan pascapanen, lanjut Adrianus, Pemkab Landak sudah membangun gudang beras, pengadaan rice milling sebanyak 60 unit di seluruh kabupaten.
“Untuk pemasaran, lebih banyak keluar Kabupaten Landak, seperti ke Kota Singkawang dan Kota Pontianak,” terangnya.
Masih di tempat sama, Pangdam XII Tanjungpura Mayjen TNI Agung Risdihanto, yang akan menyerahkan jabatannya besok kepada penggantinya, yakin cetak sawah oleh TNI dan pemerintah provinsi bisa membantu kesejahteraan petani. Kata mantan asisten pribadi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini, Kecamatan Sompak merupakan sentra penghasil padi. Semangat bertani masyarakat harus dipelihara.
“Jangan berpikir kita tidak ada berperang. Musuh sekarang tidak terlihat, musuh menciptakan kondisi agar kita tidak mau bertani, lama kelamaan kita bergantung ke negara lain secara ekonomi dan pangan,” bebernya.
Pada kesempatan itu, Gubernur melakukan tanam padi perdana di Sompak bersama Agung, Karolin, Adrianus, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Kalbar Ny. Frederika Cornelis, dan Ketua Persit Kartika Candra Kirana Kodam XII Tanjung Pura Ny. Agung Risdihanto. Kegiatan serupa dilakukan di Desa Sebadu, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Mohamad iQbaL