Kapal Penarik Ponton Bermuatan 700 Ton CPO Tenggelam

Nekat Berlayar Malam Hari

PENGECEKAN. Kepolisian mengecek lokasi tenggelamnya kapal penarik ponton yang bermuatan 700 ton CPO di Sungai Melawi, Kabupaten Sintang--Polisi for RK

eQuator.co.id – SINTANG-RK. Kapal Motor (KM) Intan Jaya yang menarik ponton bermuatan 700 ton CPO milik PT Julong Group tenggelam di Sungai Melawi, Kabupaten Sintang, pada Minggu (26/5) malam.
Kapal yang dinakhodai oleh Hanafi itu nekad berlayar menyusuri Sungai Melawi pada malam hari, karena perusahaan penerima PT Rejeki Kencana yang berada di Desa Sungai Deras, Kubu Raya memaksa agar CPO segera diantar.
Kasat Pol Air Polres Sintang, Zulfikar Kotto mengatakan, tenggelamnya kapal tersebut dikarenakan ada kelalaian dari nahkodanya yang nekad memaksakan untuk berlayar malam hari. Padahal, hal itu diketahui sangat berbahaya, apalagi dalam kondisi menarik ponton bermuatan.
“Sudah tahu situasi malam, debet air sungai yang sudah mulai surut. Khawatir ponton CPO sama sekali tidak dapat diturunkan (dibawa, red), tapi masih saja menariknya,” ungkapnya, Senin (27/5) sore.
Zulfikar juga mengatakan. Kejadian disebabkan oleh ketidakseimbangan antara beban ponton yang memuat 700 ton CPO dengan kekuatan mesin kapal penarik. Sehingga, kekuatan kapal penarik tak mampu mengendalikan laju ponton. “Makanya, mungkin tidak terkendali pada saat arus deras, lalu ponton kandas,” jelasnya.
Pada saat itulah kapal terus menarik supaya bisa meloloskan ponton agar tidak kandas. Namun, kapal akhirnya miring dan tenggelam. “Untungnya tidak ada korban jiwa,” terang dia.
Zulfikar juga menepis isu beredar bahwa kapal ini tenggelam setelah menabrak lanting PETI. Namun, ditegaskannya tenggelamnya kapal ini murni musibah dan akibat kelalaian sendiri. “Tidak ada menabrak lanting jek (PETI, red). Kalau pontonnya kandas itu memang benar,” jelasnya.
Zulfikar juga memastikan, badan kapal yang tenggelam tidak menghambat lalu lintas perairan. Karena tidak keseluruhan bagian kapal yang tenggelam. Kala itu dia juga meminta supaya ponton diikat, agar tidak hanyut. Sambil menunggu pihak yang bertanggungjawab melakukan evakuasi. (pul)