-ads-
Home Rakyat Kalbar Kampung Batik Manfaatkan Energi Listrik Guna Percepat Produksi

Kampung Batik Manfaatkan Energi Listrik Guna Percepat Produksi

eQuator.co.id-Singkawang. Priska Yeniriatno (33) owner Kampung batik mengakui, kebutuhan energi listrik sangat diperlukan guna mempercepat hasil produksi batik buatannya.

Hal ini diungkapkannya saat kunjungan PLN ke Galery Kampung Batik miliknya di Singkawang. Sekilas Priska menceritakan usaha batik miliknya. Dimana awal mula kampung batik ini terbangun lantaran hobi yang kemudian menjadi pekerjaan yang ia geluti saat ini.

Kampung batik ini sudah terbangun sejak tahun 2013 lalu, dengan hobi serta ide batik khas Kota Singkawang ini muncul sehingga dapat dikenal hingga sampai saat ini. Dari kampung batik ini pulalah mampu melahirkan sebanyak 29 pekerja yang tersebar di lima kecamatan di Kota Singkawang.

-ads-

“Awalnya kampung batik ini muncul karena hobi saya yang senang dengan membatik, bertemu dengan teman dengan hobi yang sejalan kita satukan ide yang kita miliki, hingga hadirlah Kampung Batik ini,” ujar Priska seraya bercerita

Dalam proses pembuatan batik sendiri, diakui Priska, masih menggunakan cara tradisonal, yakni dengan memanfaatkan kompor minyak tanah yang menjadi alat penting dalam membatik. Namun begitu seiring berjalannya waktu dengan tekonologi yang ada saat ini, Wanita 33 tahun ini memanfaatkan kompor listrik sebagai alat bantu produksi batik miliknya.

“Kita masih menggunakan minyak tanah sebagai alat bantu proses pembuatan batik, akan tetapi kesulitan memperoleh minyak tanah juga menjadi kendala, bersyukur sekarang sudah ada kompor listrik khusus membatik kita merasa terbantu,” terangnya

Dijelaskan Priska penggunaan kompor listrik khusus membatik tersebut sangatlah mudah, terlebih kelebihan penggunaan alat ini yakni mampu mengontrol suhu panas dalam proses pembuatan melukis batik diatas kain.

“Menggunakan kompor listrik ini kelebihannya yaitu kontroling suhu alat membatik sudah bisa di pastikan titik stabilnya, jika dibandingkan kompor minyak tanah, kompor listrik produktifitasnya lebih cepat namun dengan hasil yang sama, dan bersyukur disini listrik jarang padam sehingga sangat membantu,” ungkap wanita lulusan Atmajaya

Motif tiga penjuru dengan motif naga yang melambangkan tiga pintu gerbang utama di Singkawang dan menggambarkan keberagaman suku yaitu gabungan Tionghoa, Dayak dan Melayu yang ada di kota ini menjadi motif unggulan Priska. Untuk harga batik yang ditawarkan mulai dari Rp300 ribu- Rp 3 juta rupiah. (Ova)

Exit mobile version