eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Swasembada beras di Kalbar sepertinya sulit terwujud. Pasalnya, sampai hari ini, stok beras masih didatangkan dari luar kalbar.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalbar, Heronimus Hero berkilah, stok beras yang didatangkan dari luar Kalbar, bukan karena beras lokal tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dia mengklaim, produksi padi lokal yang dikonversikan menjadi beras, sejatinya masih tetap surplus. Hanya saja, jenis berasnya masih belum terlalu banyak.
Sehingga beras dari luar Kalbar harus tetap masuk, untuk memberikan pilihan yang lebih banyak di pasar. “Jadi kalau kebutuhan satu, maka di pasar harus lebih dari satu, bahkan bisa tujuh. Dan Itu untuk cadangan jualan juga,” ujar Hero, belum lama ini.
Menurutnya, pasokan beras yang didatangkan dari luar Kalbar, juga punya pengaruh positif. Terutama dalam membuka peluang usaha bidang industri pangan. “Jadi, itu yang menyebabkan beras dari luar masuk. Dan, hal Itu tidak dilarang. Karena, prinsip ekonomi itu membolehkan pedagang mendatangkan barang dari luar, yang penting murah,” ujarnya.
Dia menambahkan, faktor lain yang ikut mempengaruhi tidak semua produksi padi lokal di Kalbar bisa dilempar ke pasar, karena sebagian harus dijadikan cadangan stok oleh Perum Bulog. “Beras lokal juga tidak bisa diserap secara total oleh Bulog, karena harganya yang tinggi,” katanya.
Mengenai beras yang didatangkan dari luar Kalbar, Hero memastikan jumlahnya tidak besar. Tahun 2018 saja, hanya 9.000 ton beras yang dipasok dari luar. “Itu yang kami hitung dari survei dan sebagiannya digunakan Bulog untuk stok,” pungkasnya.
Laporan: Abdul Halikurrahman
Editor: Yuni Kurniyanto