eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Energi dari nuklir merupakan pilihan tepat untuk menghasilkan sumber energi listrik. Reaktor nuklir memungkinkan dikembangkan di Kalbar. Selain memiliki bahan baku, Kalbar bukan daerah rawan gempa.
Fakta-fakta tersebut tersaji dalam seminar nuklir yang mengusung tema ‘Knowledge Sharing for The Development of Electric Nuclear Power In Indonesia’ di Rektorat Untan, Selasa (25/6). Seminar yang digelar Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura ini dihadiri Kedutaan Besar (Kedubes) Perancis dan perusahaan listrik negara tersebut, Electricite de France (EDF) yang juga sekaligus melakukan kunjungan ke Kalimantan Barat.
Di seminar tersebut, EDF dihadiri langsung oleh Sandro Baldi, Frederic Fontan dan Benoit Lepouze. Sementara Kedubes Prancis mengutus Nicolas Gascoin, Rektor Untan Prof Dr Garuda Wiko, perwakilan Badan Tenaga Atom Nasional (Batan) dan perwakilan Kemristekdikti Dr Tumiran serta Dekan Fakultas Teknik Untan, Ir RM Rustamaji. “Acara seminar nuklir yang sebenarnya temanya, public understanding atau knowledge sharing dari Kedubes Prancis menyertakan EDF, EDF ini kira-kira PLN nya kedutaan Prancis,” ujar Dekan Fakultas Teknik Untan, Ir RM Rustamaji, Selasa (25/6).
Jika dikaitkan dengan visi dari Gubernur Kalbar, yang ingin melakukan percepatan infrastruktur Kalbar dan perbaikan tata kelola pemerintah, terkait percepatan infrastruktur itu, diantaranya bagaimana kedepan Kalbar dapat digerakkan melalui industrinya, namun untuk menggerakkan industri tersebut tentu ada faktor penunjang, yakni ketersediaan energi yang mencukupi. “Sehingga dengan ketersediaan energi ini, tentu industri bergerak, energi ini banyak sekali sumbernya, seperti sekarang sumber energi yang digunakan bersumber dari bahan bakar fosil, ini kedepan akan habis, sehingga ini tidak efektif dan efisien, ongkos produksi mahal, sehingga bahan yang dihasilkan tidak kompetitif, alternatif lain batu bara, ini juga akan habis, menggunakan PLTA tapi baru sebatas studi dan potensi,” bebernya.
Persoalannya untuk PLTA, kata Rustamaji, konsistensi untuk menjaga daerah aliran sungai ini juga sangat penting. Sebab untuk PLTA, debit air tidak boleh berkurang dan juga dapat berdampak pada kelangsungan air itu sendiri.
Sehingga alasan tersebut, ia menilai, energi yang berasal dari nuklir, merupakan pilihan yang tepat untuk menghasilkan sumber energi listrik, sehingga tak heran di beberapa negara besar sudah menggunakan nuklir sebagai sumber energi. “Disamping biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih murah, sehingga untuk negara yang industrinya berkembang kebanyakkan sudah menggunakan nuklir, seperti halnya Prancis,” ungkapnya
Rustamaji menilai, Kalbar merupakan daerah yang cukup ideal untuk dikembangkannya nuklir, hal ini lantaran kawasan atau daerah yang tidak ada resiko atau rawan gempa yang menjadi ancaman reaktor gempa. Hal ini juga ditambah dengan bahan baku untuk nuklir, juga terdapat di provinsi ini. “Jika kita hitung nuklir ini sekitar 3 sen dollar AS per kilowatt perjam. Kalau kita lihat dan dibandingkan dengan menggunakan energi fosil sebagai bahan baku,” ungkapnya.
Nilai tersebut sangat jauh sekali perbandingannya, apalagi tingkat polusi dan accidennya juga kecil. “Berbagai upaya dilakukan, tentu hal ini juga dilakukan demi untuk mensejahterakan rakyat,” pungkasnya.
Laporan: Nova Sari
Editor: Yuni Kurniyanto