Merasa Dizalimi, Korut Siagakan Nuklir

Kim Perintahkan Siagakan Nuklir

Ilustrasi NET

eQuator.co.id – SEOUL – Korea Utara (Korut) menolak resolusi baru Dewan Keamanan (DK) PBB yang berisi sanksi lebih tegas. Kemarin (4/3) Kantor Berita KCNA melaporkan bahwa Kim Jong-un malah sedang menyiapkan perlawanan. Pemimpin 33 tahun itu meminta persenjataan nuklir Korut siap kapan pun dibutuhkan.

Melalui Kementerian Luar Negeri, Korut menyatakan bahwa sanksi terbaru untuk pemerintahannya itu adalah sesuatu yang tidak adil, tidak sah, dan tidak bermoral. Rabu malam (2/3), DK PBB menjatuhkan sanksi berat terhadap Pyongyang. Salah satunya, memerintah seluruh negara anggota PBB menginspeksi seluruh kargo dari dan ke Korut.

DK PBB khawatir Korut menciptakan bom nuklir dan menggunakannya untuk menyerang para musuh, terutama Amerika Serikat (AS). Namun, sanksi berat itu tidak membuat pemerintahan Jong-un melunak. Sebaliknya, Pyongyang malah mengecam sanksi itu dan bersumpah akan melanjutkan program senjata nuklirnya sampai berhasil.

’’Keberhasilan nuklir kami adalah buah dari ketekunan. Dan, kami melakukan semua itu berdasar hak untuk membela diri. Kami akan terus begitu selama AS masih menganut kebijakannya yang tidak netral,’’ papar Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataan tertulisnya. Bagi Korut, kebijakan AS yang lantas diadopsi negara-negara Barat itu terlalu mendiskreditkan Pyongyang.

Merasa diperlakukan tidak adil, Jong-un pun protes. Caranya, meningkatkan ketegangan di kawasan Semenanjung Korea. Kamis lalu (3/3), putra bungsu mendiang Kim Jong-il tersebut memerintah militer siaga. Juga, para ilmuwan nuklir Korut. ’’Hulu ledak nuklir Korut harus siaga, supaya bisa ditembakkan sewaktu-waktu,’’ tegasnya sebagaimana dikutip kantor berita pemerintah.

Perintah itu meluncur dari mulut Jong-un saat meninjau uji tembak peluncur roket terbarunya Kamis lalu. Beberapa jam setelah DK PBB memaklumatkan sanksi baru untuk Korut, pemimpin tertinggi negeri komunis itu langsung menembakkan enam proyektil ke wilayah lautnya. Uji tembak itu jelas memantik reaksi AS dan sekutunya. Mereka bersama-sama mengecam Korut. (AFP/Reuters/CNN/hep/c17/ami)