eQuator – Ngabang-RK. Jumlah pengidap HIV/AIDS di Kabupaten Landak pada 2015 meningkat dari tahun sebelumnya. Jika pada 2014, jumlah penderita sebanyak empat orang, pada 2015 sejak Januari hingga Agustus 2015 jumlahnya mencapai 10 orang.
“Penderita tersebut terdiri dari tujuh penderita HIV dan tiga penderita AIDS dengan korban meninggal dunia sedikitnya tiga orang,” ungkap Sekretaris Eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Landak, Yohanes Ngalai, Selasa (1/12) di Sekretariat KPA Landak.
Jumlah kasus tertinggi terjadi pada 2008, dengan 13 pengidap. Sementara dari rentang waktu 2008-2013 jumlah penderita HIV/AIDS sebanyak 63 penderita dengan rincian; penderita HIV sebanyak 41 penderita dan AIDS sebanyak 22 penderita, 15 di antaranya meninggal dunia.
“Tapi sebetulnya HIV/AIDS ini memang merupakan fenomena gunung es. Kelihatannya sedikit, tapi di bawahnya banyak. Data ini merupakan data yang terdeteksi dan ada penderita yang mau memeriksakan dirinya,” kata Ngalai.
Diakuinya, memang ada rasa ketakutan masyarakat untuk memeriksakan dirinya apakah menderita HIV/AIDS atau tidak. “Sebetulnya khusus untuk ibu hamil, sebelum dia melahirkan, ibu hamil itu harus tes HIV/AIDS terlebih dahulu. Kalau di daerah lain memang sudah mengadakan tes HIV/AIDS terhadap ibu hamil,” katanya.
Tujuan tes itu supaya bayinya bisa ditangani sejak dini jika ibunya terdeteksi menderita HIV/AIDS. Pasalnya berdasarkan data nasional terbaru, yang rentan menderita HIV/AIDS adalah ibu rumah tangga.
“Alasannya, mungkin saja suaminya bekerja ke luar daerah dan datangnya pun sebulan sekali atau setahun sekali ditambah lagi suka jajan, tiba-tiba datang ke rumah dan melakukan hubungan intim, ditambah tidak memakai pengaman berupa kondom. Bisa saja istrinya terkena juga HIV/AIDS,” bebernya.
Diungkapkannya ada komitmen nasional bahwa pada tahun 2030 mendatang Indonesia Zero AIDS, dan HIV/AIDS masuk dalam program MDG’s. “Tapi itu impossible (mustahil). Namun Target nasional itu merupakan tantangan berat bagi kita untuk mencapainya,” ujar Ngalai.
Reporter: Antonius
Editor: Kiram Akbar