Jumlah Kendaraan Melebihi Prediksi

Puncak Arus Balik di Jawa

ONE WAY. Suasana gerbang tol Cikarang Utama, polisi telah memberlakukan system satu arah atau one way traffic di tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan Cikopo-Palimanan (Cipali). Raka Denny-Jawa Pos
ONE WAY. Suasana gerbang tol Cikarang Utama, polisi telah memberlakukan system satu arah atau one way traffic di tol Jakarta-Cikampek (Japek) dan Cikopo-Palimanan (Cipali). Raka Denny-Jawa Pos

eQuator.co.idJakarta-RK. Luar biasa libur lebaran tahun ini. Puncak arus baliknya membuat Korlantas melakukan berbagai rekayasa lalu lintas.

Di jalan tol Ibukota, dilakukan one-way atau satu arah dari arah Tegal hingga ke Cawang dengan panjang 294 km. Lalu, di sekitar Nagreg (Bandung), jalan Limbangan, dan Jalan Nanggeleng (Sukabumi), dilakukan sistem buka-tutup lebih dari lima kali.

Kabagops Korlantas Polri Kombespol Benyamin menuturkan bahwa di jalan tol fungsional Salatiga-Kartasura, tepatnya di jembatan Kali Kenteng karena kepadatan kendaraan, telah dilakukan pengalihan jalur. ”Kecepatan kendaraan sekitar 10 km perjam, maka petugas mengeluarkan arus kendaraan ke Boyolali,” tuturnya.

Hingga ke Semarang, kondisi tidak mengalami masalah. Mulai tersendat di Jembatan Kali Kuto yang membuat petugas mengalihkan jalur ke jalan Pantura. ”Ini sore tadi ya, pengalihannya pukul 15.00,” jelasnya.

Untuk pukul 15.30, dilakukan rekayasa lalu lintas berupa one-way atau satu arah dari km 53 hingga ke Cawang. ”Namun, secara bertahap akan terus ditambah one-way ini, dari arah Jakarta hingga Semarang. Bergantung volume kendaraan,” paparnya dihubungi Jawa Pos sore kemarin (19/6).

Namun, sekitar pukul 19.00, one-way dipastikan bertambah, Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa menuturkan bahwa penambahan jarak untuk satu arah telah dilakukan. penambahan jarak itu dari pintu tol Kertasari hingga Cawang. ”Kami tambah ya,” ujarnya.

Dengan begitu, total jarak one-way di jalan tol mencapai 294 km. dia mengatakan, kondisi lalu lintas akan terus dipantau untuk bisa melakukan rekayasa lalu lintas yang tepat. ”Kita lihat lagi nanti,” paparnya melalui keterangan tertulis.

Benyamin menambahkan karena one-way itu masyarakat diharapkan untuk bisa melalui jalur lainnya. Seperti, Kali Malang dan To Jagorawi.

”Jangan melalui tol Cawang,” terangnya.

Untuk di sekitar Nagrek, tepatnya jalan Limbangan-Nanggeleng memang terjadi kemacetan cukup panjang. Laporan petugas hingga pukul 14.00 telah dilakukan sistem buka tutup sebanyak lima kali.

”Kemungkinan besar sistem buka tutup ini akan diberlakukan hingga malam hari,” paparnya.

Yang pasti, tujuan utamanya menguras kendaraan yang berasal dari Jawa Tengah. Dia mengatakan, sejak dari Purwokerto juga ada pengalihan arus kendaraan ke Slawi.

”Sehingga, tidak menumpuk semua di satu jalan,” terangnya.

Sementara itu, General Manager PT Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek Raddy Riadi Lukman mengungkapkan pada saat one way ke arah Jakarta semua mobile reader dipergunakan secara maksimal di exit tol Cikarang Utama (Cikarut). Alat sebesar mesin EDC tersebut dibawa petugas yang berada di depan gerbang exit. Sehingga kapasitas transaksi di gardu bisa bertambah.

”Terbukti saat pemberlakuan oneway, antrian di Cikarut hanya 5-15 kendaraan,” ujar Raddy.

Sekitar pukul 13.00, pengelola tol Japek sudah menyiapkan one way untuk diberlakukan pada sore harinya. Lantaran lalu lintas yang mengarah ke Jakarta mencapai puluhan ribu kendaraan.

Prediksi Jasa Marga, jumlah kendaraan yang melintasi Cikarut kemarin mencapai 110.400 kendaraan. Sedangkan pada H+2 atau Senin (18/6) prediksi 99.500 kendaraan tapi ternyata jumlah kendaraan yang melewati Cikarut melebihi prediksi. Yakni mencapai 116.104 kendaraan.

”Sepertinya banyak pengguna jalan yang menghindari prediksi puncak arus balik pertama H+4 yang sudah disosialisasikan dengan mempercepat kepulangannya menjadi H+2,” ujar Raddy.

Raddy mengungkapkan diperkirakan masih ada puncak kedua lantaran libur masih panjang. Dia menyebutkan kemungkinan pada H+8 (24/6) masih berpotensi jadi puncak balik karena akhir libur anak sekolah. Diperkirakan ada 109.500 kendaraan yang akan melintas.

Sedangkan di ruas tol Cipali, pemberlakukan one way dimulai sekitar pukul 14.50. Tol sepanjang 116 kilometer itu sejak dari gerbang Palimanan hingga Cikopo hanya dikhususkan untuk menuju ke arah Jakarta saja. GT Sumberjaya, GT Cikedung, GT Kertajati, GT Subang, GT Kalijati untuk arah Brexit pun ditutup. Sejak pagi hinga pukul 14.00 kemarin jumlah kendaraan yang melintas di tol yang dikelola PT Lintas Marga Sedaya itu sudah mencapai 36.102 kendaraan.

GM Operation PT Lintas Marga Sedaya (LMS) Suyitno mengungkapkan Senin dan kemarin (19/6) memang terjadi puncak arus balik. Untuk menghindari kemacetan ruas jalan, pemudik yang ingin kembali ke Jakarta dan sekitarnya disarankan untuk menghindari perjalanan pada 19-20 dan 23-24 Juni. Bagi yang sedang di perjalanan, kapasitas Rest Area sangat terbatas dan tidak akan mencukupi untuk menampung semua kendaraan yang ingin beristirahat.

”Oleh karena itu kami sudah mengatisipasi kepadatan dengan mengarahkan pemudik keluar tol. Sebagai panduan lokasi istirahat dan wisata kuliner, manajemen akan kembali mendistribusikan peta dan buku saku wisata halal Cipali besok, 20 dan 21 Juni,” ujar Suyitno.

Dia juga menghimbau agar para pengendara tidak sembarangan berhenti di bahu jalan. Karena bisa membahayakan diri sedniri dan pengendara lain. Kantor-kantor LMS yang terletak di gerbang tol pun juga terbuka bagi pemudik. ”Untuk keadaan terdesak, penggunaan toilet bisa memanfaatkan di kantor kami,” imbuh dia.

Meski demikian, Kepala Posko Nasional Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub, Arif Toha mengatakan bahwa masih 25 persen pemudik yang terdeteksi bergerak kembali ke Jakarta pada H+2 lebaran. Dari rekaman Kemenhub, sekitar 1,7 juta kendaraan meninggalkan Jakarta pada periode lebaran.

“Itu artinya masih ada 75 persen lagi, atau sekitar 1,2 juta kendaraan lagi yang akan balik ke Jakarta pada tanggal 20 dan 21 nanti,” kata Arif.

Menurut ia, solusi one way yang diberlakukan adalah yang terbaik untuk saat ini. Ia meminta para pengendara yang kebetulan keluar dari Jakarta ke arah timur untuk ikhlas dialihkan ke jalur arteri demi memperlancar saudara-saudaranya yang balik ke Jakarta.

Arif mengatakan Kemenhub akan mengecek secara berkala soal pemberlakuan one way ini. “Belum ada pembatasan sampai kapan, tergantung situasi,” katanya.

Saat ini, kata Arif sudah terlihat peningkatan dan lonjakan penumpang di berbagai moda. Baik darat, kereta api, maupun pesawat udara. Kemenhub memperkirakan, puncak arus mudik masih akan terjadi pada tanggal 20 dan 21Juni.

“Kemungkinan lebih ke tanggal 20. Karena 21 itu sudah mulai masuk kantor,” katanya. (Jawa Pos/JPG)