eQuator – NGABANG-RK. Sejumlah pelajar SMU di kabupaten Landak mengikuti acara pengembangan multikulturalisme guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, di aula Hanura Ngabang Kamis (12/11).
Acara dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Kalbar ini dibuka Bupati Landak yang di wakili Staf Ahli bupati bidang kemasyarakatan dan SDM kabupaten Landak, Asuardi Daris.
Dalam sambutannya, Asuardi Daris berharap para siswa supaya belajar tentang multikulturlisme. Secara sederhana multikulturalisme berarti keberagaman budaya. Istilah multikultural ini sering digunakan untuk menggambarkan tentang kondisi masyarakat yang terdiri dari keberagaman agama, ras, bahasa, dan budaya yang berbeda.
“Kita banyak ragam banyak suku dan agama, tapi kita bisa bersatu. Inilah yang kita inginkan dan harapkan. Dari banyaknya ragam dan suku agama ini bisa membuat kita damai,” ujarnya.
Dikatakannya, untuk kabupaten Landak masyarakat sudah hidup rukun dan damai, walaupun banyak perbedaan. “Jadi yang sudah rukun aman dan damai ini harus di pertahankan. Maka generasi muda harus saling menghargai satu sama lain. Kita harus menjaga kedamaian. Karena hidup damai itu indah,” pesannya.
Sekretaris Kesbangpol provinsi Kalbar Agus Suparman mengatakan kegiatan ini bertujuan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tantangan yang harus dihadapi bangsa, khususnya masyarakat di Kalbar dalam menciptakan suasana yang kondusif.
“Kegiatan pengembangan multikulturalisme pada pelajar SMU di kabupaten Landak ini merupakan upaya yang dilakukan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa pada generasi muda khususnya para pelajar di tingkat sekolah menengah guna menghadapi tantangan dan perubahan zaman terkait kemajuan teknologi informasi dan komunikasi,” katanya.
Selain itu upaya ini juga diharapkan akan dapat mereduksi berbagai prasangka akibat stereotip negatif yang melekat dan dilekatkan kepada masing-masing sukubangsa yang ada khusunya sukubangsa di provinsi Kalbar.
“Melalui kegiatan ini diharapkan akan terjalin komunikasi dan interaksi lintas eknik sekaligus mempertemukan perbedaan-perbedaan yang ada. Khususnya perbedaan kesuku bangsaan yang di miliki oleh indovidu yang pada gilirannya dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa,” terang Agus. (ius)