Pontianak-RK. Heni Salwati, Pengusaha Jasa Pendidikan dan Fashion Budaya memotivasi para pengusaha pemula agar jangan ragu memulai melangkah bisnis. Karena menurutnya, keputusan menjadi pengungasaha tak hanya merupakan pilihan, tapi “kewajiban”.
“Karena ketika kita jadi pengusaha mental dan kepribadian kita dibangun, semakin besar omzet maka low profile itu wajib dan banyak banget pengusaha yang omset kecil tapi profilenya besar,” katanya kemarin kepada Rakyat Kalbar.
Menurutnya, menjadi pengusaha, merupakan hal yang “wajib” dilakukan. Karena menjadi pengusaha adalah fase di mana seseorang harus banyak belajar menjadi manusia seutuhnya. “Bahasa simpelnya mau jadi manusia seutuhnya di wirausaha. Karena wirausaha bukan profesi tapi mentaliti. Jadi statemen jadi karyawan tapi jadilah pengusaha itu bagi saya enggak benar. Karena banyak karyawan atau orang yang menjalani profesi tapi tetap jadi wirausaha, karena wirausaha itu keharusan,” katanya.
Adapun tipsnya, bagi para calon pengusaha yang akan terjun, dapat memulai wirausaha dari hal yang disenangi atau dicintai. “Lalu fokus dan ditekuni, setelah itu buat protofolio usahamu dalam bentuk proposal bisnis lalu kembangkan lagi,” ujarnya.
Menurut perempuan yang sudah mulai terjun ke dunia usaha sejak tahun 2011 ini–dengan usaha pertama yang digelutinya, yakni kelas public speaking dengan brand Education of Public Speaking–tidak setuju jika ada pengusaha yang gagal dalam usaha, dan kemudian mengkambinghitamkan bahwa dia telah salah langkah dalam memulai suatu bisnis ini dan itu.”Tidak ada istilah pengusaha itu salah langkah. Yang ada hanya proses, selalu evaluasi prosesmu setiap menit agar kamu tau di menit berikutnya mau ngapain dengan usahamu. Jangan dibiarkan menumpuk dulu masalahnya baru mau diamankan, itu akan membuat semakin ribet. Jadi belajarlah disiplin dengan binismu sejak star up (pemula),” katanya.
Seperti beberapa pengusaha lainnya, Alwa sapaan akrab perempuan ini setuju, bahwa sifat tinggi hati, cepat puas, tidak mau belajar, tidak mau berorganisasi dan negatif terhadap perkembangan baik manusia ataupun dunia dan anti teknologi, bakal menghancurkan usaha. Sekurang-kurangnya bisnis yang dijalankannya akan stagnan, dan pelan-pelan mulai ditinggalkan orang. “Jangan takut dengan teknologi,” pungkasnya.
Dia mengaku salut dengan beberapa teman pengusaha start up yang sudah berani mengambil peran banyak di berbagai bidang usaha diawal-awal merintis. “Ya sengan adanya sikap begitu itu adalah cara nagaimana mereka menemukan passion mereka, karena mereka melihat banyak banget peluang, biarkan saja sambil kita dampingi, pelan-pelan akan tau sedri mereka memilih mana yang terbaik dari semua itu. Karena juga kalau dari awal hanya satu, maka kreatifitas dan potensinya nanti enggak keluar full,” ujarnya. (fik)