eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono melakukan pemantauan arus mudik Idul Fitri di Bandara Internasional Supadio Kubu Raya sekitar pukul 10.30 WIB, Senin (11/6). Pemantauan ini guna mengecek kesiapan pengamanan dan pelayanan kepada pengguna transportasi udara.
Didampingi pejabat utama Polda Kalbar dan Kapolresta Pontianak, Kapolda berdialog dengan para pemudik serta staf Bandara Supadio. Baik mengenai kesiapan dan pelayanan, maupun mendengarkan keluhan pemudik. Setelah melakukan pemantauan ke Posko Terpadu Bandara, Didi menyakini arus mudik di Kalbar dalam keadaan kondusif.
“Kita turun untuk menindak lanjuti hasil Rakor lintas sektoral yang kita lakukan beberapa waktu lalu. Tujuannya memberikan keamanan dan kenyamanan pada masyarakat yang akan melaksanakan mudik Lebaran,” tutur Kapolda kepada wartawan.
Kapolda menilai, penanganan terpadu oleh 19 instansi terkait mudik sudah berjalan baik. Baik yang datang maupun berangkat ke kalbar sudah terakomodir. Begitu pula dengan harga tiket pesawat sudah berpedoman dengan ketentuan Menteri Perhubungan RI. “Para penumpang menyampaikan sudah sesuai aturan,” jelasnya.
Kondisi ini kata Didi, telah mengindikasikan bahwa aspek keamanan benar-benar terjalin secara terpadu. Baik dari internal di sini dan 19 instansi lainnya. Namun tetap perlu diwaspadai, para calo tiket yang menyebabkan harga menjadi mahal.”Tolong calo-calo jangan lagi main-main,” tegasnya.
Untuk mengantisipasi calo, Didi meminta kepada pihak Bandara untuk dapat mensosialisasikan cara pembelian tiket online. “Supaya dapat menghindari praktik calo,” tuntas Kapolda.
General Manager (GM) Bandara Internasional Supadio Kubu Raya Jon Muhktar Rita menuturkan, tahun ini terdapat pertumbuhan jumlah penumpang menjelang Idul Fitri.”Jumlah penumpang mengalami peningkatan sebesar 10 persen sampai 15 persen dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya.
Dikatakan dia, puncak arus mudik terjadi sejak H-7 Lebaran hingga hari ini (kemarin, red). Per hari sekitar 12.000 – 13.000 ribu pemudik diberangkatkan dari Bandara Supadio. Peningkatan tak hanya penerbangan dalam negeri.
“Penerbangan internasional juga mengalami peningkatan dari lebaran tahun lalu, kisarannya sekitar 15 persen,” jelasnya.
Guna memberikan kenyamanan dan kepada pemudik, 110 pesawat sudah disiapkan sesuai skedul yang ada. Beberapa maskapai mengajukan ekstra flight. Mengingat permintaan jasa transportasi udara ini terus bertambah. “Ada 6 rute yang extra flight dengan beberapa maskapai, yakni Nam Air, Expres Air dan Sriwijaya Air,” ucapnya.
Terkait pengaman di Bandara kata Jon, sejauh ini terpantau aman. Pihak otoritas Bandara selalu berkoordinasi dengan kepolisian yang dibantu TNI dan seluruh instansi yang ada untuk menjaga keamanan. “Selain itu, kita juga membuat Posko di Bandara,” tukasnya.
Selama arus mudik Lebaran berlangsung, pihak Bandara stanby 24 jam melayani masyarakat. Jika ada delay karena faktor rotasi pesawat dan lain sebagainya, pihaknya terbuka memberikan pelayanan. Mengingat, lonjakan penumpang per hari bisa mencapai 14.000 ribu. Kendati sejak H-7 hingga kemarin hanya berkisar 12.000 sampai dengan 13.000 penumpang. “Mungkin di H-1 Lebaran baru terdapat puncak arus mudik,” ulasnya.
Jon memprediksi, puncak arus balik Lebaran terjadi pada Sabtu sampai Minggu.”Karena Senin para pekerja akan masuk bekerja kembali,” tutup Jon.
Sementara itu, salah seorang pemudik pengguna transportasi udara yaitu Agus. Ia bermaksud pulang ke Bandung menggunakan Lion Air. Pria 37 tahun ini memilih pesawat lantaran menghemat waktu.
“Kita pilih transportasi udara karena lebih cepat sampai ke kampung halaman, sehingga tidak lama di perjalanan,” katanya.
Naiknya harga tiket ia tidak terlalu khawatir. Jauh-jauh hari dia telah memesan tiket secara online.
Penumpang lainnya, Djoko mengatakan pelayanan otoritas Bandara Supadio sudah cukup baik. Djoko yang bekerja sebagai buruh pengerjaan jalan ini mengakui, tiket mudik ke kampung halamannya di Solo telah difasilitasi oleh kantor.”Saya juga tidak tau berapa harga tiketnya, yang jelas jauh-jauh hari telah di pesankan oleh kantor,” jelasnya.
Djoko berencana pulang ke kampung halaman selama 10 hari untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarganya.
“Selama menggunakan transportasi udara tidak ada masalah yang dihadapinya,” tutup Djoko.
Di tempat terpisah, H-4 Lebaran di Pelabuhan Dwikora Pontianak, penumpang akan bertolak menuju Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang menggunakan KM Dharma Kencana, Senin malam (11/6).
“Hari ini satu kapal yang berangkat dan yang terakhir tujuan ke Semarang, ke Surabaya sudah habis kemarin, ke Jakarta tidak ada,” kata Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Pontianak, Subuh ditemui Rakyat Kalbar di ruang kerjanya.
Subuh menjelaskan, mudik Lebaran 2018 angkutan antarpulau hanya menggunakan dua kapal. Yaitu KM Lawit dan Dharma Kecana. Masing-masing kapasitas angkut 1600 dan 1006 penumpang.
Dibanding tahun lalu, jumlah penumpang baik tujuan ke Semarang maupun Surabaya ada penambahan sedikit.
“Tapi masih sesuai dengan kapasitas yang diberikan,” ucapnya.
Menurut Subuh, penanganan penumpang mudik Lebaran sudah lebih baik. Pihaknya telah melakukan rapat koordinasi dan membentuk Posko Tepadu dengan instansi terkait untuk pelayanan penumpang. Baik yang akan berangkat maupun baru tiba di Kalbar. “Menurut pantauan kami selama ini berjalan tertib dan lancar,” tuturnya.
Keberadaan Posko terpadu, sebagai pusat informasi, penanganan dan pelayananan dalam proses embarkasi. Baik kendaraan maupun penumpang serta pemantauan logistik yang datang. “Untuk pelayanan, memberikan rasa aman, nyaman serta tertib,” terang Subuh.
Salah seorang pemudik yang menggunakan kapal, Lestari Dewi. Dia hampir lima tahun tidak mudik ke kampung halamannya. Ia memilih transportasi air lantaran lebih murah dibanding pesawat.
Bersama anak dan suaminya, wanita 46 tahun ini jauh-jauh hari sudah membeli tiket. Dia mendapatkan tiket seharga Rp410.000. “Irit dan murah naik kapal. Kita pesan tiket sudah lama,” ucapnya.
Walaupun perjalanan menggunakan kapal memakan waktu dua hari, namun yang penting baginya bisa tiba di kampung halaman dengan selamat. Sehingga dapat berkumpul dengan keluarga di Jawa di saat hari raya.
“Kalau dikatakan lama ya lama, kalau di kapalkan ada makan tiga kali, kalau mau jajan ya jajan, tergantung kita,” sebutnya.
Walau pun jadwal keberangkatan kapal Senin malam, dari Bodok Kabupaten Sangau, ia bersama rombongan memilih datang lebih awal ke di pelabuhan Dwikora. Mereka tiba di pelabuhan pukul 03.00. Lestari mudik ke kampung halamannya di Purwodadi, Jawa Tengah. “Kami datang subuh tadi, sengaja datang lebih awal,” ungkap Lestari.
Senada disampaikan penumpang lainnya, Samihon. Pria 40 ini lebih memilih kapal laut daripada pesawat untuk perjalanan mudiknya. “Kemarin lihat harganya tiket pesawat ngak mampu mas,” ucapnya.
Pekerja di salah satu perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Sangau ini akan menuju ke Semarang. Sampai di Semarang, dia akan melanjutkan perjalanan darat lagi menuju kampung halamannya di Ponorogo, Jawa Timur, memakan waktu kurang lebih delapan jam.
“Yang penting bisa sampai ke rumah, ini juga sudah bersyukur dapat tiket,” pungkasnya.
Pantau Rakyat Kalbar, ratusan penumpang sejak Senin siang sudah mulai memadati teras terminal Pelabuhan Dwikora. Hingga jelang sore para pemudik semakin ramai berdatangan. Mereka datang baik bersama keluarga, maupun sendiri. Ada pula rombongan menggunakan mini bus yang diantar karabatnya ke pelabuhan.
Diperkirakan sekitar seribuan pemudik akan diangkut ke Semarang. Terdapat sebuah Posko, tampak petugas gabungan personel kepolisian dan TNI AL berserta beberapa petugas instansi terkait lainnya.
Laporan: Andi Ridwansyah, Ambrosius Junius
Editor: Arman Hairiadi