eQuator.co.id – Kuching-RK. Menilik banyaknya kasus yang dialami TKI di Sarawak, Kuching, Malaysia, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) setempat membuat gebrakan baru. Mereka berupaya memotivasi agar para TKI tak lagi terjerat calo atau agen tenaga kerja nakal.
Minggu (10/4), untuk kali pertama, KJRI Kuching menggelar malam anugerah Indonesia Migrant Workers Award (IMWA) yang diselenggarakan di Hilton Hotel, Sarawak. “Kegiatan kita ini bukan hanya di Sarawak, tapi di seluruh perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri,” kata Fathan Sutrisno, Humas Panitia IMWA usai malam anugerah.
Sembilan TKI prosedural dianugerahi penghargaan tersebut. Pemilihan mereka, dijelaskan Fathan, berawal dari 65 nama yang diajukan oleh masing-masing perusahaan tempat TKI mencari nafkah. Dari jumlah tersebut, panitia menyaring menjadi 45 nama. Lalu disaring kembali hingga terpilih 22 nominasi.
“Kemudian kita memilih kembali tiga pemenang untuk tiga kategori, sehingga kita mendapatkan sembilan nama pemenang. Juara satu, dua dan tiga,” ujarnya.
Pemenang di kategori perkebunan kelapa sawit, juara pertama diraih Muhammad Irwan bin Saleng, kedua Asman bin Sudirman, dan ketiga Syamsul Kamar Dadang. Pemenang di kategori industri kayu Sumaryanto Sugo Hartono, tempat kedua Romadon Mulyono, dan ketiga Junaidiansyah.
Sedangkan untuk kategori industri konstruksi dan manufaktur, juara pertama diraih oleh Sumedi Redo Suwito, kedua oleh Didik Dwi Windarto, dan ketiga diraih Suligi. “Sembilan pemenang ini ada yang berasal dari Sulawesi, Jawa, dan Sumatera. Sedangkan untuk Kalimantan hanya masuk nominasi saja, yakni seorang TKI asal Sambas, Kalbar,” papar dosen di Sarawak asal Indonesia itu.
Pemenang mendapatkan hadiah berupa trophy dan uang tunai. Untuk juara pertama masing-masing kategori mendapatkan hadiah sebesar RM 12.000, juara dua RM 10.000, dan juara ketiga mengantongi RM 7.000.
“Kalau untuk 13 TKI yang masuk nominasi menjadi juara harapan. Itupun kita kasih penghargaan dan uang masing-masing sebesar RM 1.000,” beber Fathan.
Panitia juga memilih The Best Overall yang diraih oleh Sumaryanto dari kategori industri kayu asal Yogyakarta. Untuk The Best Overall ini, panitia menambah uang sebesar RM 3.000, sehingga yang diraih Sumaryanto total RM 15.000.
Fathan bercerita, proses menggelar malam anugerah ini telah dipersiapkan selama setahun. Makanya, award 2015 baru bisa digelar pada 2016 ini. Begitu juga pemilihan pemenang membutuhkan waktu cukup panjang.
Awalnya, panitia sempat pesimis dan ragu dalam menggelar kegiatan ini. Namun, di luar dugaan, pihak perusahaan dan sejumlah sponsor mendukung penuh event ini dan menyambut antusias.
Bahkan, lanjut Fathan, owner perusahaan yang mendukung acara tersebut kaget. Sebab, selama ini penghargaan biasanya hanya diberikan untuk perusahaan berprestasi.
“Faktanya kita bisa membangun sebuah komunikasi dan membuat sebuah kegiatan yang bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada para tenaga kerja. Kegiatan ini sebagai contoh bagi TKI lainnya agar termotivasi berkerja dengan baik dan sesuai prosedural,” paparnya.
Konsul Jenderal KJRI Kuching, Jahar Gultom menambahkan, program yang diinisiasi oleh KJRI ini dimulai sejak 2014. Ia berharap kegiatan ini memotivasi TKI di Malaysia, khususnya Sarawak, untuk lebih giat bekerja.
Jahar melanjutkan, ada tiga syarat sebagai pemenang. Pertama mereka yang sudah bekerja selama 3 tahun, kedua masuk secara prosedural dan yang ketiga dicalonkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja.
“Kedepannya kegiatan ini diharapkan terus berlanjut tidak hanya di Sarawak saja, tapi di Malaysia secara keseluruhan, bahkan bisa menjadi percontohan untuk semua perwakilan Indonesia yang ada di luar negeri,” tuturnya. Malam anugerah ini juga dihadiri pejabat daerah asal TKI tersebut, termasuk Gubernur Kalbar Cornelis beserta istri dan sejumlah SKPD Pemprov Kalbar.
Dengan menyaksikan langsung dan ikut serta dalam malam anugerah IMWA 2015, Cornelis mempunyai impian pihaknya bisa menggelar hal serupa untuk tenaga kerja di Kalbar. “Untuk karyawan-karyawan berprestasi,” ujarnya di sela-sela malam anugerah itu.
Dengan adanya perhargaan seperti ini, ia melanjutkan, akan memotivasi tenaga kerja untuk berkerja lebih baik, jujur, dan rajin. “Bagus, acara ini bagus,” ucap Cornelis.
Menurut dia, penghargaan yang diberikan kepada TKI di Sarawak itu juga daya tarik untuk orang Indonesia agar mau berkerja di Malaysia secara prosedural. Nah, pemberian prestasi karyawan di Kalbar juga tak kalah pentingnya. Karena di Kalbar juga banyak pekerja dari luar seperti halnya di Sarawak.
Nantinya, dengan diberikan prestasi sedemikian rupa juga membuat orang luar tertarik untuk datang dan bekerja di Kalbar. Dengan demikian, akan berpengaruh kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kan di tempat kita juga banyak pekerja, seperti tambang, sawmil, sawit, pabrik, toko dan supermarket. Nanti dibuat masing-masing kategori sesuai dengan sektor pekerjaannya. Ya, kita kasihlah sedikit hadiah seperti ini,” tuturnya.
Tak hanya itu, ia juga mengatakan pekerja media pun patut diberi penghargaan atas dedikasi dan prestasinya. “PWI dan AJI itukan bisa cari sponsor. Koran-koran dan televisi juga kan bisa,” tutup Cornelis.
Sementara itu, Menteri Tenaga Kerja melalui Dirjen Pemberdayaan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Herry Sudarmanto memuji IMWA 2015 ini. Kata dia, para pengusaha kedepannya diharapkan dapat lebih tertib dalam merekrut pekerja.
“Dengan cara legal dan melalui jalur resmi sehingga bisa menciptakan kompetensi baik antarpekerja dan meminimalisir kasus-kasus yang menimpa mereka,” tutur Heri dalam sambutannya.
Tak hanya terhadap IMWA, Herry juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Malaysia, terutama untuk terus melakukan kerja sama dalam penempatan dan perlindungan TKI di sana. “Yang masih memberi kepercayaan dan kesempatan kepada TKI untuk menjadi pekerja,” ujarnya.
Laporan: Ocysa Ade CP
Editor: Mohamad iQbaL