eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Perubahan iklim atau pemanasan global (global warming) berupa kemarau ekstrim di Kalimantan dan Sumatera, berdampak pada kebakaran lahan dan hutan, akhirnya kewalahan untuk ditangani.
Di Kalbar, tercatat hotspot (titik panas) tertinggi berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang dihimpun Ahad (15/9), sedikitnya berjumlah 1.121 titik. Tersebar di beberapa wilayah. Terutama Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, dan Kubu Raya.
Kabupaten Ketapang paling mantap. Juara. Menyumbang 578 titik. Disusul tetangganya, Kayong Utara, 216 titik. Di dekat ibu kota Provinsi, Kubu Raya tak segan untuk menyumbang 160 titik.
Nun jauh di timur Kalbar, ada Sintang dengan 81 titik, Melawi 29 titik, Sanggau 15 titik, Kapuas Hulu 10 titik, dan Sekadau 5 titik.
Bagian utara Kalbar tak mau ketinggalan. Sambas urunan 17 titik api, Singkawang 4 titik, Landak 3 titik, dan Mempawah 1 titik. Ibu kota provinsi sendiri, Kota Pontianak, yang terdampak parah oleh kabut asap juga menyumbang satu titik.
Angka itu, untuk se Kalbar, menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan pada 8 September pekan lalu. Yang secara keseluruhan hanya 514 titik, atau kini naik 200 persen.
Akibatnya makin parah Ahad (15/9) kemarin, dengan delay-nya penerbangan-penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Supadio, di Kubu Raya. Hanya Citilink berhasil mengudara, Ahad pagi. Lainnya, AirAsia kembali ke Kualalumpur. GIA 502, GIA 512, Nam 136, Nam 200, LNI 832, balik kanan ke Cengkareng.
Baru petang sekira 18.00 WIB, sejumlah pesawat landing dan take off di Supadio. Sedangkan Wings 1371 dari Sintang dan Wings 1441 dari Ketapang tidak berani terbang.
Namun, dampak paling buruk adalah kualitas udara di Kota Pontianak dan sekitarnya. Yang dinyatakan tidak sehat. Sehingga sekolah mulai dari PAUD-TK sampai SLTA di beberapa kabupaten/kota harus diliburkan.
Meski sudah separah ini, pemerintah pusat belum mengeluarkan signal menetapkan bencana nasional. Bagaimana dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Barat?
Tugiyanto, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kalbar ketika diwawancarai Rakyat Kalbar via WhatsApp, mengaku sedang akan mempertimbangkan situasi darurat bencana asap. Maksudnya, tengah mempertimbangkan untuk mengeluarkan Surat Keputusan (SK) Tanggap Darurat.
“Untuk SK Tanggap Darurat segera kita pertimbangkan,” tulis Tugiyanto via WA, Ahad (15/9) sore.
Sejauh ini, BPBD Kalbar mengaku masih terus konsentrasi melakukan upaya penanggulangan Karhutla Ketapang dan Kayong Utara melalui darat dan udara. Kata Tugiyanto, heli Bell sudah setiap hari water bombing di lokasi Karhutla.
Sementara Kabupaten Kayong Utara masih tertutup asap, sehingga heli belum bisa olah terbang ke lokasi kebakaran. “Namun para crew heli selalu melihat perkembangan cuaca, kalau jarak pandang terpenuhi sejauh 1.500 m, maka kita bergerak ke KKU untuk water bombing, kalau asap belum terbuka heli WB di Ketapang,” terangnya.
Masih kata Tugiyanto, BPBD Kalbar akan menempatkan heli di empat wilayah. Terbagi pada Singkawang Base 1, Sintang Base 1, Pontianak Base 3 heli, Ketapang Base 3 heli.
Untuk Singkawang Base 1, heli jenis Bell meliputi Kabupaten Sambas, Bengkayang, dan Kota Singkawang. Sintang Base 1, heli jenis MI8 meliputi Kabupaten Kapuas Hulu, Melawi, Sekadau, Sanggau, dan Sintang.
Pontianak Base 3 heli meliputi pelayanan Kabupaten Kubu Raya, Mempawah, Landak, dan Kota Pontianak. Sedangkan Ketapang Base 3 heli, meliputi Kab. Ketapang dan Kayong Utara.
Tugiyanto mengklaim, BPBD Kalbar dan seluruh stakeholder terkait sudah maksimal menanggulangi Karhutla. Baik pemadaman darat maupun melalui udara. Tapi diakuinya pula, kondisi bencana asap dan kebakaran lahan belum dapat dikendalikan. Bahkan kian menjadi.
Akhirnya, apapun hingar bingar komentar warga maupun aparat, Tugiyanto kembali minta pertolongan kepada Yang Maha Kuasa agar turun hujan deras. Dan upaya bersama stakeholder terkait.
“Kita pun akan menggerakkan semua elemen masyarakat. Terutama tokoh agama untuk berdoa minta bantuan Allah SWT agar menurunkan hujan di Kalbar,” harapnya.
HUJAN BUATAN
Ada upaya lain dari BPBD Kalbar, yang menurut Tugiyanto, akan mendatangkan Tim Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk membuat hujan buatan. “Hujan buatan itupun tergantung ada tidaknya awan yang berpeluang hujan, kalau tidak terbentuk awannya tidak juga bisa dilakukan, itulah upaya kita bagi masyarakat,” ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat agar segera melapor apabila menemukan kebakaran lahan, dan segera melakukan tindakan secepatnya bersama-sama ditanggulangi. Masyarakat pun diminta dengan sangat untuk tidak membakar sampah di halaman pemukiman.
Terpisah, Kordinator Daerah Operasi Manggala Agni Kalbar, Sahat Irwan Manik, menegaskan pihaknya memang terus melakukan pencegahan dan penanggulangan Karhutla seluruh Kalbar. Baik Patroli pencegahan, Patroli terpadu bersama TNI-Polri-Masyarakat, deteksi dini, pendampingan masyarakat dalam pengolahan lahan, sosialisasi ke masyarakat dan sekolah serta pemadaman.
“Bahkan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung penanggulangan di Kalbar dengan unit helicopter untuk patroli udara dan water bombing yang saat ini diperbantukan di Ketapang,” tuturnya kepada Rakyat Kalbar, Ahad (15/9) sore.
Saat ini pun, Mnggala Angni terus bekerja dengan prioritas di Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya, serta Kabupaten yang berbatasan dengan jiran Malaysia. Sahat tak menampik, asap kian tebal beberapa hari terakhir ini dan membuat petugas kesulitan menjangkau area lahan yang terbakar. Di samping kendala berupa sumber air yang minim. Itu tidak menjadi kendala petugas melakukan penaggulangan di areal lahan gambut yang luas.
Laporan: Andi Ridwansyah
Editor: Mohamad iQbaL