eQuator.co.id – Sintang-RK. Untuk memperkecil penggunaan keuangan desa, salah satu caranya adalah dengan banyak mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Contohnya: gotong royong.
“Karena dengan kebersamaan, secara otomatis dapat bersatu membangun desa yang kita cintai ini,” ucap Bupati Jarot Winarno ketika menghadiri bulan bakti sosial (BBS) di Desa Bancoh, Kecamatan Sungai Tebelian, Jumat (26/10). Kegiatan dipusatkan di halaman depan kantor desa itu.
Ia meminta pemerintah desa saat ini lebih banyak menggunakan anggaran dana desa (ADD) untuk meberdayakan masyarakatnya. “Dulu ADD rata-rata fokus pembangunan infrastruktur, tetapi saat ini kita harus mengedepankan pemberdayaan masyarakat dalam penggunaannya,” pintanya.
Artinya, penggunaan dana desa harus semakin efisien. “Coba kalau kita bayar orang, pasti keluar duit ADD-nya lebih besar, kegiatan seperti ini (gotong royong) kan meminimalisir penggunaan ADD yang berlebihan,” tutur Jarot.
Kedepannya, ia meminta pemerintah-pemerintah desa di Sintang lebih banyak berinovasi untuk memberdayakan sumber daya manusia di desanya. “Kegiatan ini juga merupakan salah satu upaya kita untuk tetap melestarikan budaya gotong royong kita di masyarakat desa,” sambungnya.
Pada kesempatan itu, Jarot tidak lupa mengingatkan masyarakat. Agar memperhatikan empat pesan Presiden Joko Widodo terkait pembangunan desa.
Yaitu menentukan produk unggulan masing-masing desa, dirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), embung untuk penampungan air, dan menyediakan sarana olahraga desa (Sorga). “Laksanakan, agar desa kita semakin maju,” tandas Jarot.
Dijelaskan Kepala Desa Bancoh, Suparno, BBS tersebut dilaksanakan dalam rangka membudayakan kegotongroyongan di tengah-tengah masyarakatnya. Yang sebenarnya untuk memperingati hari jadi Desa Bancoh.
“Tadi kita sudah mengecat bangunan Posyandu dan Pustu, kemudian kita memasang kabel listrik untuk daerah pemakaman, masih ada yang lain lagi yang harus dikerjakan,” papar Suparno. (ben)