eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sabtu (13/4) mendatang, Prof Thamrin Usman mengakhiri jabatannya sebagai Rektor Universitas Tanjungpura (Untan). Penggantinya, Prof Dr Garuda Wiko SH MSi yang terpilih untuk periode 2019-2023.
Keputusan tersebut didapati dalam Rapat Senat Tertutup Untan yang menggelar pemungutan suara dan penetapan calon Rektor Untan terpilih di Lantai 3 Gedung Rektorat Untan, Selasa (2/4).
Garuda Wiko mendapatkan 41 suara. Dia unggul dua suara dari Prof Dr Eddy Suratman SE MA yang mendapatkan 39 suara. Sedangkan Dr Ir H Gusti Hardiansyah MSc QAM IPU tidak mendapatkan suara.
Garuda Wiko mengucapkan syukur, karena pemilihan Rektor Untan berlangsung dengan lancer, sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku. “Kita sudah melihat sendiri prosesnya berjalan dengan baik dan dipersiapkan sebaik mungkin oleh panitia,” kata dia.
Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada Rektor sebelumnya Prof Thamrin Usman, Ketua Senat Untan, panitia penyelenggara serta seluruh anggota senat dan perwakilan dari Kemenristekdikti yang telah menghadirkan perwakilan untuk mengikuti acara pemilihan rektor tersebut.
Ke depan, Garuda Wiko mengatakan, dia akan meneruskan program-program yang sudah dimulai oleh rektor sebelumnya. Menurutnya, ada tantangan-tantangan baru yang harus dihadapi dan itu akan disusun dalam program.
Garuda Wiko mengaku penting untuk berkolaborasi dengan pemerintah daerah. Dimana menurut dia, saat ini merupakan eranya kolaborasi baik dengan universitas, perguruan tinggi, pemerintah daerah dan pihak swasta. “Itu sangat penting dan itu kunci kemajuan Untan maupun daerah ini kedepan,”tutur dia.
Dalam membangun dan mengembangkan Untan, kata dia semuanya harus bersatu dan merangkul. Apalagi proses pemilihan rektor pun telah usai. Tentu saja, baik Eddy Suratman maupun Gusti Hardiansyah merupakan keluarga besar Untan. “Kami bertekad bersama-sama terus membangun Untan, pemilihan rektor ini adalah sesuatu yang alamiah, sampai pada periodenya memang harus ada pemilihan tetapi itu tidak menimbulkan perbedaan antara kami,” pungkasnya.
Sementara Eddy Suratman menyampaikan, menerima dengan ikhlas hasil yang diraihnya. Sebab dalam proses demokrasi pasti ada menang dan kalahnya. Dia pun bakal siap membantu untuk mengembangkan Untan. “Sekarang bersiap untuk membantu beliau dengan maksimal dalam memajukan Untan, bersatu saja kita masih sulit apalagi berpecah belah,” tutur dia.
Eddy Suratman berpesan kepada semua pendukungnya untuk membangun peradaban demokrasi, dan menerima segala hasil yang diperoleh. Dan dia mengajak untuk bergabung membantu Garuda Wiko.
Menurut Eddy, Untan harus membangun peradapan demokrasi yang benar. Yang kalah harus menerima kekalahan, sedangkan yang menang memerima kemenangan serta bertanggungjawab untuk menjalankannya. “Ini pesan demokrasi yang akan berlangsung 17 April nanti, kalau ada yang kalah atau menang sama-sama harus legowo, terima apa yang ada,” tutup dia.
Laporan: Maulidi Murni
Editor: Yuni Kurniyanto.