Film ‘Sejawat’ Penuh Pesan Moral Jalinan Persahabatan

Masyarakat Berbondong-bondong Tonton Pemutaran Karya Putra Sintang

Ratusan Masyarakat Sintang Tumpah di Gedung Kesenian2

Kendati dibuat untuk tugas akhir kuliah, tidak mengurungkan niat masyarakat menonton film Sejawat. Masyarakat berbondong-bondong mendatangi Gedung Kesenian Sintang untuk menonton pemutaran perdana film karya putra tersebut, Rabu (21/11).

Achmad Munandar, Sintang

eQuator.co.id – Film pendek Sejawat disutradara Wahyu Gunawan. Film ini sebagai tugas akhirnya di Institut Kesenian Jakarta Jurusan Perfilman. Film berdurasi 24 menit lebih mengisahkan tentang kebijaksanaan menyikapi hubungan persahabatan. Yang lebih membanggakan, film pendek ini masuk semifinal film di Los Angeles, Amerika Serikat.

Menurut Wahyu, lama proses pembuatan film Sejawat tujuh hari. Hanya saja dalam proses prapembuatan film tersebut memakan waktu kurang lebih satu tahun. “Proses shooting-nya tujuh hari,” ujarnya.

Lantaran sifatnya film pendek, Wahyu memaksimalkan kondisi para pemain. Para pemain dan crew diambil dari putra daerah Sintang. Tetapi ada beberapa spesialis DOP dia bawa dari Jakarta yang ingin memperkenalkan produksi film kepada masyarakat Sintang.

Dijelaskan pria yang akrab disapa Kewek ini, ide cerita film Sejawat berdasarkan pengalaman pribadinya. Namun dikemas semenarik mungkin. Dia ingin menyampaikan bahwa dalam persahabatan bagaimana pun harus ada sesuatu. Saling membantu, sehingga membuat hubungan persahabatan menjadi erat.

Di dalam film karyanya ini, Kewek juga ingin memperkenalkan Kabupaten Sintang kepada kota-kota di Indonesia. Baik dari sisi pariwisata, tradisi, budaya dan kearifan lokalnya. “Bahkan sampai ke mancanegara dan kita juga ingin membangun SDM Sintang untuk lebih maju di bidang perfilman,” ujar Kewek.

Film ini ternyata juga menarik perhatian Bupati Sintang dr H Jarot Winarno. Bahkan dia mengapresiasi begitu tinggi terhadap putra daerah yang sudah mampu membuat film pendek. “Film ini sudah bagus dikemas. Apalagi sutradara profesional dengan latar belakang dari Institut Kesenian Jakarta,” serunya.

Meski durasinya singkat, namun film ini mengandung pesan moral yang mendalam. Baik itu dari prilaku masyarakat, kesehatan dan juga hubungan erat antarsahabat yang sering bercanda secara berlebihan. “Tetapi pada saat yang darurat mereka saling bantu membantu,” papar Jarot.

Pemerintah daerah akan mendukung dan membantu seni perfilman untuk di Sintang. Bahkan dukungan individu untuk suatu film karya putra daerah Sintang sudah sewajibnya didukung. Jika nanti ke depannya akan ada kerja sama, Pemkab Sintang akan berikan masukan. “Tentunya pihak pembuat film asal Sintang juga mau menerima masukan-masukan itu. Terutama mencolok pada budaya asli Sintang,” katanya.

Ke depannya, kualitas film ini perlu ditingkatkan kembali agar lebih menarik. Terutama dalam pengambilan landskap di Sintang. “Menurut saya perlu ditingkatkan lagi dari segi longshoot seperti diperlihatkanlah budaya asli Sintang,” imbuh Jarot.

Film garapan putra daerah ini mendapat apresiasi dan sambutan baik dari warga Sintang. Tety misalnya. Dia tidak melewatkan kesempatan menonton pemutaran perdana film Sejawat. “Tentu saya sebagai warga Sintang bangga dong, melihat karya seni sebuah film pendek yang dibuat anak asli Sintang,” ujarnya.

Film yang disutradarai anak muda asal Sintang ini diharapkan bisa menumbuhkan rasa dan semangat jiwa anak muda kearah yang positif. Bagaimana generasi selanjutnya bisa lebih berkarya lagi di bidang seni. “Khususnya seni industri perfilman di Kabupaten Sintang,” pungkas Tety. (*)