Fakultas Teknik Untan Menyediakan Air Bersih

Dosen Fakultas Teknik Untan, Rustamaji (kanan), sedang menjelaskan penggunaan mesin penyaring air kepada Pimpinan Pesantren Darussalam. Foto: Bangun Subekti
Dosen Fakultas Teknik Untan, Rustamaji (kanan), sedang menjelaskan penggunaan mesin penyaring air kepada Pimpinan Pesantren Darussalam. Foto: Bangun Subekti

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak terus berinovasi dalam memecahkan berbagai masalah masyarakat. Terutama soal krisis air bersih.

Salah satu upayanya yakni melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM). Program ini dilaksanakan pada April hingga Agustus 2018 bertujuan untuk menyediakan air bersih untuk Pondok Pesantren An-Nur dan Pondok Pesantren Darussalam, Kecamatan Sungai Kakap, Kubu Raya.
Program yang bersifat problem solving, komprehensif, bermakna, tuntas, dan berkelanjutan (sustainable) ini dilaksanakan oleh tim PKM yang diketuai oleh Dr. rer. nat. Ir. R.M. Rustamaji, M.T dan Kiki Prio Utomo ST, M.Sc sebagai anggota tim.

Baca Juga: Kemarau Pengaruhi Air Bersih PDAM

Rangkaian kegiatan terdiri dari perencanaan, sosialisasi dan pelatihan pengolahan air bersih, pembuatan instalasi pengolahan air bersih, dan monitoring. Tujuan kegiatan sosialisasi dan pelatihan pengolahan air bersih adalah meningkatkan pemahaman mitra tentang pentingnya air bersih dan dampaknya bagi kesehatan, mampu mengoperasionalkan dan merawat instalasi pengolahan air bersih yang telah diberikan sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu panjang.

“Tim PKM mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jendral Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang telah mendanai kegiatan ini. Juga kepada mitra Pondok Pesantren An-Nur dan Pondok Pesantren Darussalam yang telah menyambut baik kegiatan ini serta antusias dan animo yang cukup tinggi yang berikan mitra dalam menerima teknologi tepat guna instalasi pengolahan air bersih,” ucapnya.

Ia berharap, mitra dapat mandiri dalam mengolah air bersih sehingga menjadi kader yang dapat membantu masyarakat lainnya dalam mengatasi krisis air bersih dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.

Sabtu (18/8), dosen Fakultas Tehnik Untan mengunjungi Pondok Pesantren An Nur, Berembang, Sungai Rengas, Kubu Raya. Tujuannya untuk melihat sekaligus melakukan perawatan terhadap instalasi pengolahan air bersih yang telah dibangun.

Ditemui di sela kegiatan, Rustamaji mengatakan bahwa di dalam kampus itu ada tiga hal yang menjadi pilar pokok pembelajaran.

Baca Juga: Proyek Air Bersih SPAM Badau Amburadul

“Di dalam kampus itu ada pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan yang sekarang kami lakukan saat ini berkaitan dengan pilar ketiga, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Di Indonesia, kampus itu menopang ketiga pilar ini,” tutur Rustamaji.

Terkait dengan pengabdian kepada masyarakat, pihaknya merasa perlu untuk menyebarkan teknologi tepat guna terutama dalam bidang air bersih. Menurutnya, tepat guna ini adalah teknologi tersebut tepat penggunaannya dan memberi dampak positif bagi kehidupan.

“Untuk kegiatan kali ini, kami memilih Ponpes An Nur karena kami ingin kelak pihak Ponpes bisa menyediakan air bersih secara mandiri. Karena Ponpes ini belum masuk pada cakupan PDAM. Maka dari itu kami berikan teknologi penyaringan air baku menjadi air yang bersih kepada para santri agar para santri mendapatkan air bersih secara mandiri,” jelas Rustamaji.

Ia menyatakan bahwa pihaknya tidak hanya menyediakan alat-alatnya saja, tapi juga mengajarkan kepada para santri bagaimana merawat alat-alat tersebut. Seperti misalnya bagaimana mengganti filter di dalam mesin.

Ia juga mengatakan bahwa ini bisa menjadi media pembinaan dari para ustadz tentang penyediaan air. Baginya hal ini sangat cocok untuk dipelajari para santri mengenai sanitasi air bersih yang benar. “Bila ada kebersihan di pesantren maka pasti akan ada kesehatan di dalamnya,” ucapnya.

Baca Juga: Karhutla ‘Tradisi’ Musim Kemarau

Berdasarkan pengamatan dirinya, kadar keasinan air di lingkungan pesantren lumayan tinggi. Ini dikarenakan posisi pesantren berada di daerah pesisir. Tanah di lingkungan pesantren pun memiliki banyak unsur sehingga air yang ada memiliki aroma khas hasil oksidasi.

Saat ditanya apakah sasaran dari kegiatan PKM tahun ini hanya menyasar pada pesantren saja, Rustamaji secara tegas mengatakan tidak. Menurutnya kegiatan PKM ini bertujuan untuk menyebarkan teknologi sehingga semua bidang bisa dimasuki sebagai objek kegiatan.

“Teknologi tepat guna itu bisa untuk siapa saja dan pesantren adalah bagian dari masyarakat. Kami menyasar pada pesantren karena kami melihat ini sangat strategis.

Pesantren An Nur ini memiliki 120 santri. Bila teknologi tepat guna ini bisa digunakan oleh para santri, maka tentu akan mendatangkan kebaikan bagi warga pesantren. Selanjutnya silahkan bagi santri untuk menyebarluaskan. Teknologi ini sederhana dan mudah untuk diaplikasikan selama mengikuti prosedur teknologi tersebut,” ucap Rustamaji.\

Baca Juga: Penyaluran Air Bersih Sisa 14 Persen

Terpisah, pengurus harian Pondok Pesantren An Nur, Ustadz Rudinal Mukhtar, menyatakan apresiasinya terhadap bantuan teknologi penyaringan air bersih menjadi air baku ini. Baginya ini adalah izin dari Allah SWT.

“Alhamdulillah, Fakultas Teknik telah membantu Pesantren An Nur ini. Tentunya ini adalah izin dari Allah karena tidak ada sesuatu yang bisa bergerak kecuali dengan izin Allah. Kami sangat bersyukur atas bantuan ini,” ucap Rudi sembari tersenyum.

Menurut dia, kondisi air di lingkungan pesantren sebelum adanya mesin penyaring sangatlah sulit dan selalu mengharapkan adanya air hujan saja. Ditambah dengan kondisi kemarau saat ini, kesulitan itu semakin menjadi.
“Dengan adanya bantuan ini, setidaknya mengurangi beban kami saat ini. Sebelumnya, untuk mandi dan cuci kami selalu menggunakan sungai yang lumayan luas. Karena sekarang ini kemarau, maka sungai pun kering,” ucap Rudi.

Ia berharap bantuan ini menjadi awal untuk bantuan di ranah lainnya seperti penerangan dan lainnya.

Laporan: Bangun Subekti
Editor: Ocsya Ade CP