eQuator – Baru-baru ini, tepatnya pada 28 Oktober 2015, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda. Ini merupakan suatu pengakuan bahwa pemuda memilki andil yang cukup besar dalam perjuangan bangsa Indonesia.
Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari Pemuda-Pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Ini hasil rumusan dari rapat Pemuda-Pemudi atau Kongres Pemuda II Indonesia.
Berbagai hal menyangkut perubahan dan pembangunan, selalu dikaitkan dengan adanya campur tangan peranan pemuda. Sejarah membuktikan itu, di berbagai belahan dunia perubahan sosial politik menempatkan pemuda di garda depan. Peranannya menyeluruh, menjadikan pemuda sebagai sumber energi perubahan suatu bangsa.
Tidak tanggung-tanggung, pemimpin besar seperti Presiden RI pertama, Ir Soekarno mengungkapkan kata-kata pengobar semangat, “Beri aku sepuluh pemuda, maka akan ku goncangkan dunia,” yang disampaikan dalam pidato kenegaraan di masa jayanya.
Dalam pikiran orator ulung dunia ini, tentu pemuda digambarkan sebagai sosok unggul, pilihan, bergairah, dan memiliki semangat yang bergelora. Pemuda yang dimaksud juga memiliki intelektual dan visioner serta mempunyai semangat pantang menyerah.
Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesian, kenyataaannya pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu.
Peran tersebut juga tetap disandang oleh pemuda Indonesia hingga kini, selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa, pemuda Indonesia juga secara aktif melakukan kritik.
Pemuda juga mengganti pemerintahan apabila pemerintahan tersebut tidak lagi berpihak ke rakyat. Hal ini dapat dilihat pada kasus jatuhnya pemerintahan Soekarno oleh gerakan pemuda, yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa dan pemuda tahun 1966. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemuda dalam menumbangkan pemerintahan Presiden Soeharto yang telah 32 tahun berkuasa.
Peran yang disandang pemuda Indonesia sebagai agen perubahan dan agen kontrol sosial hingga saat ini masih sangat efektif. Bahkan peran pemuda masih sangat krusial di masa mendatang. Ditangan merekalah menentukan arah perkembangan bangsa. Sebab para pemuda merupakan cikal bakal pemimpin-pemimpin bangsa ke depannya.
Namun bila melihat fenomena yang ada, rasa-rasanya kita harus mengurut dada. Pemuda yang diharapkan menjadi penerus bangsa malah banyak yang terjebak pada hal-hal negatif. Narkoba, sek bebas, perkelahian dan segala bentuk penyakit sosial dewasa ini banyak menyerang remaja dan pemuda. Padahal hakikatnya seorang pemuda merupakan roda penggerakan bangsa.
Sebagai seorang pemuda, sudah seharusnya bisa menjadi teladan yang baik bagi generasi berikutnya.
Jika dibandingkan ketika melihat apa yang terjadi pada era pra kemerdekaan Indonesia, saat itu semua elemen pemuda bergerak secara bersama-sama dalam satu komando tanpa ada perselisihan sedikitpun.
Kala itu semua pemuda sadar bahwa kepentingan bersama lebih utama daripada kehendak pribadi. Mereka paham akan arti persatuan dan kesatuan bangsa. Tidak seperti saat ini, pemuda selalu mendahulukan egonya dalam bertindak tanpa memikirkan apa konsekuensinya terlebih dahulu. Sehingga masih banyak pemuda yang tidak sadar akan potensinya masing-masing dan malah terjerumus di dalam kenistaan. (Arman Hairiadi)