eQuator.co.id–Pontianak. Peduli dengan kondusifitas Situasi Keamanan dan ketertiban masyarakat di Wilayah Kalimantan Barat paskah kejadian Pengrusakan fasilitas ibadah Ahmadiyah di kabupaten Sintang, pada (3/9) 2021 lalu, Organisasi Satria Pembela Melayu (SPM) berikan penegasan terhadap beberapa hal penting yang harus dijaga bersama oleh stakeholder dan seluruh elemen masyarakat.
Penyelesaian kasus Ahmadiyah di Kalbar untuk dituntaskan oleh pemerintah daerah Provinsi Kalbar menjadi sorotan utama dari Awaludin selaku Panglima Besar Satria Pembela Melayu, termasuk penghentian segala aktivitas Ahmadiyah di Kalbar.
Kendatipun tidak setuju dengan aktivitas Ahmadiyah, Panglima Besar Satria Pembela Melayu tidak serta merta setuju dengan tindakan pengrusakan fasilitas/rumah ibadah, sehingga terkait masalah proses hukum terhadap pelaku pengrusakan Awaludin mempercayakan proses hukumnya sepenuhnya kepada Polda Kalbar.
Awaludin Panglima Besar Satria Pembela Melayu, menghimbau kepada seluruh masyarakat terutama simpatisan SPM di Kalbar agar bersikap bijak, bisa saling menahan diri, berkepala dingin, jagan mudah terprovokasi dengan adanya unggahan-unggahan di sosial media serta tetap menyerahkan semua proses hukum kepada aparat keamanan yang berwenang, demi terciptanya kedamaian di Kalimantan Barat.
“Semoga dengan kejadian ini kita bisa ambil hikmahnya,” lugasnya Awaludin dalam keterangan resminya, Senin.
Berikut pernyataan sikap resmi Awaludin, Panglima Besar Satria Pembela Melayu yang dimuat dalam sebuah video pendek:
Assalamualaikum Wr. Wb
Saya Awaluddin selaku panglima besar Satria Pembela Melayu menyatakan:
1. Menolak dengan keras aliran Ahmadiyah di Kalimantan Barat, sesuai dengan fatwa MUI tahun 2015 serta surat keputusan bersama 3 menteri bahwa Paham Ahmadiyah jelas ajaran sesat dan telah menodai ajaran agama Islam’ sehingga wajib dibubarkan pemerintah dan para penyebar paham harus ditindak secara hukum atau ditangkap.
2. Mendukung Gubernur Kalimantan Barat dalam menyelesaikan permalasahan Ahmadiah di Kalimantan Barat
3. Mendukung dan Mempercayakan sepenuhnya kepada pihak kepolisian polda Kalbar dalam menangani khasus ini di sintang.
4. Menghimbau kepada seluruh anggota Satria Pembela Melayu dan para simpatisan di seluruh Kalbar dan Kalteng untuk bisa saling menahan diri dan berkepala dingin serta tetap mempercayakan semua proses hukum kepada aparat keamanan yang berwenang, demi terciptanya kedamaian di Kalimantan Barat.
Sekian dari saya Awaluddin selaku Panglima Besar Satria Pembela Melayu beserta seluruh anggota.
Pontianak, 3 Oktober 2021