Egois Diperlukan dalam Berbisnis

Nixon/Pengusaha Cafe

Nixon

Sifat egois tidak selamanya buruk. Bahkan Nixon, salah seorang pengusaha kuliner dan pemilik Food Stop Cafe di Jalan WR Supratman, Nomor 30 Pontianak ini menggunakannya sebagai power untuk selalu menjadi yang terbaik dalam bisnis.

Pria kelahiran 14 Oktober 1978 ini memandang bahwa “rasa” tidak mau kalah dari orang lain (ego) dapat berbuah positif. Jika hal itu dilakukan pada tempat yang benar. Hal ini pula yang membuat dirinya selalu diapresiasi dimana pun dia bekerja.

Di tengah persaingan bisnis yang relatif ketat, seorang pengusaha tidak boleh lemah dan kalah pada keadaan. Dia harus terus memperbaiki diri dan berjuang keras, karena kesuksesan pada dasarnya ditentukan oleh sang pengusaha itu sendiri.

Namun begitu, bukan berarti Nixon tak pernah jatuh. Dia pernah beberapa kali gagal dalam bisnis, sebelum akhirnya dia membuka usaha cafe. Seperti apa Nixon menjalani proses usahanya, berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar.

+Bisa Anda ceritakan pengalaman terjun ke dunia usaha?

-Terjun ke dunia bisnis dulu tahun 2004, buka toko material dan elektronik dengan tempat sewa, namun tidak berhasil. Sebelum itu, seingat saya juga pernah patungan buka bengkel motor tahun 1999 juga gagal.

+Menurut Anda, apa yang membuat Anda gagal?

-Seperti usaha bengkel saya mungkin karena kurang pengalaman dan hasil dibagi dengan sesama pemodal usaha. Tidak baik joinan usaha dengan siapapun. Bagi saya yang sudah terlewati tidak akan melakukan hal itu lagi untuk yang kedua kalinya.

+Apa atau siapa yang memotivasi Anda terjun ke dunia usaha kala itu?

-Saya tidak pernah termotivasi oleh siapapun. Saya hanya seorang manusia biasa yang normal dan tidak luput dari kekurangan. Dengan sifat egois saya yang tidak mau ngalah dimana saya berpijak dan melakukan kegiatan apapun. Jadi mungkin dari sisi sifat ego itu, saya jadikan dan bawa ke dunia usaha maka jadilah seperti sekarang ini.

Karena dari saya bekerja dengan siapapun selalu ada prestasi ditempat tersebut. Bahkan, terkadang saya dijadikan icon untuk menyemangati karyawan lain.

+Bagaimana Anda sampai akhirnya memilih usaha membuka café?

-Kalau untuk alasan kenapa saya sampai ke usaha sekarang, kita semua enggak tahu jalan yang akan datang. Lewat mana dan ke mana. Hanya ikuti arus saja dimana kita bisa dan punya niat akan ketemu kesempatan. Dalam tanda kutip harus dengan perbuatan yang menolong sesama dan bukan menjatuhkan sesama. Karena apa yang kita tabur itu yang akan kita tuai. Sesuai pepatah, saya sangat percaya akan hal itu.

+Bisa Anda jelaskan soal usaha cafe yang digeluti? Apa yang membuat cafe Anda berbeda dengan cafe-cafe lainnya?

-Nama cafenya Food Stop Café yang berlokasi di Jalan WR Supratman, Nomor 30. Kami buka mulai jam 08.00 AM sampai 21.00 PM.

Di cafe ini, kami menyediakan berbagai macam minuman natural. Berupa aneka buah jus untuk kesehatan dan aneka makanan alami yang halal.

Yang membuat beda dari tempat lain adalah tempat kami tidak menyediakan wifi internet serta tv buat pengemar bola ataupun musik live band. Bisa dikatakan tempat yang lebih sepi suasananya buat para pasangan, keluarga serta anak-anak sekolah bisa berapresiasi di sini.

+Bagaimana Anda melihat peluang ekonomi dari usaha cafe yang dijalankan ini?

-Untuk prospek dan usaha yang dijalankan saat ini, saya rasa sama dengan yang lain, biasa-biasa saja. Selama kita tekuni dan jalani baik-baik pasti akan lancar. Harus dirintis dengan penuh pengorbanan lahir dan batin.

+Apakah Anda juga membuka cabang?

-Belum ada buka cabang, karena baru masa rintis. Cafe ini baru saja satu setengah tahun berjalan.

+Apakah Anda mempunyai usaha lain, selain café?

-Enggak ada usaha lain, saya hanya cafe saja. Saya fokus di situ.

+Kembali soal usaha yang Anda jalani. Apa kira-kira hambatan yang dirasakan?

-Hambatan pasti ada. Enggak perlu dipedulikan, cuek saja. Toh nantinya yang menghambat kita juga akan malu jika sudah diketahui publik. Karena apa yang tidak baik selalu akan tercium sampai sehebat manapun dia menyembunyikannya. Itu saja.

+Bagaimana cara Anda melewati hambatan tadi?

-Melewatinya dengan cara berpikiran terbuka saja. Kita yang benar, akan datang penolong yang memihak kita. Wajar manusia mencari uang demi kebutuhan hidup. Tapi kita harus ingat Tuhan tidak pernah mengajarkan kita mencari uang dengan cara tidak halal dan menjatuhkan pesaing, akan tetapi harus saling membantu.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe