eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Ketersediaan pupuk bersubsidi masih menjadi persoalan bagi petani di Kalbar. Bagaimana tidak, kebutuhan yang cukup tinggi tidak seimbang dengan pasokan yang didapat atau sangat banyak kekurangannya.
“Kebutuhan pupuk di Kalbar cukup besar. Namun pupuk bersubsidi yang dikirimkan pemerintah pusat jumlahnya terbatas,” ujar Maskendari, Anggota DPRD Kalbar, Minggu (7/7).
Persoalan semacam ini menurut dia memang tampak sepele namun berimbas besar bagi kehidupan masyarakat khususnya petani yang sangat membutuhkannya.
Terlebih mereka yang memiliki lahan yang telah ditanam cukup luas sedangkan pupuk subsidi yang diterima tidak sesuai. “Kalbar memiliki lahan yang sangat luas dengan kondisi perkebunannya sangat banyak membutuhkan pupuk. Tapi ketersediaannya sangat terbatas,” pungkasnya.
Persoalan seperti ini dikatakan dia tentu menambah beban para petani yang ada. Lantaran untuk memenuhi kebutuhan itu mau tidak mau mereka harus membeli pupuk non subsidi yang tentunya harus merogoh kocek yang cukup dalam. “Tentu biaya yang bakal dikeluarkan petani akan semakin besar,” cetusnya.
Ia menyebut keluhan ini sangat banyak diterima saat melakan kunjungan kerja di luar sidang atau sedang reses di daerah pemilihannya dengan bertemu dan bertatap muka secara langsung pada masyarakat. “Saat reses tetap ada keluhan terhadap kebutuhan pupuk ini,” tuturnya.
Ia menyebut ke depan setidaknya ini dapat menjadi masukn bagi pemerintah daerah untuk terus memantau dan memperhatikan kebutuhan para petani soal pupuk tersebut agar kuantitas pupuk untuk di Kalbar agar ada penambahan dari jumlah sebelumnya. “Pemda juga harus mendorong pemerintah pusat agar menambah pasokan pupuk bersubsidi ini,” imbuhnya.
Sementara soal indikasi adanya penyelewengan pupuk bersubsidi ini, dirinya menganggap persoalan itu tidaklah pelik lantaran pengawasannya tentu telah dilakukan dari pihak terkait hanya bagaimana keseriusan pengawasan yang dilakukan saja. “Terlepas dari itu semua lantaran penyaluran pupuk bersubsidi tentulah ada pengawasannya,” tutupnya.
Reporter: Gusnadi
Redaktur: Andry Soe