Di Negara Maju, Buku Menjadi Kebutuhan Pokok

Ichfany/Area Manager Penerbit Aneka Ilmu Kalbar

Berawal dari niatan ingin menjadikan masyarakat Kalbar maju dan cerdas. Area Manager Penerbit Aneka Ilmu Kalbar, Ichfany memulai usaha penjualan berbagai jenis buku pada 2007 silam.

Menurutnya, di dunia pendidikan, buku khususnya telah menjadi kebutuhan masyarakat baik sadar maupun tidak. Karena, notabene setiap orang hidup dan berkembang memerlukan pertambahan ilmu.

Pertambahan ilmu ini pun sebenarnya bisa diperoleh dari mana saja. Namun saat ini, media paling mendasar untuk mendapatkan ilmu adalah melalui membaca buku. Dari sini peluang usaha penyediaan buku pun dimulai.

Selain menguntungkan, dia berharap ke depan Kalbar bisa seperti negara-negara maju yang kebutuhan orang akan buku sudah seperti kebutuhan pokok lain. Di negara maju, orang-orang membaca buku tak hanya di sekolah tapi juga di bus, taman, resto dan serta lainnya.

Bagaimana upaya alumnus S1 Teknik Elektro Universitas Tanjungpura (Untan) kelahiran Pontianak, 04 Oktober 1981 ini dalam menggeluti usahanya selama ini. Berikut petikan wawancaranya:

+Bagaimana ceritanya sehingga Anda bisa terjun ke bisnis ini?

-Saya mulai menekuni bisnis ini semenjak tahun 2007. Merintis belajar dari teman dan senior yang kebetulan baru memulai di bidang ini juga.

+Bagaimana prospeknya?

-Bisnis ini menjadi menarik karena anggaran pendidikan saat itu (2007) bombastis. Melalui kebijakan pemerintah yakni 20% dari anggaran pemerintah pusat/daerah untuk dunia pendidikan. Di dalamnya termasuklah untuk peningkatan mutu yakni salah satunya buku. Sementara itu kalkulasi bisnisnya bisa kita lihat. Misalnya berapa banyak jumlah siswa seluruh Kalbar SD-SMA. Setiap murid memerlukan buku pelajaran yang anggarannya sudah disediakan oleh pemerintah. Sementara kompetitor masih terbatas. Bisa dihitungkan?

+Menurut informasinya, Anda tidak hanya berjualan buku, tetapi juga barang-barang yang berhubungan dengan dunia pendidikan.

-Ya, berawal dari buku, saya kemudian merambah ke bidang lainnya yang dibutuhkan di dunia pendidikan. Antara lain alat peraga dan alat laboratorium. Sehingga pada tahun 2011, saya dipercaya menjadi area manager penerbit Aneka Ilmu Group untuk wilayah Kalbar—yang pusatnya di Semarang.

Produk yang saya bawa antara lain, buku teks pelajaran, buku non teks pelajaran berupa buku-buku penunjang dan perpustakan, alat peraga pendidikan dan alat laboratorium dari TK hingga SMA. Barang-barang ini, kami pesan dari Semarang. Tetapi ada juga dari Surabaya, Jakarta dan daerah Jawa lainnya.

+Saat ini bagaimana Anda melihat prospeknya?

-Hingga saat ini bisnis pengadaan di dunia pendidikan masih cukup berpotensi, karena kebutuhan akan barang-barang tadi masih diperlukan.

+Bagaimana cara Anda menjalani bisnis ini?

-Bisnis ini saya jalankan melalui dua pola. Pertama, sistem retail/reguler. Dimana, saya menggunakan sales marketing yang bergerak langsung door to door ke sekolah. Kedua, sistem project. Melalui kebutuhan pemerintah yang dilaksanakan melalui mekanisme tender/lelang.

+Apa hambatan yang Anda hadapi dalam bisnis ini?

-Untuk yang retail, dalam dua tahun terakhir terkendala kebijakan pemerintah pusat tentang buku kurikulum 2013. Dimana, penggandaan dan distribusinya dilelang/dilakukan oleh pusat sehingga ini mematikan pengusaha di daerah. Jadi semua buku di-droping dari pusat.

Sementara kendala lain, pembayaran-pembayaran dari sekolah atau konsumen yang biasa terlambat.

+Apa alasan sekolah atau konsumen biasanya terlambat dalam hal pembayaran.

-Sebenarnya banyak sumber anggaran untuk membeli barang tersebut. Ada dana BOS, dana murid, APBD atau APBN. Keterlambatan karena meleset pencairan dari dana-dana tersebut. Tapi biasanya hanya bergeser selama 1 bulan.

+Kembali soal penurunan retail dan hambatan yang Anda rasakan. Apa yang Anda butuhkan agar dunia usaha pendidikan bisa stabil dan berkembang.

-Untuk mengatasi kendala ini perlu dibuat regulasi oleh pemerintah tentang alokasi anggaran dunia pendidikan. Karena sesungguhnya kebutuhan sekolah akan buku dan alat peraga serta media pembelajaran sangat tinggi. Apalagi sekolah-sekolah yang berada di daerah.

+Bagaimana cara Anda mendapatkan konsumen serta bagaimana Anda melakukan pendistribusiannya. Apakah Anda juga membuka cabang di tiap-tiap daerah?

-Bisnis ini sebenarnya adalah bisnis jaringan menjaga hubungan/relasi yang baik dengan konsumen/sekolah. Jika pelayanan kita baik, barang berkualitas, barang datang tepat waktu pasti dengan sendirinya sekolah-sekolah yang menjadi langganan kita bercerita ke sekolah-sekolah lainnya. Sehingga sekolah-sekolah tersebut menghubungi marketing kami langsung. Biasanya cenderung banyak yang seperti itu.

Kami tidak membuka agen, cuma kantor dan penjualan retail pakai sales marketing. Saya juga selaku direktur di CV Aksara Prima, yang melayani distributsi alat pendidikan. Kantor kami di Jalan Kesehatan No 123 Kota Baru, Pontianak.

+Kalau boleh tahu berapa besar pesanan dan omzet tertinggi yang pernah dicapai perusahaan?

-Untuk omzet saya pikir untuk sementara menjadi rahasia dapur sendiri. Tapi Insya Allah, lebih dari cukup untuk saya dan temen-teman.

Reporter: Fikri Akbar

Redaktur: Andry Soe